Terus Dibully, Aa Gym Ungkap Gubernur DKI Anies Adalah Orang Sangat Beruntung, Tak Pernah Dipuji

Terus Dibully, Aa Gym Ungkap Gubernur DKI Anies Adalah Orang Sangat Beruntung, Tak Pernah Dipuji

Editor: Alfred Dama
Grid.id
Anies Baswedan saat ditemui Grid.ID pada acara Narasi Playfest 2019 di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (25/8/2019) 

Namun, Anies Baswedan melihat, banjir di daerah lain tidak menjadi percakapan di media sosial, sehingga, sepertinya halnya banjir di Jakarta.

"Kenyataannya, Indonesia sedang mengalami tantangan cuaca yang luar biasa."

"Kalau di Jawa bagian barat, (banjir) dari mulai Lebak sampai Bekasi."

"Sayangnya, tidak semua dapat perhatian dalam percakapan," ujar Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Ilustrasi. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan makan bersama pengungsi di Rusun Rawa Buaya Jumat (3/1/2020). (Warta Kota)

"Padahal, banjir di daerah lain lebih parah dibandingkan Jakarta."

Anies Baswedan mengungkapkan, banjir di Jakarta tidak menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan lainnya.

"Coba dicek berapa jembatan yang hilang di banyak tempat."

"Di Jakarta ini, Alhamdulillah, gedung hilang, tidak ada, rumah longsor, tidak ada, jalan rusak tidak ada, betul ya?"

"Kantor tutup, tidak ada, mal tutup, tidak ada, Bundaran HI ketutup, tidak ada."

"Itu semua tidak ada, tapi pembicaraannya tinggi," kata Anies.

"Tapi, yang terjadi di tempat yang ada itu semua, malah tidak jadi pembicaraan," lanjutnya.

Anies Baswedan tidak mau mengomentari tingginya perbincangan di media sosial soal banjir Jakarta.

Menurut dia, Pemprov DKI saat ini sedang fokus pada penanganan banjir.

"Pemerintah harus bekerja menggunakan kenyataan, fakta, bukan memfokuskan pada percakapan, karena percakapan bisa naik turun dan bisa positif negatif."

"Tapi kami bekerja untuk memastikan pelayanan berjalan baik, warga terlindungi," ucap Anies.

Seperti diketahui, di awal tahun baru, banjir melanda sejumlah titik di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, Lebak, dan Bogor.

Tautan asal

Sulitnya mengatasi bencana banjir bahkan mengakibatkan daerah lain di antaranya Bekasi minta bantuan ke DKI Jakarta.

Anies Baswedan telah menanggapi permintaan bantuan untuk mengatasi banjir yang disampaikan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Pemerintah Kota Bekasi mempersiapkan sejumlah hal dalam menghadapi prediksi terjadinya cuaca ekstrem pada pertengan Januari hingga awal Februari 2020.

Anies Baswedan dan banjir Jakarta
Anies Baswedan dan banjir Jakarta (Kolase Instagram Anies Baswedan & @jktinfo)

Cuaca ekstrem itu merupakan curah hujan yang tinggi sehingga berpotensi terjadi kembali banjir.

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan, persiapan itu pihaknya akan menyiapkan shelter evakuasi hingga sejumlah perahu evakuasi di titik lokasi banjir.

"Kita tidak ingin terjadi banjir lagi, tapi ada informasi yang cukup dari BMKG bahwa akan ada cuaca yang ekstrem hujan."

"Maka, kita harus melakukan persiapan," kata Tri kepada awak media, Rabu (8/1/2020).

Tri menerangkan, shelter evakuasi bencana banjir itu akan disiapkan di tiap kecamatan.

Nantinya shelter itu bakal berfungsi laiknya posko penampungan sementara.

"Shelter itu nanti ada fasilitasnya lengkap, mulai keperluan logistik, obat-obatan, hingga area istirahat tempat tinggal sementara."

"Lengkap semua, ada dapur bersama, tim kesehatan dan lainnya," ucap dia.

Untuk jumlah shelternya akan disesuaikan dengan wilayah terdampak banjir. Jika area terdampak cukup banyak titik, tentunya shelter yang dibangun akan lebih banyak.

"Disesuaikan dengan kondisi yang ada misal di Jatiasih sebaran titik banjir banyak tentu harus lebih banyak," kata Tri.

Tak hanya kesiapan shelter, lanjut Tri, pihaknya juga telah meyiagakan personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tagana maupun unsur lainnya dalam penanganan banjir.

Tidak ketinggalan, perahu evakasi juga disipakan di titik-titik lokasi terdampak banjir sehingga proses evakuasi jauh cepat.

"Kita sekarang dalam posisi hampir mendekati angka 40-an (perahu), kita lebih prepare dalam menghadapi ini, menjadi lebih prepare menghadapi informasi BMKG soal cuaca ekstrim," kata dia.

Tak hanya itu, alat pendeteksi maupun tim pemantau debit air Kali Bekasi juga disiagakan.

Sehingga, bila tinggi air muka melebihi batasa normal sudah bisa langsung diinformasikan ke warga untuk melakukan persiapan evakuasi.

"Dinas BMSDA itu sudah ada early warning system, ada peringatan dini kita sudah pasang alat di perbatasan dengan Bogor sana namanya jembatan PU. Kita juga di PGP ada pos pengawas," kata dia.

