Berita Pendidikan
Perhatian Serius Anak Indonesia Yang Berbakat Saat Ikut IEO, Ini Catatannya!
Olimpiade ekonomi tingkat dunia untuk anak-anak SMA, International Economics Olimpiade ( IEO) tahun 2019.
Untuk mengerjakan semua itu paling tidak mereka harus latihan dan melahap materi-materi dasar mikro dan makro ekonomi, ekonomi internasional, ekonomi-politik internasional yang biasanya diberikan di bangku kuliah jurusan ekonomi atau hubungan internasional.
Mereka ditantang untuk mengelaborasi persoalan investasi, pertumbuhan ekonomi, hingga masalah krisis ekonomi.
Mereka melahap soal-soal berkelas dunia yang disusun langsung oleh panel akademik IEO yang terdiri dari para pakar dan praktisi dari Amerika, Eropa, dan Asia dan bahkan para peraih Nobel.
Jika saja Karl Marx, Lenin, atau Gorbachev masih hidup, mungkin saja anak-anak ini akan berkesempatan untuk berjumpa, menguji dan mengkritisi langsung paradigma Marxisme-Leninisme hingga paradigma antithesisnya, Glasnot dan Perestroika, yang mengubah percaturan ekonomi-politik global dan menandai berakhirnya sebuah era Perang Dingin pada awal tahun 1990-an.
• Kamu Harus Tahu! Ini Jurusan Kuliah Favorit Anak IPS dan Prospek Kariernya
Raihan prestasi dan kesempatan istimewa
Dalam suasana kompetisi di negeri Perestroika, anak-anak Indonesia juga berkesempatan untuk menerima kuliah dari peraih nobel ekonomi sekaligus penasehat IEO, Prof. Eric E Maskin dari Harvard University.
Anak-anak diajak untuk masuk ke dalam konstruksi Theory of Mechanism Design, melalui mana Eric Maskin diganjar Nobel Ekonomi tahun 2006.
Anak-anak diajak untuk menengok postulat Maskin tentang bagaimana pilihan keputusan pembagian "kue" ekonomi yang bijak namun tetap rasional harus diambil berdasarkan mekanisme uji petik keluaran dan pandangan aktor sasaran pengambilan keputusan.
• Bobotoh Masih Ingin Makan Konate Meski Wander Luiz dan Joel Vinicius Perkuat Maung Bandung
Anak-anak diberi semacam short cut pemahaman untuk masuk ke dalam ruang bangunan dasar pemikiran game theory-nya Maskin tentang pilihan kebijakan yang terlihat sangat rumit namun dengan brilian berhasil disederhanakan dalam sebuah teori yang menakjubkan.
Setidaknya itulah yang anak-anak Indonesia bisa alami sebagaimana anak-anak dunia lainnya lalu juga dengan antusias berdiskusi dengan Maskin dan berkesempatan berfoto selfi.
Tentu tidak banyak anak anak Indonesia yang memiliki kesempatan emas seperti ini.
Dengan inspirasi dan prestasi mereka berhak berharap suatu hari kelak mereka yang akan duduk di meja meja terhormat dunia untuk menjelaskan karya Nobel mereka yang bermanfaat untuk peradaban Indonesia dan dunia.
Dan, satu tahap mengejar mimpi itu sudah ditapaki ketika kelima anak Indonesia menyabet 1 medali emas, 3 perak dan 1 perunggu, yang membuat Indonesia berada di ranking ke-3 dunia setelah China dan Spanyol.
• Satgas Yonif 132/BS Bersama Warga Bangun Bak Penampungan Air Bersih
Membangun manajemen talenta Indonesia
Tidaklah diragukan lagi bahwa anak-anak Indonesia itu memang hebat, unggul dan berdaya saing. Tinggalah bagaimana kewajiban kita sebagai orang tua, orang dewasa, sebagai pemerintah dan masyarakat memberikan perhatian serius untuk menghargai dan melakukan pembinaan berkelanjutan atas prestasi dan mimpi anak anak Indonesia bahkan di bidang apapun itu.
Oleh karenanya, sebuah manajemen talenta sebagaimana menjadi visi Presiden Jokowi, sangatlah genial. Senyatanya pengelolaan talenta anak Indonesia telah menjadi kebutuhan Indonesia sangat krusial mengingat kita selama ini belum memiliki cetak biru pengembangan SDM yang canggih dan terencana hebat untuk menjawab tantangan pembangunan nasional dan memenangkan persaingan global.
Sampai saat ini nampaknya pembinaan talenta generasi Indonesia masih dilakukan secara parsial dan sporadis.
• Foto Sejumlah Lokasi di Australia, Sebelum dan Sesudah Musibah Kebakaran, Kondisinya Sangat Kontras