Siswa di Kurubhoko Ikut Kegiatan Ekoliterasi, Berikut Liputannya!
Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kepedulian seorang siswa terhadap lingkungan.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Siswa di Kurubhoko Ikut Kegiatan Ekoliterasi, Berikut Liputannya!
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Upaya untuk memperkenalkan ekoliterasi kepada siswa sekolah harus digalakan.
Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kepedulian seorang siswa terhadap lingkungan.
Seperti yang dilakukan di Kurubhoko, sedikitnya 120 siswa sekolah di Kurubhoko Kecamatan Wolomeze mengikuti kegiatan ekoliterasi dengan menanam pakan ternak di lahan contoh Resort Peternakan Kecamatan Wolomeze Kabupaten Ngada.
Para siswa itu datang dari SDI Kurubhoko didampingi gurunya Damian Ly, siswa SDK Tanawolo didampingi Kepala Sekolah Yakobus Lingge dan guru lainnya Petronela Meo dan Ibu Lusia, siswa SMP Satap Kurubhoko didampingi guru Adrian Kota.
Setelah mendapat arahan dan petunjuk teknis, para siswa membawa masing-masing satu koker anakan taramba - sejenis lamtoro untuk pakan ternak.
Semua siswa menuju patok-patok yang sudah disiapkan disertai lubang tanam dan serentak melepaskan polibek dan mulai memasukan anakan taramba.
Para siswa tampak antusias dalam aksi menanam pakan. Itu terlihat setelah selesai menanam di patok yang satu mereka langsung bergegas ke patok selanjutnya yang sudah disertai anakan taramba siap tanam.
Hanya dalam waktu tak sampai 30 menit sebanyak 440 anakan taramba berhasil ditanam semua di atas lahan sekitar 30 are.
Ketua Yayasan Puge Figo (YPG) Emanuel Djomba, mengatakan, kegiatan ekoliterasi tersebut dilaksanakan, Jumat (24/1/2020) dan pihaknya melibatkan siswa sekolah bersinergis dalam kegiatan ini karena selama ini sudah secara rutin mengambil bagian dalam program ekoliterasi bahkan dua SD di Kurubhoko ini sudah dijadikan sekolah contoh berbasis ekologi bekerja sama dengan Yayasan Puge Figo (YPF) – yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup.
Kegiatan ini, kata Emanuel sebagai langkah takhtis untuk menumbuhkan kesadaran ekologi kepada siswa, bahwa manusia tak dapat hidup tanpa lingkungan.
"Nilai cinta lingkungan yang mau kita tanamkan kepada generasi muda di tengah krisis ekologi yang semakin serius dan mengancam kehidupan generasi mendatang," jelas Emanuel, kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (26/1/2020).
Ditambahkan Emanuel yang juga pegiat literasi dari Rumah Literasi Cermat (RLC) Ngada ini, penanaman pakan ternak juga memiliki manfaat ekologi, untuk kesuburan tanah dan mudah menyerap air dan manfaat lainnya.
Dengan tersedia pakan dimana lahan terbuka kian terbatas, setidaknya membuka mata generasi muda akan masalah ternak yang mengganggu lingkungan juga lingkungan sosial.
Keterlibatan siswa dikatakannya, juga sebagai bagian dari pendidilan ekologi (ekoliterasi) yang selama ini diemban oleh Yayasan Pige Figo (YPF).
"Karena itu bersamaan dengan penanaman pakan ternak di Dinas Peternakan, maka YPF besinergis melalui programnya yakni reboisasi berbasis pakan ternak," ujar Emanuel.
Emanuel mengatakan pendidikan ekologi merupakan salah satu misi YPF, sedangkan reboisasi berbasis pakan ternak merupakan salah satu kegiatan yang mendukung misi konservasi atau reboisasi di yayasan ini.
Tidak Boleh Bakar Hutan
Emanuel mengaku usai penanamam pakan ternak jenis Taramaba, para siswa juga diajak bincang-bincang oleh Kadis Peternakan Ngada, Nensi Killa.
Sebagai seorang ibu, Nensi mengajak para siswa agar menjaga lingkungan, misalnya dengan menanam pohon yang banyak.
Karena, di rumah semua pasti mempunyai ternak maka perlu siapkan pakannya sehingga tidak kesulitan terutama memasuki musim kemarau panjang.
Nensi juga ingatkan anak-anak agar tidak membakar hutan di musim kemarau, karena itu sangat merugikan dan merusak ekologi. Pohon dan rumput akan musnah sehingga tidak memberi manfaat bagi manusia.
Sementara Kepala SDK Tanawolo, Yakobus Lingge, memberi apresiasi kepada Dinas Peternakan dan YPF yang melibatkan sekolah dalam kegiatan ini.
Menurut Yakobus, melalui kegiatan luar ruangan seperti ini, anak belajar langsung pada masalah di lingkungan luar sekolah. Selain itu juga bentuk penananam nilai bagi anak dalam mencintai lingkungan.
Sementara guru pendamping SDI Kurubhoko Damian Ly juga memberi apresiasi positif terhadap kegiatan ekoliterasi.
Siswa belajar di dunia ril manfaat ekologi yang melibatkan berbagai elemen.
• Dua Peringatan Dini Dari BMKG Soal Prediksi Cuaca di NTT Hari Ini
• Di Kabupaten Ngada Yayasan Puge Figo Adakan Reboisasi Berbasis Pakan Ternak
"Para siswa mulai ditumbuhkan kesadaran berekologi sejak dini. Kalau generasi sekarng ini ditandai dengan sikap tidak cinta/ramah lingkungan, maka dengan ekoliterasi diharapkan generasi muda lebih melek/ramah ekologi dan memberi harapan baru akan kehidupan di masa depan," ujar Damian.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)