Renungan Kristen Protestan,16 Desember 2019 : Perempuan Lebih Baik Dari Pria, Ini Alasan Teologisnya
perempuan menjadi pemimpin negara, maka akan ada perbaikan secara umum di berbagai sektor, termasuk standar hidup
Renungan Harian Kristen Protestan, 16 Desember 2019 : Perempuan lebih baik dari pria, Ini Alasan Teologisnya
Oleh : Pdt. Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA
POS-KUPANG.COM--“Perempuan bukan hanya lebih baik dari pria, perempuan adalah makhluk mulia dari seluruh ciptaan”, demikian pendapat akademisi dan pakar biblika dari Universitas Kristen Artha Wacana menanggapi pandangan dari mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ketika berbicara dalam salah satu forum yang berlangsung di Filipina seperti yang dilansir oleh BBC News baru-baru ini (lihat https://www.bbc.com/indonesia/ majalah-50807272?ocid= socialflow_facebook&fbclid= IwAR2KgkEvdG4vcHwYvqBTUuaPB8di0tTI8WnvBPL4eDz3N4JFVu4nOPqXV6E
Menurut Obama bahwa perempuan tidak sempurna, tetapi "secara tak terbantahkan lebih baik" dari pada pria. Oleh karena itu jika lebih banyak perempuan menjadi pemimpin negara, maka akan ada perbaikan secara umum di berbagai sektor, termasuk standar hidup, kata mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
“Sebagian besar masalah di dunia ini muncul dari para orang tua, yang kebanyakan adalah pria, yang bersikukuh ingin mempertahankan kekuasaannya”, demikian penegasan Obama.
Mengapa dikatakan bahwa perempuan bukan sekedar lebih baik dari pria, tetapi lebih dari pada itu perempuan sesungguhnya adalah makhluk mulia, karena dari kisah Alkitab sudah menegaskannya sejak awal penciptaan dunia ini. Penegasan ini diambil dari proses kisah penciptaan dunia dan manusia yang dilakukan secara bertahap oleh Tuhan Allah pencipta dalam Kitab Kejadian 2:1-25.
“1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit” (Kejadian 1:1-4).
Bagaimana rincian dan urut-urutan kisah penciptaan langit dan bumi ini dikisahkan dalam Kejadian 1:1-31. Dari Urut-urutan penciptaan dunia sudah secara sengaja diperlihatkan oleh Tuhan Allah pencipta bahwa perempuan adalah makhluk istimewa dan mulia karena ia yang paling akhir diciptakan.
Yang pertama diciptakan Tuhan adalah terang. “1Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. 3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama” (Kejadian 1:1-5).
Yang kedua yang diciptakan Tuhan adalah cakrawala. “6 Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua (Kejadian 1:6-8).
Yang ketiga yang diciptakan Tuhan adalah menata air, lautan dan daratan dan menumbuhkan segala jenis tumbuh-tumbuhan di atasnya. “9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11 Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.” (Kejadian 1:9-13).
Yang keempat yang diciptakan Tuhan adalah adalah benda-benda penerang untuk menerangi bumi dan menciptakan siklus siang dan malam. “14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi."
Dan jadilah demikian. 16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. (Kejadian 1:14-19)”.
Yang kelima diciptakan Allah adalah segala jenis binatang dan makhluk hidup baik di lautan maupun di daratan.
“20 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
"Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. (Kejadian 1:20-23)”.
Yang keenam yang diciptakan Tuhan adalah manusia “26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29 Berfirmanlah Allah:
"Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. (Kejadian 1:26-31)”.
Yang menarik adalah dalam Kejadian 2:7-25 dirincikan dan dijelaskan secara detail bagaimana proses penciptaan manusia, bahwa setelah menciptakan dunia, kemudian Tuhan menciptakan manusia laki-laki yaitu Adam, baru kemudian Tuhan menciptakan manusia perempuan yaitu Hawa.
Tujuan penciptaan Hawa untuk menyempurnakan seluruh ciptaan. Karena Tuhan Alah beralasan tidak baik dan tidak elok kalau manusia laki-laki (Adam) itu seorang diri saja. Jadi perempuan yang diciptakan terakhir oleh Tuhan Allah dimaksudkan untuk menyempurnakan seluruh ciptaan.
“18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18). Kalau hanya Adam sendiri saja maka hal ini dipandang tidak baik. Dan status Hawa adalah penolong bagi Adam. Tak baik Adam sendiri saja dan Adam juga membutuhkan seorang penolong agar hidupnya lebih baik.
Manusia perempuan sebagai makhluk mulia dan yang diciptakan paling akhir ini dalam banyak budaya dan daerah sering kali mengalami diskriminai baik secara budaya, sosial, politik maupun segala bentuk pelecehan terhadap kaum perempuan.
Dalam waktu yang lama perempuan dianggap warga kelas dua. Perempuan diperlakukan semena-mena, karena buukan saja mendapat diskriminasi budaya, sosial politik, etc, tetapi juga didasarkan pada pemahaman telogi yang keliru bahwa perempuan adalah sumber dosa.
Padahal kalau kita melihat pandangan teologis dalam alkitab Kejadian justru menekankan tentang kemuliaan dan keutamaan perempuan karena dia ciptakan terakhir dan statusnya sebagai penolong Adam, si manusia laki-laki itu. Tanpa Hawa, laki-laki tidak benar-benar menjadi manusia.
Penekanan kitab Kejadian bukanlah hanya karena perempuan diciptakan terakhir dan karena itu disebut sebagai makhluk mulia tetapi lebih dari pada itu kelebihan peremuan dan in tidak dimiliki para lelaki adalah perempuan bisa melahirkan kehidupan.
Peran Allah yang melahirkan kehidupan mampu diperlihatkan perempuan ketika dari rahimnya ia juga bisa melahirkan kehidupan baru. Itulah sebabnya penulis kitab Kejadian menyebut Hawa sebagai ibu dari segala yang hidup (Kejadian 3:20).
Dalam masa pelayanan Yesus seperti yang dikisahkan injil-injil dalam kitab Perjanjian Baru, banyak perempuan diberi peran dan berperan dalam karya-karya Pelayanan Yesus. Kaum perempuan bahkan menjadi saksi kebangkitan Yesus yang pertama (Matius 28:1-20; Markus 16:1-8; Lukas 24:1-12; Yohanes 20:1-10).
Jadi perempuan bukan hanya lebih baik dari pria, tetapi ia juga lebih mulia dari pada pria, dan ini alasan teologis yang paling mendasar untuk kita menghargai para perempuan dan menempatkan mereka secara proporsional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.(Amin)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/mesakh-ap-dethan.jpg)