Andrew Bangga Ada Pembangunan Ladang Garam Baru di Nagekeo

CEO Cheetam Salt Limited Mr. Andrew Speed, mengaku bangga dan senang PT. Cheetam Flores Indonesia bisa melakukan peletakan batu

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Andrew Bangga Ada Pembangunan Ladang Garam Baru di Nagekeo
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do saat acara peletakan batu pertama pabrik garam di Makipaket Kelurahan Mbay II Kabupaten Nagekeo, Selasa (3/12/2019).

Andrew Bangga Ada Pembangunan Ladang Garam Baru di Nagekeo

POS-KUPANG.COM | MBAY --CEO Cheetam Salt Limited Mr. Andrew Speed, mengaku bangga dan senang PT. Cheetam Flores Indonesia bisa melakukan peletakan batu pertama pembangunan ladang baru di Kabupaten Nagekeo.

"Saya sangat berbahagia menyambut anda di upacara peresmian dan peletakan batu pertama untuk pembangunan ladang garam baru di tempat
ini," ungkap Mr. Andrew, saat acara ground breaking pembangunan ladang garam baru miliki PT. Cheetam Flores Indonesia di Makipaket Kelurahan Mbay II Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, Selasa (3/12/2019).

Mr. Andrew menjelaskan Cheetham Salt memiliki sejarah yang panjang dan membanggakan. Didirikan di Victoria, Australia pada tahun 1888. Di seluruh Australia, bisnis kami mengoperasikan enam ladang garam surya, yang menghasilkan lebih dari satu juta ton per tahun garam surya berkualitas
tinggi.

Garam surya berkualitas tinggi ini diproses melalui empat pabrik kami
menjadikan sekitar 300 produk berbeda yang dipasok ke pasar domestik Australia, dan juga pasar ekspor.

"Kami juga mengoperasikan ladang garam surya di Selandia Baru bersama dengan dua pabrik yang memasok pasar domestik Selandia Baru dan menjual garam kadar farmasi dengan kemurnian sangat tinggi ke pasar ekspor, termasuk Indonesia," ungkap Mr. Andrew.

Mr. Andrew mengatakan Cheetham pertama kali berinvestasi di Indonesia lebih dari 20 tahun yang lalu, dimuiai dengan pabrik kecil di Cilegon. Pabrik itu mengolah sejumlah kecil garam impor, terutama untuk pasokan ke pabrik aneka makanan Jawa Barat.

Sebuah pabrik yang jauh lebih besar dibangun pada tahun 2009 yang memiliki kopasitas memproses total 150kt garam impor dan lokal setiap tahun, terutama untuk pasokan ke industry aneka pangan dan pasar konsumsi nasional.

"Sejak 2009 kami telah menjajaki peluang untuk membangun ladang garam surya di Indonesia, menggunakan teknologi Australia untuk menghasilkan garam matahari berkualitas tinggi," ujarnya.

Ia mengungkapkan pada 2010 kami menandatangani Nota kesepahaman dengan Kementerian Perindustrian untuk mempelajari kelayakan teknis pembangunan ladang garam ini.

Pada 2016 Cheetham memikul tanggung jawab untuk mengelola ladang garam percontohan di Nggolonio atas nama masyarakat, yang telah dibangun oleh Kementerian Perindustrian.

"Pada saat yang sama kami membangun pabrik yang berdekatan dengan ladang garam untuk mengolah garam menjadi garam konsumsi dalam kemasan sebelum didistribusikan," jelas dia.

Ia mengatakan anajemen ladang garam percontohan ini adalah inisiatif yang sangat penting yang memungkinkan kami untuk belajar lebih banyak tentang produksi garam di lingkungan dan iklim yang ada disini serta memvalidasi sejumiah osumsi teknis yang kami miliki.

Sepanjang periode 10 tahun ini, Cheetham telah bekerja erat dengan masyarakat lokal dan semua tingkatan pemerintah Indonesia untuk menjadikan proyek ini menjadi kenyataan.

Pengalaman Cheetham dengan ladang garam di Australia dan Selandia Baru menempatkan kami secara unik untuk membantu pemerintah mencapai
strategi nasional untuk swasembada garam

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved