Ini Faktanya, Tangis Emak-emak l Tanahnya Dihargai Rp 18 ribu, Teriak Nama Jokowi Minta Solusi,
Tangis emak-emak viral saat menyebut tanahnya dihargai Rp 18 ribu per meter. Emak-emak atau wanita paruh baya itu juga teriak nama
POS KPANG.COM-- - Tangis emak-emak viral saat menyebut tanahnya dihargai Rp 18 ribu per meter.
Emak-emak atau wanita paruh baya itu juga teriak nama Presiden Jokowi dan mohon solusi.
Video tangisan emak-emak itu pun telah disukai lebih dari 4 ribu pengguna twitter.
Dalam video yang viral nampak seorang emak-emak tengah menangis histeris karena tanahnya dibeli tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Video ini diunggah oleh sebuah akun Twitter @RizmaWidiono pada Kamis (28/11/2019).
Emak-emak yang menangis histeris minta pertolongan Pak Jokowi (kolase: Twitter/RizmaWidiono)
Mulanya terlihat seorang emak-emak sedang menangis tersedu-sedu.
"Pak Jokowi berikan saya solusi.
"Sesuai janji Pak Jokowi, tidak ada ganti rugi, adanya ganti untung. Saya tahu Pak Jokowi orang baik.
"Tidak seperti orang-orang yang di bawah ini," ucap seorang ibu sembari menangis histeris.
Emak-emak ini kemudian meminta keadilan atas tanah yang dimilikinya. "Saya dikasih janji palsu selama ini, 18 ribu nilai sertifikat tanah saya.
"Lahan saya kena 5 hektare. "Saya sudah bilang tidak menuntut banyak. "Saya hanya meminta apa yang diputuskan PN Siak.
"Tapi semuanya pembohong," ujar emak-emak berbaju pink ini sambil terus menangis.
Di belakang emak-emak tersebut terlihat beberapa polwan sedang ikut menjaga tempat tersebut.
"Tolong saya Pak Jokowi, harga tanah di sini lebih mahal tempe, lebih mahal bakso.
"Mengurus sertifikat tidak murah dulu saya lakukan," terusnya.
Berikut cuplikan video-nya:
Emak-emak ini sebenarnya sudah melakukan segala upaya untuk mendapatkan keadilan, namun tetap tak mendapat keadilan.
"Saya sudah lakukan segala upaya, tidak pernah diajak mufakat. "Pihak-pihak mereka secara langsung yang menentukan harga.
"Tanah ibu sekian, tanah ibu sekian. "Bila terima, terima. Bila tidak ajukan pengadilan.
"Saya sudah ajukan pengadilan. "Saya sudah buat semampu saya," ucapnya.
• Inilah yang jadi Penyebab Penderita HIV/AIDS di Kota ini Mencapai 4000 orang
Terjadi di Kabupaten Siak Dilansir Tribun Pekanbaru (grup SURYAMALANG.COM), kejadian tersebut diduga terjadi saat diadakan sebuah eksekusi di Kampung Kandis, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Eksekusi lahan milik warga ini nantinya akan digunakan untuk membangun jalan Tol Pekanbaru-Dumai.
Namun hal eksekusi tanah ini mendapatkan aksi protes dari warga. Bahkan sempat ada salah seorang pemilik tanah yang pingsan saat proses eksekusi tersebut.
Ilustrasi - Jalan tol. (Tribun Pekanbaru/Theo Rizky)
Meski begitu adanya protes dari warga ini tak mempengaruhi sita eksekusi yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Siak.
Saat juru sita membacakan sita ekseskusi, pemilik lahan sempat datang ke lokasi sambil berteriak-teriak.
Ini dikarenakan para pemilik lahan ini banyak menggantungkan hidupnya dari lahan tersebut tapi malah dieksekusi.
• Diduga Mahasiswa Meninggal Dunia Setelah Kerjakan Skripsi Selama 7 Hari 7 Malam, Info
Lahan seluas 5.000 meter persegi ini berada di lokasi STA 50+550 Jalan Limbek, Kampung Kandis, Kecamatan Kandis.
Polres Siak juga menurunkan pengawalan yang cukup banyak sehingga dengan mudah menghalangi protes dari pemilik lahan.
Dari informasi yang diperoleh, lahan warga ini sebenarnya mendapatkan ganti rugi dari pemerintah.
Tapi mereka menolak karena ganti rugi tersebut tidak sesuai dengan harga tanah.
Pemerintah diketahui menawar harga tanah tersebut tidak lebih dari Rp 200 ribu per meter.
Proyek Tol Tetap Berlanjut
Di sisi lain, meski gelombang protes warga terus berlanjut, nyatanya tidak memengaruhi sita eksekusi yang dilakukan PN Siak.
Maklum saja, jumlah pengawalan yang diturunkan Polres Siak terlalu banyak, sehingga dengan mudah menghalangi protes pihak pemilik.
Sementara itu, dari pembangunan Jalan Tol Pekanbaru - Sumatera Barat, didapat info nilai investasi jalan tol yang melintasi Kabupaten Kampar sepanjang 44 kilometer tersebut diperkirakan sebesar Rp 3,5 triliun lebih.
Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Kampar, Azwan, Kamis (28/11) menuturkan berdasarkan pemaparan data teknis Kepala Proyek Pembangunan Jalan Tol (BPJT) Ruas Pekanbaru-Bangkinang, Eka Dharma pengerjaan pembangunan Jalan Tol ditargetkan selama 730 hari atau pada tahun 2022 sudah rampung diluar pemeliharaan.
Eka Dharma mengatakan item pekerjaan yang bakal di lakukan meliputi pematangan lahan/tanah, right pavement, overpass, underpass, box drain, box traffic, box portal, dan box pedestrian.
Dikatakan Tol Pekanbaru - Bangkinang nantinya akan terhubung dengan Tol Pekanbaru - Rengat serta Tol Pekanbaru - Dumai.
Kampar jadi daerah penghubung jalur tol yang ada di Sumatera.
Pengerjaan ruas ini dimulai dari Kubang kecamatan Siak Hulu menuju exit tol di Desa Sungai Telo, Bangkinang Seberang, melintasi 15 desa lainnya.
Terkait ganti rugi tanah terdampak dilakukan pihak binamarga sesuai harga pasaran.
"Kita akan himbau 5 Camat dan 15 Kades yang daerahnya terkena proyek Jalan Tol untuk mensosialisasikan hal tersebut," ungkapnya.
Eka Dharma berharap para Camat dan Kades bisa memberi pengertian yang baim kepada masyarakat

Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Tangis Emak-emak Viral Tanahnya Dihargai Rp 18 ribu, Teriak Nama Jokowi & Minta Solusi, Ini Faktanya, https://suryamalang.tribunnews.com/2019/11/30/tangis-emak-emak-viral-tanahnya-dihargai-rp-18-ribu-teriak-nama-jokowi-minta-solusi-ini-faktanya?page=all.
Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Adrianus Adhi