Ketua KADIN NTT : Satu Suara Dukung Free Trade Zone Kupang-Timor Leste
Karena yang paling memprihatinkan impor NTT sangat tinggi, padahal NTT punya komiditas ekspor oti banyak, misalnya ikan.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
Satu Suara Dukung Free Trade Zone Kupang-Timor Leste
POS-KUPANG.COM--Ketua KADIN NTT, Ir Abraham Paul Liyanto bersyukur karena pertumbuhan ekonomi NTT rata-rata masih di atas angka nasional.
Namun angka tersebut tidak memberikan dampak apapun untuk NTT. Karena yang paling memprihatinkan impor NTT sangat tinggi, padahal NTT punya komiditas ekspor oti banyak, misalnya ikan.
Ia mengatakan pemerintah harus getol untuk membicarakan ekspor impor apalagi NTT berada di wilayah yang strategis berbatasan dengan luar negeri, yaitu paling dekat Timor Leste dan Australian. Inilah yang belum dimanfaatkan.
Oleh karena itu salah strategi agar semua yang ada di birokrasi bisa berbicara untuk diberikan kebijakan khusus ekspor impor, free trade zone dan undang-undang tentang provinsi perbatasan.
"Bila ada ekspor impor, maka ikan tidak lari ke Bali. Kita ekspor ke Timor Leste kemudian dari Timor Leste ke luar negeri. Hal yang tidak mustahil, bila perbatasan dibuat free trade zone. Kemudian disitu dipasang alat yang lengkap seperti cctv, satelit, dan semua pengusaha UMKM di situ karena ada BumDes untuk melatih enterpreneurshipnya. Karena kita kurang pengusaha. Suatu negara kalau mau maju minimal 2 persen pengusaha dari jumlah penduduk. Di NTT mesti di atas 100 ribu pengusaha, tapi kita masih 30 ribu sampai 50 ribu masih sangat kurang. Di Singapura 10 persen dan Malaysia 7 persen pengusaha," tuturnya.
Bila ada kebijakan free treetzone, lanjutnya, maka akan ada bebas pajak 10 persen. Dengan dana desa maka pertanian bisa tumbuh dan dibawa ke Timor Leste untuk dikirim ke Singapura.
"Ini sangat bisa. Bumdes dikumpulkan, bebas pajak 10 persen. Jadi sayur dijual ke Timor Leste, kemudian dari Timor Leste bisa diambil minuman-minuman jus dan lainnya. Supaya tidak ada penyelundupan. Kalau itu jalan ekonomi NTT 7 persen. Mari kita berjuang sama-sama, satu suara minta free tremade zone, kenapa Batam bisa?," ujarnya.
Begitu free trade zone dapat berjalan, lanjutnya, maka pariwisata pun akan bertumbuh. Bila itu dilakukan maka pertumbuhan ekonomi NTT di atas rata-rata.
Menurutnya pariwisata sebagai prime mover tidak akan bisa. Tapi bila gerbang triangle Kupang Dili Darwin ini dibuka maka NTT akan semakin bertumbuh.
"Kita butuh kebijakan yang ada di pusat bisa diusul oleh Pemerintah. Asal semuanya satu suara," katanya.
NTT punya energi terbarukan dan orang NTT harus bermimpi lebih tinggi lagi. Itu bukan mustahil tapi masuk akal.
• Dua Bus Kecelakaan di Dekat Gerbang Tol Kalikangkung, Badan Bus Terbakar Habis, Nasib Penumpang?
• Penduduk Miskin Di Ende Berkurang 1,02 Persen
• Premium Tourism Runway Bandara Komodo Diperpanjang
KADIN juga, kata Abraham sangat mendukung atas terobosan yang dibuat pemerintah melayangkan pinjaman Rp 900.000 milyar untuk pembangunan infrastruktur.
"Tahun depan Blok Marsella pun sudah jadi, maka NTT harus siap. Hotel dan rumah makan juga harus di-upgrade," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)