Renungan Kristen Protestan
Renungan Kristen Protestan, 10 Desember 2019: Karya Tuhan tak Bisa Dihambat
Thomas Hobbes, Filsuf abad 17 mengatakan bahwa dalam diri manusia ada self-interest (kepentingan diri) yang selalu ingin dilindungi.
Penulis: Ferry Jahang | Editor: Ferry Jahang
Namun dari 12 keluarga ini, setelah puluhan tahun jumlah orang Israel menjadi sedemikian banyaknya (ay. 7). Bertambah banyaknya orang-orang Israel ini ternyata menjadi ancaman bagi raja Mesir yang baru.
Karena itu, Raja Mesir itu mengajak rakyatnya untuk mengantisipasi jumlah orang Israel yang makin bertambah itu. Sang raja mulai menyusun strategi untuk menindas dan mengeksploitasi umat Israel (ay. 9-10).
Berbagai cara diupayakan dengan tujuan menghentikan laju pertumbuhan umat Israel.
Pertama-tama, sang raja memaksa umat Israel kerja rodi. Mereka diminta mendirikan kota-kota perbekalan bagi Firaun.
Raja Mesir itu berpikir bahwa dengan memaksa orang-orang Israel bekerja, mereka kehabisan tenaga dan waktu untuk memproduksi keturunan.
Ia berpikir bahwa dengan kerja rodi, suami-suami tidak lagi mampu melakukan hubungan suami-istri sehingga dengan sendirinya isteri-isteri mereka tidak lagi dapat mengandung dan melahirkan.
Namun upaya itu gagal. Sebab umat Israel malah bertambah banyak (ay. 12). Karena itu hukuman raja mesir ditambahkan.
Dan inilah yang kedua. Raja memerintahkan orang Israel untuk bekerja lebih berat lagi dan dalam tekanan psikologis yang tinggi.
Dikatakan dalam ayat 13-14, "lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahatkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat,
yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka.
"Raja Mesir berpikir bahwa dengan menindas bangsa Israel, mereka akan stress sehingga mempengaruhi kualitas sperma para suami dan juga kandungan para istri.
Namun semua upaya menghambat laju pertumbuhan umat Allah tidak berhasil.
Sang raja tak kekurangan akal. Cara ketiga yang dicoba oleh raja Mesir untuk menghentikan pertumbuhan populasi umat Israel adalah dengan membunuh.
Kali ini sang raja merencanakan pembunuhan atas semua bayi laki-laki Israel. Raja meminta para bidan membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir (16).
Ini menunjukan bahwa raja ingin menahan laju pertambahan jumlah orang Israel. Namun para bidan itu takut akan Allah Israel sehingga mereka tidak berani membunuh bayi-bayi laki-laki Israel.
Sebagai langkah terakhir, cara keempat, sang raja mengeluarkan suatu perintah kepada seluruh rakyatnya bahwa: semua anak laki-laki Ibrani yang lahir harus dilemparkan ke sungai Nil agar mati terbawa arus.