Donald Trump Kirim Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Kim Jong-un, AS-Korea Utara Makin Mesra ?

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan selamat ulang tahun untuk pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Editor: Ferry Ndoen
KOMPAS.com/Twitter/White House
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mengawali hari kedua KTT di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019). 

POS KUPANG.COM-- PRESIDEN AS Donald Trump dan Kim Jong Un saling menyapa sesaat sebelum melakukan pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam. 


PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan selamat ulang tahun untuk pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Hal itu diungkapkan Penasihat Keamanan Nasional Korea Utara Chung Eui, Jumat (10/1/2020).

Chung bertemu Trump di Washington pekan ini.

Kepada awak media, Chung menyampaikan Trump menitipkan pesan itu padanya.

"Dia memiliki pesan selamat ulang tahun dan sangat berharap saya untuk menyampaikannya kepada Ketua Kim Jong Un," kata dia seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (11/1/2019).

Ia mengatakan, Presiden Trump mengingat hari ulang tahun Kim Jong-un jatuh pada 8 Januari.

Meski demikian, Pemerintah Korea Utara tertutup dan tidak pernah memastikan kebenaran tanggal tersebut.

Chung tidak merinci lebih lanjut, apakah pesan yang disampaikan Trump melalui pesan tertulis atau tidak.

Pada Rabu (7/1/2020) lalu, Chung bertemu utusan Amerika Serikat untuk Korea Utara, Stephen Biegun.

Pertemuan kembali menegaskan ada koordinasi yang dekat antara Amerika Serikat dan Republik Korea.

Selain itu, pembahasan lain adalah terkait kondisi Timur Tengah dan kondisi keamanan global.

Kim dan Trump diketahui pertama kali bertemu di Singapura pada Juni 2018.

Kim pernah mengirim korespodensi berisi ucapan selamat ulang kepada Trump pada Juni lalu.

Sebelumnya, pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berakhir tanpa kesepakatan nuklir.

Meski demikian, Trump mengatakan, banyak kemajuan sedang dibuat menuju kesepakatan dengan Korea Utara.

Presiden Amerika Serikat juga menyambut positif dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putin mengatakan, setelah tatap muka pertamanya dengan Kim Jong-un pada Kamis (25/4/2019), jaminan keamanan AS mungkin takkan cukup untuk membujuk Pyongyang menutup program nuklirnya.

Putin mengatakan, dia yakin jaminan AS mungkin perlu didukung oleh negara lain yang terlibat dalam perundingan enam arah sebelumnya tentang masalah nuklir.

Perundingan enam arah itu meliputi Rusia, Cina, Jepang, Korea Selatan, serta Amerika Serikat dan Korea Utara.

Format itu telah dikesampingkan oleh upaya unilateral AS untuk menengahi kesepakatan.

"Saya pikir kami melakukan dengan sangat baik dengan Korea Utara."

"Banyak kemajuan sedang dibuat, "kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Jumat (26/4/2019).

Trump juga menghargai pernyataan Presiden Putin.

"Dia ingin melihatnya selesai juga. Saya pikir ada banyak kegembiraan untuk menyelesaikan transaksi dengan Korea Utara," katanya.

Trump mengatakan, dia menghargai dukungan Rusia dan Cina, dan mengatakan Cina mungkin telah membantu sebagian, karena negosiasi perdagangan antara Washington dan Beijing.

"Saya memiliki hubungan yang hebat dengan Kim Jong Un," kata Trump.

"Dan Cina membantu kita, karena saya pikir mereka mau."

"Mereka tidak membutuhkan senjata nuklir tepat di sebelah negara mereka," katanya.

Akan tetapi,Trump mengatakan,"Saya juga berpikir mereka membantu kami, karena fakta bahwa kami dalam kesepakatan perdagangan, yang omong-omong berjalan sangat baik."

Putin menggambarkan Kim sebagai pribadi yang cukup terbuka dan sebagai pemimpin bijaksana serta menarik.

Kim Jong-un bertemu Putin pada Hari Kamis sebagai pertemuan yang ingin menunjukkan Amerika Serikat bukan negara yang dapat mengatur Korea Utara.

Kim bertandang ke Rusia menggunakan kereta api khusus berlapis baja.

Media Rusia memberitakan, Kim disambut tarian tradisional, di mana para perempuan berkostum daerah menyambutnya dengan roti serta garam.

Pendahulu Kim, sang kakek, Kim Il Sung dan anaknya, Kim Jong Il, juga berhenti di Khasan.

Di sana, terdapat bangunan kayu yang dikenal sebagai Rumah Kim Il Sung untuk merayakan persahabatan Rusia dan Korut.

Bendera Rusia dan Korut dilaporkan telah terpasang di lampu sepanjang jalan menuju Pulau Vladivostok's Russky, di mana pertemuan itu diprediksi digelar di sebuah perguruan tinggi.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un (Twitter/Luqman Haris Awani)

Pertemuan itu digelar sejak Putin mengirimkan undangan kepada pemimpin yang berkuasa pada 2011, sejak dia memutuskan membuka diri terhadap dunia internasional tahun lalu.

Sejak 2018, Kim telah bertemu Presiden China Xi Jinping empat kali, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in sebanyak tiga kali, kemudian Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong.

Lalu, dua kali bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pertama di Singapura pada Juni 2018. Kemudian di Hanoi, Vietnam, selama dua hari pada Februari lalu.

Agenda pertemuan dengan Putin terjadi semenjak pertemuan Kim dengan Trump di Hanoi mengalami jalan buntu, karena kedua pihak tidak sepakat dengan makna denuklirisasi.

Analis menjelaskan rencana bertemu Putin merupakan upaya Kim untuk menggalang dukungan internasional, semenjak negosiasi dengan Washington tersendat.

Sementara, para diplomat Barat menjelaskan kemungkinan Kremlin bakal berperan di balik bayang-bayang.

Kebijakan luar negeri Rusia didasarkan atas "pencarian relevansi". (Rina Ayu)

Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mengawali hari kedua KTT di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019).
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mengawali hari kedua KTT di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2/2019). (KOMPAS.com/Twitter/White House)
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved