News

Astaga 108 Warga NTT yang Bekerja di Luar Negeri Pulang Kampung Sudah Jadi Mayat, Ini Penyebabnya

BP3TKI NTT merilis sebanyak 108 pekerja migran asal NTT telah dipulangkan dalam wujud jenazah sejak Januari-November 2019.

Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/Laus Markus Goti
Jenazah TKI asal Sumba Barat Daya, Paulus Pati Mone tiba di Bandara El Tari Kupang, Minggu (24/3/2019). 

 POS KUPANG, COM , KUPANG - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) NTT merilis sebanyak 108 pekerja migran asal NTT telah dipulangkan dalam wujud jenazah sejak Januari-November 2019.

"Sampai dengan Kamis (28/11/2019) kemarin sudah ada kurang lebih 108 pekerja migran NTT yang sudah dipulangkan dalam wujud jenazah," ujar Kepala BP3TKI NTT, Siwa, kepada wartawan di Kupang, Jumat (29/11/2019).

Siwa mengatakan, dari 108 pekerja migran yang sudah dipulangkan dalam wujud jenazah itu, rata-rata adalah mereka yang menderita sakit di Malaysia.

Menurutnya, walaupun lebih banyak dipulangkan dari Malaysia tetapi tidak semuanya adalah pekerja migran yang legal atau yang terdaftar di data BP3TKI . "Dari jumlah itu, hanya satu yang legal, sisanya ilegal, tetapi yang satu legal itu adalah yang kerja di Sinegal," tegasnya.

TKI yang dipulangkan dalam keadaan meninggal, lanjut dia, paling banyak berasal dari Kabupaten Ende berjumlah 24 jenazah, Malaka 15 jenazah, Flores Timur 12 jenazah,
Kabupaten Timor Tengah Selatan sembilan jenazah, Timor Tengah Utara tujuh jenazah, Kabupaten Kupang delapan jenazah, Sumba Barat Daya enam jenazah, Belu lima jenazah, Kota Kupang enam jenazah.

Selain itu, Manggarai tiga jenazah dengan alamat yang tidak jelas, Nagekeo dan Sikka dua jenazah, serta Lembata, Manggarai Timur, Sumba Barat, Rote Ndao, serta Sabu Raijua masing-masing satu jenazah.

VIDEO Viral Gus Muwafiq, Mantan Asisten Gus Dur, yang Dituding Hina Nabi, Gus Miftah Ikut Komentar

Siwa mengatakan selama tahun 2019 ini pihaknya menangani sebanyak 362 kasus pekerja, 108 di antaranya meninggal dunia, dan sisanya karena pemulangan dan pekerja migran yang cuti.

"TKI yang cuti rata-rata jadi korban penipuan dari majikan, yang menjanjikan kiriman uang, tapi tidak pernah dikirim," ujar dia.
BP3TKI sendiri, kata Siwa, selama ini selalu memberikan penanganan kepada para korban pekerja migran asal NTT yang dipulangkan tersebut, mulai dari mengurus kepulangan dan proses pengantaran ke kediamannya.

Selain itu, terus melakukan sosialisasi pencegahan pengiriman pekerja migran asal NTT ilegal melalui berbagai imbauan di media sosial atau melalui media-media di NTT. (antara)

10 Fakta Sesungguhnya Polisi Amankan 31 Wanita Belia Asal Sumba yang Hendak Dijadikan TKW Malaysia

POS-KUPANG.COM | KUPANG
 - 10 Fakta Sesungguhnya 31 Cewek Asal Sumba yang Hendak Dijadikan TKW di Malaysia

Polres Kupang Kota berhasil mengamankan 31 wanita muda asal Sumba dan Rote yang hendak dijadikan sebagai Tenaga Kerja Wanita ( TKW) di Malaysia, Rabu (3/7/2019).

Sebanyak 31 calon TKW ini diamankan dari sebuah rumah kontrakan yang ada di wilayah Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT.

Mereka sejatinya hendak diberangkatkan ke Malaysia untuk dijadikan sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

Polisi menemukan adanya tengara pemalsuan sejumlah dokumen terhadap para calon TKW asal Sumba tersebut.

Sejumlah pemalsuan dokumen ini seperti usia yang masih belia tetapi diduga dipalsukan menjadi berusia 22 tahun.

Selain mengamankan 31 calon TKW asal Sumba yang hendak diberangkatkan ke Malaysia, polisi juga mengamankan Kepala Cabang PT Bukit Mayak Asri (BMA) Cabang Kupang.

Berikut 10 fakta terkait diamankannya 31 wanita belia asal Sumba yang akan dijadikan TKW ke Malaysia yang berhasil dihimpun POS-KUPANG.COM:

1. Berasal dari Sumba

Sebanyak 31 calon Tenaga Kerja Wanita ( TKW) yang diamankan Polres Kupang di rumah kontrakan Jalan Perwira No 16 Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang diduga berasal dari Sumba.

Mereka berasal dari Kabupaten Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, dan Rote, NTT.

2. Direkrut P T BMA

Para calon TKW yang rata-rata masih muda itu direkrut oleh PT Bukit Mayak Asri (BMA) yang beroperasi di Kota Kupang.

Di Sumba Timur, para calon TKW ini ditampung di sebuah rumah yang disewa PT BMA Cabang Sumba Timur.

Mereka direkrut oleh Agus dan Farida Muhammad.

 BREAKING NEWS: Polisi Amankan 31 Calon TKW di Kota Kupang

 Polemik Bau Ikan Asin, Usai Fairuz Lapor, Polda Metro Jaya Segera Periksa Galih Ginanjar Jumat Ini

 Kaesang Pangarep, Anak Bungsu Presiden Jokowi Tagih Bayaran ke Kevin Hendrawan, Transfer ya Om!

3. Polisi amankan Kepala Cabang PT BMA

Polisi juga mengaman Kepala Cabang PT Bukit Mayak Asri Cabang Kupang, Ristiana Iswati dan dua rekannya Yanto dan Vita.

Perekrutan para TKW ini dilakuan Farida Muhammad dengan petugas lapangan Agus dan Yeremias.

Suasana konferensi pers di aula Mapolres Kupang Kota, Rabu (3/7/2019).
Suasana konferensi pers di aula Mapolres Kupang Kota, Rabu (3/7/2019). (POS-KUPANG.COM/ GECIO VIANA)

4. Hendak diberangkatkan ke Malaysia

Berdasarkan hasil penyelidikan Polres Kupang Kota, para TKW ini akan diberangkatkan ke Malaysia untuk menjadi pembantu rumah tangga.

Padahal, sebelumnya mereka dijanjikan untuk bekerja sebagai cleaning servis di Malaysia.

5. Dokumen Diduga Dipalsukan

Informasi yang diperoleh dari kepolisian, para TKW asal Sumba ini rata-rata dipalsukan dokumentasinya.

Seperti umur yang diubah menjadi usia 22 tahun.

Para calon TKI rata-rata memiliki dokumen yang diduga telah dipalsukan perekrut lapangan.

Dari puluhan calon TKI itu, pihak kepolisian mengindentifikasi 6 calon TKW yang identitasnya dipalsukan oleh pihak perekrut lapangan di Kabupaten Sumba Timur.

Identitas yang diubah yakni tahun kelahiran mereka yang tertera di E-KTP telah diubah dan tidak sesuai dengan akta kelahiran serta ijazah mereka.

Keenam calon TKW tersebut diantaranya, Lapse Dorita Maramba Meha berusia 19 tahun namun dipalsukan menjadi 21 tahun, Jeni Yaku Danga yang berusia 20 tahun namun usia dipalsukan menjadi 22 tahun.

Para Calon TKI yang diamankan oleh Polres Kupang Kota, Rabu (3/7/2019).
Para Calon TKI yang diamankan oleh Polres Kupang Kota, Rabu (3/7/2019). (POS-KUPANG.COM/ GECIO VIANA)

Selain itu, Marlin Loda Wahang usia 19 tahun dipalsukan menjadi 22 tahun, Maria Kareri Hara asal Makaminggit yang berusia 19 tahun dipalsukan menjadi 21 tahun, Orvin Tatu Rija berusia 20 tahun namun dipalsukan menjadi 22 tahun serta Herlince Tamu Ina berusia 20 tahun namun dipalsukan berusia 22 tahun.

Keenam gadis asal Kabupaten Sumba Timur ini baru menamatkan pendidikan SMA dan direkrut Agus dan Frida Muhammad.

6. Mendapat imbalan Rp 8 Juta

Sedang perekrut para TKW ini dijanjikan akan mendapatkan imbalan uang sebesar Rp 8 juta untuk setiap TKW yang diberangkatkan ke Malaysia.

"Menurut keterangan Ristiana, satu Calon TKI yang dikirim akan diberikan uang sebesar Rp 8 juta, entah dari Farida seperti apa nanti lebih detailnya kami akan serahkan ke Polda dan nanti akan dikoordinasikan demi pemulangan mereka ke Sumba," kata Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi saat mendampingi Kapolres Kupang Kota AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti, Rabu (3/7/2019).

7. Laporan dari GMKI Cabang Kupang

Polres Kupang Kota berhasil menggagalkan pengiriman 31 TKW ke Malaysia Rabu (3/7/2019).

Mereka diamankan dari sebuah rumah kontrakan di Jalan Perwira No 16 Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Para TKW yang berasal dari Sumba dan Rote ini rencananya akan diberangkatkan ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga.

Kasus ini terungkap setelah Ketua GMKI Cabang Kupang, Ferdinan U T Hambadima melaporkan ke kepolisian.

8. Dua TKW melarikan diri

Menurut Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi, awalnya polisi mendapatkan laporan dari Ketua GMKI Cabang Kupang tentang adanya dua calon TKI yang melarikan diri dari tempat penampungan.

Kedua orang itu yakni Lapse Dorita Maramba Meha dan Orvin Tatu Rija yang melarikan diri pada Selasa (2/7/2019) malam dan saat itu pihaknya berhasil bertemu dan bersama mereka melaporkan hal tersebut ke Mapolres Kupang Kota.

Terungkapnya kasus tersebut berawal dari dua calon yang berhasil melarikan diri dari tempat penampungan dan melaporkan bahwa dokumen mereka telah dipalsukan oleh pihak perekrut.

Keduanya langsung dimintai keterangan di Unit Tipidter Satreskrim Polres Kupang Kota dan pada Rabu (3/7/2019) pukul 09.00 Wita, kata Iptu Bobby dilakukan penggeledahan di tempat penampungan tersebut.

9. Ditangani Polda NTT

Kasus terungkapnya TKW yang akan diberangkatkan ke Malaysia ini ditangani oleh Polda NTT.

"Karena poses perekrutan yang terjadi di Sumba Timur maka menjadi kewenangan atau domain penyelidikan dan penyidikannya harus dari lingkup Polda NTT maka kami sudah berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTT," kata Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi.

 Perkawinan Sedarah Membawa Dampak Negatif, Sejarah Telah Mencatat Banyak Korban

 Nyanyi Lagu Mogi dan Pakai Pakaian Adat NTT Poltekes Kupang Toreh Prestasi Tingkat Nasional

 3 Cewek Kece Ini Disebut-Sebut sebagai Kandidat Calon Menteri Jokowi-KH Maruf Amin, Lihat Sosoknya!

10. GMKI Kupang Minta Polisi Usut Tuntas Dugaan Sindikat Perdagangan Orang

Organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ( GMKI ) Cabang Kupang meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas dugaan sindikat mafia perdagangan orang yang melibatkan perusahaan penyalur tenaga kerja PT Bukit Minyak Asri (BMA).

Ketua GMKI Kupang Ferdinand Umbu Tay Hambandima, S.Pt kepada POS-KUPANG.COM pada Rabu (3/7/2019) mengatakan, sebagai organisasi sosial mereka meminta pihak berwajib untuk mengusut tuntas dugaan perdagangan orang yang melibatkan PT BMA serta mengadili pihak yang bertanggungjawab dalam kasus ini.

"Sebagai organisasi Kristen yang mencirikan  kekristenan, kemahasiswaan, dan keindonesiaan dan berjuang untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa, maka kami memutuskan mendorong agar kasus ini harus diusut tuntas oleh pihak yang berwajib dan mengadili setiap orang yang telah melanggar UU yang berlaku," katanya.

Ia menjelaskan, pada awalnya, pihaknya mendapat informasi dari Umbu Indra, seorang mahasiswa UKAW Kupang pada 1 Juli 2019 mengenai dua orang gadis asal Kabupaten Sumba Timur berinisial LDRM (19) dan DTR (19)  yang melarikan diri dari penampungan PT Bukit Mayak Asri sebelum mereka diberangkatkan ke luar negeri untuk dipekerjakan.

Kepada mereka, LDRM dan DTR mengungkapkan bahwa ada kejanggalan dan ketidaksesuaian antara apa yang disampaikan oleh perekrut ketika merekrut mereka dengan kenyataan lapangan yang mereka alami setelah diberangkatkan dari kampung halaman mereka di Sumba Timur.

Kedua calon tenaga kerja itu mengungkapkan bahwa sejak mereka  diberangkatkan dari Waingapu Kabupaten Sumba Timur pada bulan Mei 2019 hingga Senin (1/7/2019), mereka dikurung dalam suatu gedung dan tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Tak hanya sebatas itu, bahkan untuk menemui keluarga pun mereka tidak diperkenankan oleh perekrut.

Mereka juga mengungkapkan bahwa semua berkas administrasi data diri mereka diubah secara sepihak oleh perekrut. Data yang diubah tersebut meliputi tahun kelahiran untuk KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Ijazah mereka.

Kepada mereka, perekrut menjanjikan akan mengubah kembali sesuai aslinya di kemudian hari. Namun, katanya, hal tersebut tidak boleh disampaikan kepada pihak keluarga. (POS-KUPANG.COM/Gecio Viana/bebet)

TKW ini Alami Nasib Malang Lupa Keluarga setelah 31 Tahun Hilang Sejak Merantau ke Arab Saudi, SIMAK


POS KUPANG.COM
 --- Kisah TKW asal Cirebon yang bernama Carmi (48) bekerja di Arab Saudi dan hilang selama 31 tahun mencuri perhatian publik.

Pasalnya, Carmi, TKW di Arab Saudi akhirnya ditemukan usai menghilang selama 31 tahun dan tak bisa dihubungi oleh pihak keluarga.

Selama menghilang, TKW yang sudah 31 tahun bekerja di Arab Saudi itu bahkan lupa berbahasa Indonesia.

Kisah sedih itu dialami oleh keluarga Ilyas (85) dan Warniah (75), orang tua Carmi yang mengaku kehilangan sang putri sulung 31 tahun lamanya.

 Suami Gigit Leher Istri hingga Tewas Bersimbah Darah, Pelaku Kabur Lewat Rawa, Bagai Vampire

 Perempuan Ini Mendengar Anaknya Azan di Tengah Kobaran Api, Begini Kisahnya

Melansir dari laman Kompas.com, keluarga Ilyas yang tinggal di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon merasa bersyukur usai mendengar keberadaan Carmi.

Pasalnya, Carmi sudah bekerja di Riyadh, Arab Saudi sejak tahun 1988 atau 31 tahun silam.

Carmi langsung bekerja menjadi TKW usai lulus sekolah dasar dengan usia sekitar 13 tahun saat itu.

Namun, untuk memenuhi syarat administrasi, Carmi menuakan umur.

Carmi nekat bekerja menjadi TKW di Arab Saudi lantaran ingin mengubah nasib keluarga.

Semula ia sempat dilarang oleh kedua orang tuanya tetapi tekat ingin membantu biaya sekolah adik-adiknya yang sudah bulat membuat Carmimeninggalkan keluarga untuk mengadu nasib.

Namun, apa boleh dikata, nasib mujur belum berpihak padanya.

Meski sempat berkirim surat, Carmi belum sekalipun mengirimkan uang untuk keluarga dan justru menghilang di tahun 1995.

 Petani Mampu Bobol ATM dengan Saldo Rp 129 Juta, Ternyata Uangnya Dipakai Beli ini

 FAKTA Kuntilanak? Penampakan di Rumah Raffi Ahmad, Sosok Rambut Panjang Baju Putih Berdiri di Cermin

Ditahun yang sama keluarganya melapor kepada BNP2TKI dan KBRI untuk mempertanyakan keberadaan anggota keluarganya itu.

Kini, usai 31 tahun berlalu tangis bahagia pecah saat Ilyas dan keluarganya mendapat kabar bahagia tentang keberadaan Carmi dari Sadullah, petugas KBRI Riyadh.