Tri menambahkan saat ini juga proses perbaikan tanggul rusak di sepanjang Sungai Bekasi tengah dikerjakan pihak Kementerian PUPR.

Sehingga, diharapkan tidak terjadi limpasan air melaui tanggul rusak itu.

"Pihak Kementerian PUPR juga menyiapkan sejumlah pompa, kami dari pemkot juga siapkan," katanya.

Sementara itu, sebelumnya diberitakan, ijazah yang rusak atau terbawa banjir menjadi persoalan warga Kota Bekasi pascabanjir yang terjadi pada awal tahun 2020.

Warga meminta agar pemerintah memfasilitasi untuk proses penerbitan ijazah baru.

Akan tetapi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatulah mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa menerbitkan Ijazah atau Surat Tanda Taman Belajar (STTB) baru bagi.

“Iya tidak bisa diperbaiki, digati atau diterbitkan baru,” kata Inay kepada Warta Kota, Rabu (8/1/2020).

Ia menjelaskan, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 29 tahun 2014, ijazah tidak bisa diterbitkan yang baru.

Akan tetapi, diganti surat ketarangan pengganti ijazah yang ditandatangani kepala dinas.

"Jadi,kita terbitkan surat keterangan pengganti ijazah, atas tandatangan saya (kepala dinas)," jelas dia.

Surat keterangan pengganti ijazah itu, kata Inay, setara dengan ijazah baru. Sehingga ketika melamar kerja maupun CPNS tetap sah.

"Surat keterangan pengganti ijazah ini resmi sederajat dengan ijazah asli sesuai aturan Permendikbud itu. Jadi tetap bisa lamar kerja nanti kan kita legalisir juga," kata Inay.

Untuk proses pembuatannya, kata Inay, warga yang ijazahnya rusak tinggal mendatangi kantor Dinas Pendidikan.

Setelah sebelumnya, datang ke sekolahnya meminta surat pengantar.

"Termasuk minta surat keterangan RT/RW sebagai korban banjir atau kepolisian untuk warga kehilangan ijazah," kata Inay.

Inay menambahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas RT RW setempat untuk menginventaris data warga yang ijazahnya mengalami kerusakan parah hingga tak berbentuk.

"Kita akan komunikasi dengan RT RW data warga yang ijazahnya rusak terdampak banjir. Kita fasilitasi dan tidak dipungut biaya," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah warga Kota Bekasi yang terdampak banjir parah pada awal tahun 2020 meminta agar pemerintah memfasilitasi proses penggantian ijazah mereka yang rusak.

Ijazah mereka rusak terendam banjir dan penuh lumpur.

"Dari warga permintaan lain selain bantuan logistik, yaitu tolong difasilitasi penggantian ijazah saya yang rusak," kata Desy Arisandi (23) warga Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Rabu (8/1/2020).

Desy menuturkan sejumlah ijazahnya hancur akibat banjir. Rata-rata ijazahnya rusak tak kelihatan tulisannya.

"Tulisannya semuanya luntur, ada beberapa yang rusak parah sobek sama hancur kena lumpur," ucap dia.

Ia mengungkapkan ketika kejadian banjir, dirinya bersama keluarga tengah pergi ke daerah Bogor untuk berlibur tahun baru.

Dirinya tak menyangka banjir di wilayahnya cukup parah. Sehingga ijazah miliknya yang disimpan di lantai dua rumahnya ikut terendam.

"Banjirnya kan parah bangat, sampai ke lantai dua. Padahal kan saya simpan dilantai dua, diatas lemari. Ini kan banjirnya sampai 6 meter sisa atap aja," ungkap dia.

Permintaan serupa juga diungkapkan Tony Wanda (43) warga Perum Pondok Mitra Lestari, Jatiasih. Ia meminta agar ijazah anak-anak yang rusak agar bisa diganti.

"Harapannya ya bisa difasilitasi agar ijazah anak-anak saya yang rusak bisa diganti," kata dia.

Ia menjelaskan, ijazahnya hancur lebur seperti bubur pascabanjir. Hanya beberapa saja yang masih selamat.

"Kebanyakan ijazahnya hancur semua, sudah engga berbentuk. Ada sebagian yang masih bisa selamat, kita jemur keringkan," kata dia.

Anies Baswedan
Anies Baswedan (KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN)

Ia menceritakan, ijazahnya tak selamat saat banjir dikarenakan kala itu ia tengah pergi ke Bali untuk berlibur.

Dirinya baru pulang ke rumahnya pada Senin (6/1/2020) malam. Ketika datang ke rumahnya, semua isi rumahnya hancur. Termasuk ijazah ketiga anaknya rusak.

"Saya pada awal tahun baru sudah diberi kabar kalau banjir, tapi mau pulang ya gimana lagi di Bali. Jadi pasrah aja," jelas dia.

Tak hanya ijazah semua peralatan rumah tangga, seperti lemari, kasur, hingga pakaian hancur terendam.

"Habis semua yang dilantai bawah, enggak bisa digunakan lagi," katanya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Aa Gym Mengungkap Gubernur DKI Adalah Orang Sangat Beruntung Selalu Diserang dan Tidak Pernah Dipuji, 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved