Dua Gadis Berparas Cantik Siswi SMP yang Hilang 5 Hari Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya!

Dua Gadis Berparas Cantik Siswi SMP yang Hilang 5 Hari Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya!

Editor: Bebet I Hidayat
Dok Pribadi
Dua Gadis Berparas Cantik Siswi SMP yang Hilang 5 Hari Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya! 

Nurazura rupanya saat itu khawatir tentang kesehatan sang ayah.

Menurut Zalzilah, adiknya ingin pulang tapi takut kena marah dan dicap buruk oleh orang lain.

Nurazura hanya ingin dijemput.

Zalzilah lalu menelepon polisi untuk menjemput Nurazura.

Kini keluarga mengaku akan bertanya soal alasan gadis itu kabur. (*)

Dikabarkan Hilang, Gadis Belia di Kupang Ditemukan di Kamar Hotel Seusai Layani Pria

POS-KUPANG.COM | KUPANG - GRR (16), gadis SMP di Kupang dikabarkan hilang dan dilaporkan hilang oleh orangtuanya ke Mapolsek Kelapa Lima, Rabu (4/12/2019) pagi.

Pihak kepolisian bergerak cepat dan berhasil menemukan keberadaan korban.

Ternyata, korban ditemukan tengah berada di satu kamar hotel di Hotel S di Kupang bersama rekannya Novri Besi alias Novel (19).

NB alias Novel (19) ternyata menjadi kurir yang mengantarkan korban untuk melayani pria hidung belang.

"Dia (korban) berada dalam salah satu kamar dan bersama kurir yang tadi pagi antarkan dia jam 5 subuh. Kita temukan dia sudah berhubungan dengan seorang laki-laki bernama Koko," kata Kapolsek Kelapa Lima, AKP Andri Setiawan, SH., SIK saat kepada wartawan, Selasa siang.

Saat itu, Koko tidak telah pergi meninggalkan korban usai melakukan transaksi seksual.

Korban dan sang kurir, NB alias Novel (19) langsung digelandang ke Mapolsek Kelapa Lima untuk dimintai keterangan..

"Kami temukan dia (korban) sudah berhubungan dengan seorang laki-laki bernama koko. Kami belum temukan," ujarnya..

Korban (pakai jaket) saat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Kelapa Lima, Rabu (4/12/2019)
Korban (pakai jaket) saat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Kelapa Lima, Rabu (4/12/2019) (POS-KUPANG.COM/Gecio Viana)

 BREAKING NEWS Jurusan Teknik Sipil PNK Wajibkan Mahasiswa Setor Uang Beli Makanan saat Ujian Skripsi

 Enaknya! PNS Bakal Dapat Tambahan Libur Selain Sabtu-Minggu, Jam Kerja Tak Harus Masuk Jam 7 Pagi

Pihak kepolisian pun bergerak cepat dan berhasil mengamankan seorang wanita yang diduga kuat menjadi germo dan telah menjual korban untuk melakukan transaksi seksual.

Kepada polisi, korban mengaku mendapatkan pesan singkat dari seorang germo NS (18).

"Sudah kami amankan (germo) dan dia mengakui semalam ada yang order. Jadi dia menawarkan si korban dan kebetulan si korban juga mau," ungkapnya.

Korban juga mengakui bahwa telah dua kali melakukan transaksi seksual dan lokasi transaksi disesuaikan dengan keinginan pelanggan.

NS diduga sebagai germo saat berada di Mapolsek Kelapa Lima, Rabu (4/12/2019).
NS diduga sebagai germo saat berada di Mapolsek Kelapa Lima, Rabu (4/12/2019). (POS-KUPANG.COM/Gecio Viana)

Korban mengaku mendapatkan uang sebesar Rp 800 ribu dalam transaksi seksual tersebut.

Sedangkan rata-rata tarif yang dipatok dalam satu kali transaksi seksual berkisar Rp 650 sampai Rp 800 ribu.

Korban mengaku, hasil transaksi seksual dengan Koko masih dibagi kepada NB alias Novel (19) selaku kurir sebesar Rp 50 ribu dan uang untuk NS (18) selaku germo sebesar Rp 100 hingga Rp 150 ribu.

Hingga berita ini ditulis, korban masih menjalani visum di RSB Drs Titus Ully Kupang. ( POS-KUPANG.COM/Gecio Viana)

ILUSTRASI - Dikabarkan Hilang, Gadis di Kupang Ditemukan di Kamar Hotel Usai Layani Pria Hidung Belang
ILUSTRASI - Dikabarkan Hilang, Gadis di Kupang Ditemukan di Kamar Hotel Usai Layani Pria Hidung Belang (Istimewa/Tribun Padang)

Tarif Gadis Bandung Rp 300 Ribu, Awalnya Dijanjikan Kerja di Kafe, Malah Disuruh Layani Pria

POS-KUPANG.COM - Yeye, gadis ayu asal Bandung kini berusia 17 tahun. Kisah hidupnya sangatlah miris, berniat untuk bekerja di luar pulau, ternyata ia terjerat human trafficking. 

Ia yang berangkat dalam kondisi masih Perawan, akhirnya kehormatannya hilang setelah terjerumus dalam lokalisasi di Bangka.

Dia terpaksa kehilangan keperawanan di sebuah wisma lokalisasi, setelah termakan bujuk rayu seseorang.

Mirisnya, dirinya cuma dibayar Rp 300 ribu saja dan ditambah uang tip dari tamu Rp 100 ribu.

Gadis ABG ini tak menyangka, janji kerja di kafe harus berakhir di lembah hitam.

YY (17) diduga korban trafficking di Teluk Bayur, mengaku sebelum ia pergi ke Bangka, masih perawan.

"Saya dulunya masih Perawan, sekali di sini sudah tidak lagi, " ujar YY (17) di unit Buser Polres Pangkalpinang saat ditanya bangkapos.com, Jumat (29/11/2019).

Dirinya juga mengaku, keperawanannya tersebut dihargai Rp 300 ribu, dengan tips Rp 100 ribu.

"Cuma Rp 300 ribu, itupun dibagi dua dengan sama mami, untuk sekali kencan dengan pria hidung belang tersebut, kalau tips nggak tetap itu," katanya.

Sedangkan kalau kencan, handphone mereka diambil mami dan setelah kencan handphone dikembalikan.

Ia juga heran baru pertama datang sudah ada utang.

Sebelumnya mereka bekerja di pabrik kapas pemintal benang, dengan gaji Rp 600 ribu perbulan.

Tapi kalau sudah bekerja bertahun-tahun Rp 800 ribu perbulan.

Diberitakan sebelumnya, dua remaja diduga korban trafficking, berinisial PS (17) dan YY (17) warga Bandung, diamankan aparat Polres Pangkalpinang.

Saat itu mereka mau berangkat ke Bandung menggunakan pesawat Lion Air, Jumat (29/11/2019) pukul 12. 45 Wib.

Mereka berdua diamankan di bandara Depati Amir, Pangkalpinang. 

Saat itu keduanya berencana balik ke Bandung dengan tujuan Pangkalpinang-Jakarta.

 BREAKING NEWS : 99 Warga Desa Oeekam TTS Keracunan Makanan

 Waspada, 4 Shio Ini Diramalkan Akan Ciong Alias Sial di Tahun Tikus Logam 2020, Kamu Termasuk?

Setelah mendapat laporan polisi dan berkoordinasi dengan Kepolisan Bandung, ‎Tim Buser Polres Pangkalpinang, yang dipimpin Mardi Bule berhasil mengamankan empat orang. 

Keempat orang tersebut di antaranya, dua diduga korban trafficking dan dua orang lagi hanya mengantar di bandara tersebut.

Sebelumnya diduga dua korban ini bekerja di Teluk Bayur, Kecamatan Bukit Intan, sebagai pelayan pria hidung belang.

Mereka berdua diduga korban ini sudah dilaporkan oleh keluarganya ke Polsek Solokan Jeruk, Bandung.

Tim Buser Polres Pangkalpinang berkoordinas dengan pihak kepolisian Bandung, guna penyelidikan lebih lanjut kedua diduga korban tersebut.‎

Amankan Satu Orang

Tim Buser Polres Pangkalpinang dan Tim Buser Polres Bandung, yang dipimpin Aiptu Mardi Bule, berhasil membawa satu orang yang diduga mengantarkan dua ABG korban trafficking, ke Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Jumat (29/11/2019).

Pria yang belum diketahui namanya itu, dibawa dari Lokalisasi Teluk Bayur, tepat di Wisma Sumber Rejeki II.

Pria itu langsung dibawa ke Mapolres Pangkalpinang guna pendalaman informasi terkait trafficking tersebut.

Namun, saat harian ini menanyakan hal tersebut, anggota dari Unit (Pelayanan Perempuan dan Anak) Polres Pangkalpinang belum mengizinkan untuk diwawancara.

Alasannya khawatir mengalami depresi, baik diduga korban dan pengantar korban tersebut.

Sebelumnya, ada dua orang yang mengantar dua ABG berinisial PS (17) dan YY (17) warga ‎Bandung ke bandara.

Dua orang itu, Titi dan Rosman keduanya karyawan di kafe dan karaoke Teluk Bayur Wisma Sumber Rejeki II.

Mereka berdua mengaku disuruh mengantar dua remaja ‎tersebut ke bandara.

Ia juga mengaku, dua remaja tersebut tidak tahu siapa yang bawa mereka ke kafe di Teluk Bayur tersebut.

"Mereka akan dipulangkan Ke Bandung, menggunakan pesawat Lion Air. Kalau punya kafe esek esek tersebut berinisial M," kata Rosman.

Kabag Ops Polres Pangkalpinang Kompol Jadiman Sihotang, mengatakan Polres Pangkalpinang dalam perkara ini membantu Polres Bandung, guna mengungkapkan kejadian yang dialami dua remaja tersebut.

"Hasilnya sudah ditemukan dua remaja ini, sementara dibawa dan diperiksa," kata Kabag Ops Polres Pangkalpinang Kompol Jadiman Sihotang, Jumat (29/11/2019).

Kata dia, pihak kepolisian akan mencari pelaku untuk mengetahui kasus itu lebih lanjut.

Ibu Rumah Tangga Sulap Rumahnya Jadi Tempat Prostitusi Lalu Menjadi Mucikari, Ini Tarif untuk PSKnya

POS-KUPANG.COM, TASIKMALAYA - Ibu Rumah Tangga Sulap Rumahnya Jadi Tempat Prostitusi Lalu Menjadi Mucikari, Ini Tarif untuk PSKnya

Ibu rumah tangga itu tinggal di Perumahan Cikunir Kencana Raya, Desa Cikadongdong, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Dia ditangkap polisi karena diduga menjadi mucikari.

Kapolres Tasikmalaya AKBP Dony Eka Putra mengatakan praktik prostitusi yang dijalankan TS diketahui setelah pihaknya mendapat laporan dan melakukan penyelidikan.

"Dari hasil pemeriksaan, dia mengaku sudah menjalankan itu lebih dari satu tahun," kata AKBP Dony Eka Putra saat menggelar konfrensi pers di Mapolres Tasikmalaya, Rabu (25/9/2019).

Kepada polisi, TS mengatakan sedikitnya ada empat perempuan yang biasa ditawarkan kepada pria hidung belang.

TS juga menjadikan kediamannya sebagai bilik asmara dalam bisnis haramnya itu.

"Jadi bukan hanya menawarkan perempuannya, tapi juga menyediakan kamar untuk melakukan hubungan di rumahnya," kata Dony Eka Putra.

TS biasa memasarkan jasa prostitusi yang ia kelola melakui aplikasi pesan singkat.

Tarifnya Rp 500 ribu untuk sekali kencan.

Saat diamankan dua hari lalu, petugas juga mengamankan dua perempuan yakni SS (29) dan NA (27) yang diduga kuat merupakan perempuan yang ditawarkan TS.

Akibat praktiknya itu, TS dijerat pasal 296 juncto 506 KUHPidana.

"Ancaman paling lama satu tahun empat bulan," ujar AKBP Dony Eka Putra.

Di Garut

Kasus prostitusi online berhasil dibongkar Satuan Reserse Kriminap Polres Garut.

Para tersangka menjajakan pekerja seks komersial (PSK) melalui aplikasi berbalas pesan online.

Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna didampingi Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mapaseng mengatakan, pihaknya menemukan indikasi jual beli atau transaksi online.

Berikut fakta-fakta kasus prostitusi online di Garut :

1. Tawarkan melalui aplikasi Michat

Para tersangka yang menjadi muncikari menawarkan PSK melalui aplikasi MiChat.

"Setelah bertransaksi, lelaki yang memesan diminta untuk datang ke Hotel Candra Kirana di Cipanas. Di sana muncikari sudah menyediakan wanitanya," ujar AKBP Budi Satria Wiguna di Mapolres Garut, Sabtu (25/5/2019).

Polisi menggerebek prostitusi tersebut pada Jumat (24/5/2019) malam.

2. Amankan 5 pria hidung belang dan 7 PSK

Ada lima pria hidung belang dan tujuh PSK yang dibawa ke Mapolres Garut

Dua orang dijadikan tersangka yakni TA dan SA.

Perannya masing-masing sebagai muncikari dan kurir.

Keduanya merupakan warga Kota Bandung, sedangkan para korban atau PSK berasal dari Bandung dan satu orang dari Garut.

"Lelaki yang pesannya juga berasal dari Bandung. Alasan mereka katanya sedang liburan ke Garut," katanya.

3. Terdorong kebutuhan

Pengakuan para korban dan muncikari, aksi prostitusi yang dijalankan di bulan Ramadan karena terdorong kebutuhan.

Para tersangka dan korban sudah beberapa hari tinggal di hotel tersebut.

"Kalau operasionalnya sudah lebih dari satu tahun. Mereka menawarkan melalui jejaringnya di MiChat," ucapnya.

4. Tarifnya Rp 500 ribu sampai 1 juta

Sekali kencan, tarif yang ditawarkan berkisar dari Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.

Menurut AKBP Budi Satria Wiguna, ada dua korban yang masih di bawah umur.

"Ada tiga pasal yang dikenakan. Pasal 296 junto pasal 506 untuk muncikarinya dan UU perlindungan anak karena ada dua orang yang dibawah umur. Serta UU ITE pasal 45 junto 28 dengan ancaman kurungan maksimal 15 tahun penjara," katanya. (*)

Para PSK Online di Kota Kupang pakai rumah penginapan melayani pelanggan

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pekerja Seks Komersial ( PSK) Online di Kota Kupang memilih rumah penginapan atau homestay untuk melayani pelanggan.

Hasil penelusaran POS-KUPANG.COM, yang menyamar menjadi pelanggan, diketahui para PSK biasanya menyewa penginapan dengan tarif transit, yakni 1 atau dua jam.

Salah satu penginapan di Kota Kupang, yang didatangi POS-KUPANG.COM, bahkan menyediakan nomor handphone para PSK.

Kepada POS-KUPANG.COM, penjaga penginapan memberikan daftar nomor handphone PSK untuk dihubungi.

"Ada nomor-nomor mereka, silahkan dihubungi sendiri. Untuk biaya kamar pe jam 100 ribu, siapa yang bayar tergantung kesepakatan PSK dengan pelanggan," ungkap penjaga penginapan.

Menurutnya, penginapan yang dijaganya itu beroperasi 24 jam. "Di sini mau siang malam, bisa, tidak hanya untuk PSK saja. Siapapun yang mau nginap atau transit bisa," jelasnya.

Dari daftar nomor handphone yang ada POS-KUPANG.COM mencoba menghubungi beberapa nomor. Dua di antaranya memberi respon.

Dalam percakapan si PSK meminta POS-KUPANG.COM memesan kamar lalu menunggu di kamar yang dipilih dan pintu kamar dibiarkan terbuka sampai ia tiba. Si PSK berpesan uang bayaran untuknya diberikan setelah pelanggan dilayani.

Nomor handphone berikut dihubungi POS-KUPANG.COM, memberikan instruksi yang tak jauh berbeda yakni memesan kamar, membayar dan menunggu di kamar dan membiarkan pintu kamar terbuka sampai ia tiba.

Penjaga penginapan kepada POS-KUPANG.COM, juga menyampaikan, para PSK ada yang menggunakan aplikasi MiChat sebagai media untuk menggaet pelanggan.

Dari aplikasi MiChat, POS-KUPANG.COM, berhasil menghubungi beberapa PSK, mereka juga tak segan-segan membagikan nomor handphone mereka untuk dihubungi.

Dari percakapan melalui aplikasi tersebut, diketahui tidak semua PSK memilih lokasi yang sama untuk melayani pelanggan dan tarif kamar pun berbeda-beda. Sementara bayaran untuk PSK diberikan setelah PSK melayani pemesan.

Izin Dicabut

Pjs. Sekda Kota Kupang, Elvianus Wairata menegaskan Pemkot Kupang akan mencabut izin usaha hotel, homestay, tempat karaoke dan tempat hiburan lainnya, jika ditemukan tempat-tempat tersebut ada praktek prostitusi.

Hal itu disampaikan Elvianus Wairata kepada POS-KUPANG.COM, di ruang kerjanya menindaklanjuti target Pemerintah bahwa di seluruh wilayah Tanah Air harus bebas dari Prostitusi.

"Sebagaimana target Pemerintah secara nasional, seluruh wilayah Tanah Air 2019 harus bebas prostitusi. Jadi Pemkot Kupang juga ingin Kota Kupang bebas dari Prostitusi," tegasnya.

Ia menjelaskan, sejauh ini sudah ada edaran Wali Kota Kupang untuk dilakukan pengawasan dan pengecekan di lokasi-lokasi yang dicurigai ada praktek prostitusi.

"Pihak Satuan Polisi Pamong Praja juga gencar melakukan razia dan pengawasan dan akan ada langkah-langkah selanjutnya yang kita ambil, termasuk pencabutan ijin usaha bila ditemukan ada praktek prostitusi," jelasnya.

Terkait pemulangan PSK Karang Dempel di Kecamatan Alak, Elvianus mengatakan, bulan depan (Oktober 2019) semua PSK KD yang terdata, 68 orang akan dipulangkan ke kampung halaman mereka masing-masing.

Elvianus menjelaskan, Pemerintah Kota Kupang tengah mengurus data kependudukan para PSK dan membangun komunikasi dengan pemerintah daerah asal para PSK.

Lanjutnya, pemulangan PSK Karang Dempel dibiayai oleh pihak Kementerian Sosial. "Yang jelas mereka harus dipulangkan bulan depan. Biayanya oleh Kementerian Sosial. Karena kebijakan pemulangan sudah sejak Januari 2019," ungkap Elvianus. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)

Nyamar Padi PSK, Polwan Kapolsek Disuruh Layani Brondong, Sang Bripda Layani Pria Berkelas, Ini Ceritanya

POS KUPANG.COM -- Dua orang Polisi Wanita ( Polwan ) menyamar menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk membongkar kasus perdagangan perempuan

Salah seorang dari dua Polwan yang menyamar jadi PSK untuk membongkar kasus perdagangan perempuan tersebut adalah AKP Rochana Sulistyaningrum, yang itu saat menjabat Kapolsek Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Lokasi kasus perdagangan perempuan yang ingin diungkap dua Polwan yang menyamar menjadi PSK tersebut adalah Warung Kopi Kuro Kuro.

Dengan mengajak polwan cantik bernama Bripda Mira Indah Cahyani, dua Polwan menyamar menjadi PSK untuk membongkar kasus perdagangan perempuan.

Kisah penyamaran penyamaran tingkat itu untuk menyasar warung kopi yang ada di Dukuh Rames, Desa Sukoharjo, Kecamatan Wedarijaksa.

Video Kapolsek Wedarijaksa dan anak buahnya yang menyamar jadi PSK itu sudah dipublikasikan di YouTube Kompas TV pada tanggal 13 September 2017 silam.

Berikut kisah sang Kapolsek yang menyamar jadi PSK yang dilansir dari Kompas.com dan Tribunnews.com.

Warung Kopi Kuro-Kuro

Sepekan sebelum melakukan penggerebekan ke Warung Kopi Kuro-Kuro, ia bergerak sendiri menelusuri bisnis esek-esek terselubung itu.

Dengan mengendarai sepeda motor, Rochana yang berpakaian preman mulai bertanya-tanya kepada warga sekitar.

Ia mulai bercengkerama dengan orang yang ada di dalam Warung Kopi Kuro-Kuro.

Bangunan yang dijadikan sebagai modus warung kopi tersebut bagian depannya digunakan untuk jualan kopi dan makanan.

Warga hanya tahu itu warung kopi.

Pemiliknya cukup rapi mengelabui warga karena hanya orang tertentu yang bisa menikmati bisnis esek-eseknya tersebut.

Sehari sebelum penyergapan, wanita berhijab itu memutuskan untuk menyaru supaya bisa bercengkerama dengan orang yang ada di dalam warung kopi Kuro-Kuro.

Untuk memuluskan penyamarannya itu, ia lantas mempercantik diri serta mengajak seorang anggotanya, Bripda Mira Indah Cahyani (21).

"Mira, kamu jangan pulang dulu, nanti malam ada kegiatan. Tolong kamu jangan bilang anggota lain. Sore ini saya mandi di kantor dan selanjutnya antar saya ke salon," ujar Rochana.

Rochana kemudian menyampaikan perihal rencana penyamaran itu kepada Mira.

Dengan membonceng Mira mengendarai motor matik, mereka selanjutnya berangkat menuju salon di wilayah Pati.

Berdandan seksi

Awalnya kedua polwan ini sempat canggung karena harus mengubah kebiasaan dengan berdandan seksi.

Namun, semua itu terpaksa dikesampingkan demi tugas mulia.

"Mira sempat risih karena saya suruh berganti kaus minim dan hotpant. Begitu juga saya yang memutuskan mengenakan daster dan melepas hijab. Tapi it's ok, inilah tugas yang harus kita emban," jelas Rochana.

Rambut kedua polwan ini pun didandani ala kekinian.

Bripda Mira harus mengenakan rambut palsu karena rambutnya pendek.

"Saya juga minta Mira memakai topi. Kaus, hotpant serta topi itu milik anak saya. Kalau saya yang berdandan seperti anak muda kan lucu. saya pakai daster saja," ungkap Rochana sambil tertawa.

Rampung berdandan, kedua polwan tanpa berbekal senjata api (senpi) ini bergegas menuju warung kopi Kuro-Kuro.

Motor matik diparkir di depan lokasi.

Mereka kemudian masuk ke dalam untuk mengawali aksi penyamaran.

Keduanya mengaku sebagai sesama kerabat dengan status janda yang membutuhkan pekerjaan.

Rochana dan Mira kemudian bergantian memelas dan merayu seorang wanita PSK yang ada di dalam warung kopi.

Sampai akhirnya Woro Wiranti (34), wanita pemilik bisnis prostitusi itu keluar dari kamar menemui keduanya.

Rochana dan Mira masuk warung kopi itu sehabis magrib dan sepi.

Setelah bertemu dengan seorang wanita berpakaian seksi, dan mengutarakan niat sebelumnya, wanita PSK itu pun memanggil bosnya.

"Saya kaget bukan kepalang begitu bosnya keluar. Ternyata ia biduan dangdut yang sering ketemu di panggung saat saya berjaga mengamankan. Kami pernah saling menyapa dan bertatap muka. Saat itu saya hanya berdoa semoga penyamaran lancar. Alhamdulillah ia tak mengenali saya," kata Rochana yang masuk Secaba Polwan tahun 1987 itu.

Setelah mengobrol selama beberapa jam sembari menikmati secangkir kopi, bos warung kopi Kuro-Kuro selaku mucikari akhirnya memberikan kode lampu hijau.

AKP Rochana dan Bripda Mira pun diterima bekerja dengan syarat harus senantiasa berpenampilan aduhai yang mengundang syahwat lelaki.

Mereka berdua diharuskan berangkat bekerja mulai pagi pukul 09.00 WIB.

"Besok langsung kerja aja layani tamu berkaraoke. Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke dan dua kamar. Oh iya kamu jangan pakai daster lagi. Kalau siang banyak bos-bos berkumpul di sini. Ada bos ketela, bos ikan, dan bos tepung. Kalau habis magrib sudah sepi," kata Rochana menirukan ucapan bos PSK itu.

Beri tarif khusus

Warung kopi Kuro-Kuro tersebut sudah beroperasi 4 bulan.

Untuk sekali berkencan dengan PSK tarifnya mulai Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu, tinggal menyesuaikan usia dan fisik.

"Meski sudah berumur saya diperbolehkan bekerja dengan tarif Rp 50 ribu sekali kencan. Katanya saya khusus untuk brondong, karena brondong itu tak berduit. Kalau Mira tarifnya Rp 350 ribu, dengan alasan karena muda dan bodinya masih bagus. Itu bosnya yang bilang," kisah Rochana.

Anak buah kapolsek sampai tertipu

Setelah sepakat dengan bos PSK, Rochana dan Mira langsung pulang ke Mapolsek Wedarijaksa.

Penyamaran mereka rupanya berjalan mulus.

Petugas piket Mapolsek Wedarijaksa saat itu bahkan sempat tak mengenali Rochana.

Anggotanya yang berjaga malam itu sempat mengusir Rochana yang hendak masuk ke kantor lantaran dikira orang gila yang berkeliaran.

"Hai kamu jangan masuk! Pergi atau kusiram kamu!" kata Rochana menirukan hardikan anak buahnya kala itu.

"Enak saja mau nyiram, saya ini Kapolsek kamu," ujar Rochana.

Kata Rochana, saat itu juga anggotanya kaget dan tak percaya.

Mereka pun tertawa semua sendiri.

Detik-detik penggerebekan

Keesokan harinya, yakni sekitar pukul 15.30 WIB, Rochana bersama tim gabungan dari Polsek Wedarijaksa menggerebek warung kopi Kuro-Kuro.

Dalam penggerebkan, polisi mengamankan 3 PSK, 4 pria hidung belang, dan satu pasangan mesum yang terkunci rapat di kamar.

 Ramalan Zodiak Cinta Kamis 26 September 2019, Cancer Curigai Pasangan, Scorpio Bergolak

Selain itu turut mengamankan seorang mucikari atau pemilik warung kopi Kuro-Kuro atas nama biduan Woro Wiranti (34).

"Mana Brondongnya, katanya saya mau dikasih brondong?" tanya Rochana pada mucikari dan si pemilik warung kopi itu. Pemilik warung kopi langsung kaget dan meminta maaf.

"Saat ini proses hukum sedang berlangsung dan akan dilimpahkan ke kejaksaan. Penyelidikan tak ditemukan pekerja gadis di bawah umur," imbuh Rochana.

Mereka yang diamankan dijerat Pasal 296 KUHPidana karena mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan ancaman pidana 1 tahun 4 bulan penjara. (*)

* Dua Gadis Berparas Cantik siswi SMP yang Hilang 5 Hari Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya!

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved