Jasad Korban Pendakian Gubung Everest Tak Bakal Dievakuasi, Alasannya Bikin Haru

Jasad Korban Pendakian Gubung Everest Tak Bakal Dievakuasi, Alasannya Bikin Haru

(Dokumen foto: Pasang Rinzee Sherpa)
Sampah dari pendaki Gunung Everest yang dibersihkan dari sisi Tibet hingga sisi Nepal pada April--Mei 2018 mencapai sekira 8,5 ton. 
 
  • POS-KUPANG.COM - Jasad Korban Pendakian Gubung Everest Tak Bakal Dievakuasi, Alasannya Bikin Haru
Setiap pendaki pasti memiliki keinginan untuk menaklukkan gunung-gunung tertentu.

Dan gunung yang menjadi primadona sekaligus tantangan terbesar para pendaki adalah Gunung Everest yang terletak di perbatasan Nepal dan Tibet.

Mendaki gunung tertinggi di dunia tentu membutuhkan segala persiapan yang matang.

Banyak pendaki yang tewas saat berusaha mencapai puncak.

Para korban tewas ini jasadnya ditinggalkan begitu saja di sekitar Gunung Everest.

Ternyata hal ini sudah biasa dilakukan dalam pendakian gunung ini.

Jasad para korban hampir tidak mungkin untuk dievakuasi karena kondisi cuaca yang ekstrem.

Namun, beberapa tim ekspedisi secara rutin memeriksa dan menutupi jasad korban agar mereka bisa beristirahat dengan damai.

Berikut beberapa kejadian tewasnya pendaki di Gunung Everest.

1. Tsewang Paljor alias si Boots Hijau

Satu kematian pendaki yang terkenal adalah seorang pria bernama Tsewang Paljor yang berasal dari Indoa.

Saat itu timnya, Indo-Tibe Border Police, terkena serangan badai paling mematikan pada 1996.

Dia terpisah dari grup dan berlindung di bawah sebuah gua kecil dimana ia ditemukan sudah tak bernyawa.

Lokasi jasadnya sering dijadikan patokan para pendaki.

(imgur.com)

2. George Mallory

George adalah pendaki yang pertama kali mencoba mendaki Gunung Everest pada 1924.

Namun, jasadnya belum teridentifikasi hingga 1999.

Ia meninggal karena terjatuh dan mengalami trauma kepala.

Jika saja dia berhasil, maka dia sudah menjadi orang pertama yang berhasil menaklukkan puncak tertinggi dunia.

(imgur.com)

3. Francys Arsentiev

Perempuan ini mendaki dengan suaminya pada tahun 1999, namun keduanya terpisah dalam perjalanan.

Saat mereka saling mencari, sang suami malah meninggal karena jatuh ke jurang.

Sedangkan Francys meninggal karena radang dingin.

Dua orang pendaki yang dulunya satu grup dengan Francys kembali ke Everest pada 2007.

Mereka menutupi jasad Francys dengan bendera Amerika.

Dia adalah perempuan pertama yang mendaki Gunung Everest tanpa bantuan tabung oksigen.

(imgur.com)

4. Shriya Shah-Klorfine

Shriya sudah berhasil mencapai puncak Everest pada 2012.

Dia seharusnya bisa menggunakan 25 menit untuk merayakan keberhasilannya.

Namun, sayang dia mendadak kehabisan oksigen karena kelelahan.

Badannya terbaring 300 meter dari puncak, dengan ditutupi bendera Kanada.

(imgur.com)

5. Hannelore Schmatz

Hannelore adalah seorang pendaki asal Jerman yang meninggal pada 1976 karena tekanan udara ekstrem dan radang dingin.

Dia dipercaya sedang tidur beralas tas ransel dan tak pernah bangun lagi.

(imgur.com)

6. Tanpa nama

Di antara korban tewas, banyak jasad para pendaki ini sudah terbaring lama, namun hingga kini belum diketahui identitasnya.

Bahkan beberapa di antara mereka sudah dalam kondisi buruk.

(imgur.com)
(imgur.com)
(imgur.com)

Para tim ekspedisi tentu berusaha melakukan yang terbaik untuk mengidentifikasi para korban.

Namun, sayangnya, ini bukan lah pekerjaan yang mudah dilakukan.

Artikel ini sudah tayang di TribunStyle.com, Sabtu 20 Mei 2017 dengan judul Tewas saat Mendaki Gunung Everest, Jasad Para Korban Ditinggal Begitu Saja, Ternyata Alasannya . . .

 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved