Terus Bermanuver, Bakal Calon Bupati TTU Kristoforus Efi Turun dari Kampung ke Kampung
Tepat sekira pukul 18.30 Wita, dirinya bersama rombongan lalu melanjutkan perjalanan kembali ke Kota Kefamenanu.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Terus Bermanuver, Bakal Calon Bupati TTU Kristoforus Efi Turun dari Kampung ke Kampung
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU--Bakal Calon (Balon) Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) periode 2020-2024, Kristoforus Efi terus melakukan manuver politiknya.
Pria yang biasa disapa dengan nama Kristo Efi ini mulai turun dari kampung ke kampung, dan dari desa ke desa dalam rangka melakukan sosialisasi diri.
Pada, Sabtu (28/12/2019), sekira pukul 11.00 Wita, Kristo bersama dengan rombongan sebanyak tujuh motor meninggalkan Kota Kefa dan memulai etape perjalanan mengelilingi TTU.
Perjalanan yang mengusung tema "Dari Kampung Mengepung Kota, Memulai dari Titik Terluar" tersebut dimulai dari Desa Oenenu di Kecamatan Bikomi Tengah menuju Desa Oelbonak.
Di Desa Oelbonak Kristo Efi berdiskusi dengan masyarakat di desa itu. Ada banyak persoalan yang disampaikan oleh masyarakat kepadanya. Salah satunya terkait dengan musim hujan yang tidak menentu sehingga sampai saat ini banyak petani yang belum menanam jagung.
Pengeluhan lain soal ketersedian air bersih yang minim sehingga masyarakat harus menggunakan jasa tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.
"Dan keluhan lainnya juga terkait dengan ketersedian pangan yang sangat minim," kata Kristo kepada Pos Kupang, Kamis (2/1/2020).
Setelah mencatat beberapa harapan masyarakat dari Desa Oelbonak itu, Kristo Efi bersama rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke Desa Baas.
Dalam perjalanan dirinya menjumpai banyak lahan warga yang belum ditanami bibit jagung, padi, dan kacang-kacangan karena belum hujan. Menurutnya, apabila curah hujan tidak menentu sampai memasuki tahun baru 2020 maka bisa berpotensi gagal panen.
Setelah berdiskusi banyak dengan beberapa warga, dirinya bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Haumeni, Desa Buk, Desa Sono, Desa Inbate, Desa Nainaban, Desa Sungkaen, Desa Haumeniana, dan Desa Nilulat.
Di Desa Nilulat, kata Kristo, dirinya bersama rombongan menjumpai banyak keluarga yang sementara melaksanakan acara adat. Pada saat itu dirinya diminta menjumpai mereka dan berdiskusi banyak hal terkait dengan segudang masalah yang hampir sama.
Tepat sekira pukul 18.30 Wita, dirinya bersama rombongan lalu melanjutkan perjalanan kembali ke Kota Kefamenanu.
Dari perjalanan tersebut, kata Kristo, banyak hal menarik yang perlu menjadi perhatian kedepan oleh pemerintah Kabupaten TTU.
Pertama, jelas Kristo, terkait dengan musim kemarau yang berkepanjangan, bisa berdampak terhadap gagal panen dan rawan pangan. Oleh karena itu, kedepan perlu segera mungkin diantisipasi oleh pemerintah daerah