Ini Penyebutan 6 Penyakit yang Hanya Ada di Indonesia, Termasuk Masuk Angin dan Angin Duduk

Melansir dari website penyedia informasi obat dan kesehatan di Asia Pasifik, Mims, sistem penamaan penyakit yang digunakan saat ini mempunyai sejarah

Editor: Ferry Ndoen
ILUSTRASI
Sakit jantung 

POS KUPANG.COM--  Melansir dari website penyedia informasi obat dan kesehatan di Asia Pasifik, Mims, sistem penamaan penyakit yang digunakan saat ini mempunyai sejarah panjang.

Bisa jadi sejarah penamaan penyakit tersebut telah lama dilupakan atau tertutupi oleh makna modern.

Bagi orang Indonesia, beberapa penyakit memiliki penyebutan nama yang unik.

Bahkan kadang penyebutan nama penyakit itu tidak bisa diartikan secara terminologi.

Berikut beberapa nama penyakit dengan nama unik yang hanya dikenal di Indonesia :

1. Cantengan

Cantengan untuk menyebut kondisi tidak sehat pada kaki.

Cantengan bisa terjadi akibat ujung pinggiran kuku yang tajam berkembang ke luar alur kuku yang semestinya.

Akibatnya kuku jadi terdorong masuk menekan kulit sehingga menyebabkan terjadinya ingrown nail atau yang kita kenal sebagai cantengan.

Melansir dari Hello Sehat, awalnya di sekitar kuku cantengan terasa lunak, bengkak atau mengeras.

Jika dibiarkan, tekanan besar dan pemakaian kaki berkelanjutan, kuku kaki yang terus tumbuh bisa merobek kulit hingga ke epidermis (lapisan kulit tengah).

Akibatnya, bakteri masuk melalui luka yang kemudian menyebabkan peradangan, nyeri dan infeksi.

Cantengan juga sangat mungkin disertai terjadinya pendarahan dan nanah yang keluar.

2. Masuk Angin

Istilah masuk angin merupakan nama penyakit yang ada di Indonesia.

Melansir dari Kompas.com (29/2/2016), ahli penyakit dalam di RS Pantai Indah Kapuk, Dr. Mulia Sp. PD menjelaskan istilah masuk angin merupakan kondisi di mana seseorang merasa pegal-pegal, kembung atau perut terasa penuh, buang angin terus menerus, mual, batuk, flu, merasa kedinginan, dan demam.

“Istilah masuk angin tidak ada dalam literatur kedokteran. Jadi, masuk angin itu hanya sebutan orang Indonesia bagi kumpulan gejala tadi,” kata Mulia.

Penyebabnya pun beragam, tergantung dari gejala yang dirasa.

Sehingga masuk angin tak bisa diartikan secara harafiah.

Yang jelas, gejala tersebut bukan karena kemasukan angin secara besar-besaran dari luar tubuh.

3. Angin Duduk

Orang Indonesia kerap menggambarkan masuk angin yang sangat hebat dan secara mendadak sebagai angin duduk.

Reputasi angin duduk juga cukup menyeramkan, karena tak jarang penderitanya mengalami kematian.

Pakar jantung dari Perkumpulan Dokter Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Dr. Santoso Karo Karo MPH, Sp. JP menjelaskan pengertian angin duduk harus diluruskan.

Hal tersebut karena sebenarnya angin duduk adalah penyempitan pembuluh darah yang terjadi di jantung.

“Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam dunia medis, gejala ini disebut angina pectoris.”

“Jadi, angina pectoris bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung,” ucap Santoso seperti dikutip Kompas.com (18/10/2016).

Jadi, angin duduk yang dalam dunia medis dikenal sebagai angina pectoris tidak akan sembuh kalau dikerok atau diberi jamu.

4. Paru-paru Basah

Dalam dunia kedokteran, sebetulnya paru-paru basah merupakan penyakit pneumonia atau radang penyakit paru akut.

Diberitakan Kompas.com (11/3/2017), Ketua UKK Respirologi IDAI, dr. Nastiti Kaswandani Sp.A(K) mengatakan sebenarnya tidak ada terminologi paru-paru basah.

“Ini adalah istilah awam untuk menyebut kondisi paru-paru terisi cairan,” katanya.

Gejala paru-paru basah adalah batuk sampai sesak napas, karena pemasukan oksigen berkurang.

Pada kondisi pneumonia berat dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan oksigen mencapai otak dan jantung.

“Gejala yang khas adalah dadanya sampai cekung, tertarik ke dalam ketika batuk, serta napasnya memburu seperti orang yang habis lari,” kata Nastiti.

Ilustrasi
Ilustrasi (Net)

5. Kesemutan

Melansir dari Kompas.com (1/7/2010), Dr Tiara Anindhita, SpS dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM mengatakan kesemutan atau dalam istilah medis disebut parestesia.

Kondisi tersebut merupakan sensasi spontan yang abnormal pada daerah persarafan tertentu.

Secara normal, manusia bisa merasakan sensasi tertentu setelah ada rangsangan atau stimulus yang sesuai.

Sementara pada parestesia, sensasinya muncul spontan tanpa ada stimulus.

Parestesia atau kesemutan adalah terminologi untuk suatu gejala dan bukan diagnosis penyakit.

Itu sebabnya gejala parestesia bisa dijumpai pada berbagai penyakit yang mengenai saraf, terutama saraf di bagian perifer.

6. Bengek/Mengi

Bengek atau mengi adalah kondisi di mana timbul suara khas yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit.

Melansir dari Hello Sehat, biasanya, penyebab paling umum dari mengi berulang adalah asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Penyakit-penyakit tersebut menyebabkan penyempitan dan kejang otot (bronkospasme) di saluran udara kecil paru-paru.

Namun, tak hanya itu, setiap pembengkakan di tenggorokan atau saluran napas yang lebih besar juga dapat menyebabkan timbulnya mengi.

Penyebab umum mengi lainnya meliputi infeksi, reaksi alergi atau penyumbatan fisik, seperti tumor atau benda asing yang telah terhirup.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 6 Penyakit Ini 'Hanya Ada' di Indonesia, Mulai Cantengan Sampai Mengi

Sakit jantung
Sakit jantung (ILUSTRASI)
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved