Opini Pos Kupang
20 -C+M+B-20 ( Solidaritas Kita Belajar dari Anak-anak )
Mari membaca Opini Pos Kupang: 20 -C+M+B-20 ( Solidaritas kita belajar dari anak-anak )
Mari membaca Opini Pos Kupang: 20 -C+M+B-20 ( Solidaritas kita belajar dari anak-anak )
Oleh : Gabriel Adur, Bekerja di Keuskupan Agung Freising Muenchen Jerman, Peminat Masalah Kemiskinan Global
POS-KUPANG.COM - Segen bringen, segen sein, (membawa berkat, menjadi berkat)."
Dengan moto ini anak-anak yang bergabung dalam kelompok, Sternsinger, Jerman-Swiss pergi dan diutus ke setiap rumah dan keluarga. Mereka membawa berkat sekaligus menjadi berkat bagi setiap orang, keluarga dan dunia yang mereka kunjungi.
Aksi Tiga Raja dari timur ( Sternsinger ) adalah aksi solidaritas terbesar anak-anak untuk membantu anak-anak lain di seluruh dunia. Sejak berdiri tahun 1959 mereka telah mengumpulkan dana berjumlah satu miliar euro.
• Susi Pudjiastuti Bawa Cucu Liburan di Maumere
Tahun 2019 mereka mengumpulkan dana berjumlah 50 Juta Euro. Untuk tahun 2020 anak-anak tiga raja mengusung thema , Perdamaian", dan menempatkan Libanon sebagai tujuan utama aksi dan solidaritas mereka.
20-C+M+B-20
Berkat dari akar kata bahasa latin: benidicere, mengatakan sesuatu yang baik dan membagikan sesuatu baik. Setiap tahun pada hari misi anak-anak sedunia mereka membawa berkat. Bukan berkat biasa tapi berkat dari Sang Hidup (Emmanuel: Tuhan yang ada bersama kita).
Tiga abjad magis mereka tuliskan pada setiap pintu masuk rumah C+M+B bukan merupakan kependekan dari nama dari tiga raja dari Timur: Caspar, Melkior dan Baltasar. Abjad-abjad ini C+M+B merupakan kependekan dari: Christus mansionem benedicat atau Kyrios mansionem benedicat.
• Ini Jumlah Petugas Penyelamat dan Evakuasi Penumpang Kapal Tenggelam di Labuan Bajo
Secara harafiah diterjemahkan , Christus memberkati rumah ini. Rumah adalah tempat setiap orang menenun, merasakan dan mengalami kasih. Rumah adalah surga kecil di dunia dimana ada damai dan persaudaraan. Di mana solidaritas disemaikan dan bertumbuh.
Dengannya rumah adalah hidup. Hidup adalah berkat dan anugerah. Berkat dan anugerah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi meski dibagikan dan dirasakan oleh orang lain. Dengannya hidup adalah hadiah terindah dari Sang pemilik kehidupan. Hidup meski diwarnai oleh cinta, kasih dan solidaritas.
Dalam situasi seperti inilah meskinya anak-anak bertumbuh. Situasi seperti ini sangat mendukung perkembangan agar bisa menjadi manusia-manusia dan generasi-generasi milenial yang sehat. Denganya mereka mampu memembuat masa depan dunia lebih manusiwai. Namun sayangnya, tak semua anak mendapat keadilan dan hidup dalam situasi seperti ini.
Membaca realitas PBB memperkirahkan peningkatan jumlah masyarakat dunia yang hidup dalam kemiskinan di tahun 2020. Dalam laporannya Mark Lowcock dari Badan Koordinasi Bantuan kemanusiaan PBB di Genf mengatakan, situasi yang buruk ini merupakan konsekuensi dari perubahan cuaca yang tak terkendalikan dan juga konflik-konflik berdarah di berbagai belahan dunia.
Korban utama dari kedua situasi ini adalah anak-anak dari keluarga-keluarga miskin. Dalam perhitungan realistisnya PBB memperlihatkan angka sangat negatif. Secara konkrit PBB membahasakan bahwa setiap 45 orang di daerah-daerah miskin membutuhkan uluran tangan kasih. Bantuan-bantuan kemanusiaan yang ril untuk kebutuhan pangan, sandang dan papan.
Selain itu, kebutuhan akan peningkatan mutu kesehatan dan memiliki kesempatan sama dalam menikmati pendidikan menjadi persoalan tersendiri dalam dunia anak-anak miskin. Diskriminasi sosial ini memiliki konsekuensi buruk untuk masa depan jutaan anak.
Untuk membiayai seluruh kebutuhan pokok manusia di atas PBB dan Badan Koordinasi Bantuan kemanusiaan membutuhkan dana 29 miliar dollar untuk tahun 2020. Sampai akhir tahun 2019, 55 persen pendanaan ditutup oleh berbagai derma-derma dari berbagai pihak yang memiliki kedermawaan dan kepedulian terhadap sesamanya.
Secara konkrit PBB akan membantu 53 negara miksin terutama di negara-negara yang masih dilanda konflik-konflik berdarah seperti Jemen dan Suria. Kongo dan beberpa negara di benua Afrika yang dilanda Virus Ebola dan beberapa puluhan negara miskin lain yang terkena bencana alam juga fokus bantuan. Venezuela dan beberapa negara di Amerika Latin akan mendapat perhatian bantuan karena mereka mengalami krisis perekonomian yang akut.
Lingkaran setan kemiskinan berakibat fatal. Dunia bukan lagi menjadi tempat yang nyaman dan damai. Anak-anak kehilangan harapan untuk hidup. Mereka berjuang untuk bekerja dan secara terpaksa diperkerjakan demi menafkai keluarga. Bahkan anak-anak menjadi korban dari perdagangan manusia.
Rumah ramah, nyaman dan damai untuk sebagian besar anak dari keluarga-keluarga miskin hanyalah sebuah impian. Sternsinger dengan berbagai organisasi seperti Misereor, Caritas, Herz für Kinder, Rote Kreuz dan organisasi-organisasi kemanusian lain bekerja sama perlahan-lahan melawan situasi ini. Mereka mencari dan menggalang dana. Dengannya mereka mengkonkrtetkan spirit Natal (semangat cinta dan perdamaian ) secara nyata.
Caritas
Solidaritas bukan hanya sebuah kata tanpa makna. Solidaritas adalah aksi nyata dalam perbuatan. Konkretisasi dari cinta, ubi caritas est (dimana ada kasih di situlah Tuhan yang kita imani ). Selain membawa berkat dan sendiri menjadi berkat bagi dunia yang menjadi prinsip utama dari aksi solidaritasnya, mereka juga beraksi dengan tujuan konkrit anak-anak membantu anak-anak. Tak kenal batas agama, ras, suku atau bangsa.
Solidaritas bersifat universal jika berbasis pada kasih. Dengan prinsip ini Stersinger sangat antusias berupaya mendapat sebanyak mungkin bantuan finansial dari derma-derma yang mereka kumpulkan.
Membangun rumah dunia yang bersahabat dengan mengedepankan prinsip keadilan dan kesejahteraan anak-anak merupakan sebuah panggilan setiap orang tanpa mengenal batas agama dan kepercayaannya.
Mempersiapkan dunia anak-anak yang damai dan sejahtera merupakan investasi masa depan terbaik. Misi mulia ini untuk anak-anak Sternsinger merupakan prioritas. Mungkin dari anak-anak ini kita juga bisa belajar untuk saling berbagi.(*)