Kepoin ! 5 Warga NTT Demam Tinggi Bersamaan Digigit Anjing Kintamani yang Positif Rabies
Mereka semua asal NTT ) yang tinggal bersama di satu rumah kontrakan di Lingkungan Sangkan Buana, Kelurahan Semarapura Kauh.
Kepoin ! 5 Warga NTT Demam Tinggi Bersamaan Digigit Anjing Kintamani yang Positif Rabies
POS-KUPANG.COM-- Herman Yulianto Nenotek (29), berbaring lemah di ruang A5, Sal Apel, RSUD Klungkung, Sabtu (25/1). Warga asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut dan empat rekannya diisolasi dalam satu ruangan karena didiagnosa suspect rabies.
Mereka alami demam tinggi sejak Jumat (24/1) malam setelah digigit anjing Kintamani yang positif rabies di rumah kontrakan di Lingkungan Sangkan Buana, Lingkungan Semarapura Kauh, Klungkung pekan lalu.
"Saya digigit pada bagian kaki kanan, hanya sedikit lukanya," ujar Herman Yulianto. Selain Herman, pasien suspect rabies lainnya yaitu Paskalis Bau (21), Rifan Taneo (29), Ensi Maugana (23) dan Wanri Christian (20).
Hanya Herman yang saat itu masih mampu berkomunikasi. Sementara empat orang lainnya lelap tertidur dalam kondisi lemah. Mereka semua asal NTT ) yang tinggal bersama di satu rumah kontrakan di Lingkungan Sangkan Buana, Kelurahan Semarapura Kauh.
"Kami semua pegawai koperasi Sumber Rezeki. Anjing yang menggigit, didapat rekan kami dari seorang nasabah di Kintamani, Bangli. Tuan rumah kami tangannya juga sempat digigit anjing itu," kata Herman.
Mereka dilarikan ke RSUD Klungkung karena alami demam secara bersamaan, Jumat malam (24/1). Bahkan seorang pasien yakni Rivan Taneo sempat kejang-kejang.
"Kami belum pastikan apakah positif atau tidak, masih harus pemeriksaan lebih lanjut. Sementara masih suspect atau kecurigaan rabies karena semua pasien sempat digigit anjing yang positif rabies," kata Humas RSUD Klungkung, Gusti Putu Widiyasa.
Tidak lama berselang, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Klungkung I Wayan Kariana, menyambangi RSUD Klungkung untuk mengecek kondisi kelima pasien tersebut.
Ia meminta beberapa pasien minum air. Kariana bertanya apakah di antara pasien itu ada yang takut cahaya.
"Kondisi hari ini lumayan baik. Semua bisa minum air dan tidak ada fobia cahaya. Kemarin saat di puskesmas, seorang pasien sempat takut cahaya dan wajahnya ditutup bantal. Tapi saat ini berani melihat cahaya, mungkin saja kemarin karena demamnya tinggi. Semoga saja keluhan demam dan kejang kemarin bukan rabies," kata Kariana.
Ia menjelaskan, gejala khas terinfeksi rabies antara lain, pasien takut cahaya matahari dan tair. Air liur pasien biasanya keluar secara berlebihan. "Walau pagi ini kondisinya baik, namun kami observasi terus," tegasnya.
Gigit 11 Warga
Gigitan anjing di Lingkungan Sangkan Buana terjadi tanggal 12 hingga 15 Januari 2020. Seekor anak anjing Kintamani warna putih diketahui mengigit 11 orang warga. "Anjing yang sama menggigit 11 warga dari tanggal 12 sampai 15 Januari 2020," ungkap Kariana.
Menerima informasi itu, pada 15 Januari 2020 petugas Bidang Keswan (Kesehatan Hewan) mengambil sampel otak anjing untuk cek laboratorium. Hasilnya anak anjing Kintamani itu positif rabies.
Warga yang digigit kala itu langsung diberikan VAR. Dua orang mengalami gigitan berisiko tinggi yakni jilatan atau luka pada mukosa, luka di atas daerah bahu (leher, muka dan kepala), luka pada jari tangan dan jari kaki.