Pada Senin (5/8/2019), Sadullah mengabarkan rumah majikan Carmi sudah berhasil ditemukan tetapi belum bisa memulangkannya ke Indonesia.

“Sadullah dan petugas KBRI butuh waktu untuk melakukan pendekatan dengan majikan Carmi. Sehingga, tidak bisa langsung dijemput dan dibawa pulang,” kata Sofiyudin, kepada Kompas.com, Senin (2/9/2019).

Sadullah kembali mengabarkan, Carmi sudah diamankan di kantor KBRI Riyadh pada Rabu (28/8/2019) dan sedang menjalani proses pemulihan.

Pasalnya, Carmi mulai kehilangan ingatan terkait latar belakang keluarga di Indonesia.

Bahkan, ia kesulitan berbahasa Indonesia terlebih bahasa Cirebon.

Carmi hanya bisa mengingat satu persatu nama keluarganya.

 Instagram Bomber Persija Jakarta Bruno Matos Malah Diserbu Bonek Kabar Merapat ke Persebaya Surabaya

 Begini Hitung-hitungan Persib Bandung untuk Jadi Juara Liga 1 2019, Beda 21 Poin Bali United

Ilyas (ayah Carmi) sebelumnya sempat meminta Sadullah untuk memperlihatkan tanda lahir untuk memastikan bahwa itu benar-benar anak kandungnya yang sudah 31 tahun tidak bertemu.

“Baka beli percaya, sikile todokaken. Ditodokakek iya bener. Pada gemuyu kabeh. Iya ana lima jerijie, tapi sijie cilik. Tanda lahire kue. Pada bae ning kene, ning eti. (Kalau tidak percaya tunjukan kakinya. Setelah ditunjukan benar. Pada tertawa semua. Iya, jari jemarinya ada lima, tapi satunya pendek. Tanda lahirnya Carmi. Sama seperti di sini, sama Eti),” kata Ilyas, yang sulit berbahasa Indonesia kepada Kompas.com.

Ilyas berharap, Carmi segera bisa dibawa pulang ke tanah air dan kembali berkumpul bersama keluarganya.

Sebelumnya, kabar bahagia penemuan Carmi, TKW Arab Saudi yang sudah 31 tahun tidak pulang ke tanah air juga dikabarkan lewat akun Instagram @kbri_riyadh, pada (28/8/2019) lalu.

Dalam kolom keterangan, KBRI Riyadh menceritakan proses panjang untuk menemukan Carmi yang sudah 31 tahun tak bertemu keluarganya.

"31th hilang kabar, KBRI Riyadh berhasil temukan Carmi binti Ilyas.

Pada bulan Juli 2019 informasi ini diterima oleh Atase Tenaga Kerja KBRI Riyadh dan langsung melakukan pendekatan ke pemerintah Arab Saudi dalam hal ini pihak Kepolisian Arab Saudi," tulis @kbri_riyadh.

Akhirnya pihak KBRI berhasil menemukan Cermi yang berada 400km dari Riyadh.

"Alhamdulillah, atas upaya intensif KBRI Riyadh, pada bulan Agustus 2019 keberadaan Carmi terlacak berada di desa Al Amar, Propinsi Gaseem yang berjarak sekitar 400km dari Riyadh," imbuh @kbri_riyadh.

Tim Perlindungan Warga KBRI Riyadh lantas melakukan pendekatan kepada majikannya dan akhirnya Carmi bisa kembali ke Tanah Air.

"Saat ini Carmi berada dalam perawatan KBRI Riyadh untuk dilakukan pemulihan kondisi psikologisnya yang telah berpuluh tahun tidak mengenali lagi latar belakang diri dan keluarganya di Indonesia," tulis @kbri_riyadh.

Pihak KBRI juga akan berupaya untuk meminta hak Carmi yang sudah 31 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sana.

"Secara parallel KBRI Riyadh juga akan berunding dengan majikannya untuk meminta hak gaji Carmi yang belum dibayarkan selama 31 tahun. KBRI Riyadh akan memulangkan Carmi ke Indonesia segera setelah semua hak-haknya telah dipenuhi oleh majikannya.
@kemlu_ri @kemnaker @bnp2tkipusat," pungkas @kbri_riyadh. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved