Masyarakat Nangga Minta ini kepada Pemerintah terkait SDI Praipajurung Sumba Timur
Orang tua dan masyarakat Desa Nangga di Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur meminta kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU---Orang tua dan masyarakat Desa Nangga di Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur meminta kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur untuk melengkapi fasilitas dan sarana-prasarana SDI Praipajurung.
Sekolah itu saat ini sedang viral, Video yang dipostingkan oleh akun twiter atas nama raditya PJ @raditypj dengan caption 'Muridnya ada, gurunya ga ada, meja ada kursi ga ada'.
Kepala Desa Nangga Umbu Ngandji ketika dihubungi POS-KUPANG.COM, Kamis (28/11/2019) malam mengaku kondisi sekolah itu saat ini sedang memprihatinkan.
• BREAKING NEWS: Dosen Muda di Kupang Dikeroyok Babak Belur, Tas dan HP Dirampas Pelaku
Kata Umbu Ngandji di sekolah itu sudah berulang kali terjadi pergantian guru kepala sekolah. Sering digantinya guru kepala sekolah menurutnya mungkin karena kondisi sekolah jauh dari keramaian sehingga guru tidak beta, selain itu mes guru saat ini kondisinya sudah memprihatinkan sehingga guru termasuk guru kepala sekolah tidak mau tinggal.
• Lihat Detik Detik Persib Maung Bandung Ditekuk Bali United, Ini Hasil dan Jalannya Pertandingan Info
"Kita bersama orang tua sudah ingatkan ulang-ulang, agar guru kepala sekolah tinggal di mes itu biar dekat dan proses KBMnya juga baik, tapi ini tidak ada memang sering ganti kepala sekolah tapi tidak ada kepala sekolah yang tinggal disitu. Kepala sekolah yang saat ini juga tidak tinggal di Mes guru itu dia tinggal bersama keluarganya di Desa lain dengan jarak tempuh dari dan ke sekolah sekitar 20 lebih Km,"tutur Umbu Ngandji.
"Kalau memang Mes kurang bagus kita ada gedung Posyandu untuk sementara tinggal disitu dulu sementara kita perbaiki. Ini kita sudah ingatkan juga masyarakat juga sudah sediahkan itu posyandu tapi memang beliau tidak beta, keluarganya ada di Desa lain,"tambah Umbu Ngandji.
Kata dia, pihaknya juga sudah mengusulkan untuk rehap Mes guru itu, dan pada tahun 2018 sebenarnya lolos usulan itu begitu juga pada Tahun 2019, namun katanya ada banyak kegitan sehingga akhirnya tidak juga berhasil.
Kata dia, ada satu orang guru garis depan (GGD) yang ditugaskan di sekolah itu, namun guru itu tugasnya sering di Waingapu.
"ada satu orang guru GGD juga tapi dia sering tugasnya di Waingapu, waktu kita tanya kenapa guru GGD seharusnya tetap bertugas mengajar banyak di sekolah, kenapa harus tinggal di Waingapu terus. Tapi katanya hanya guru ini saja yang kuasai atau mahir teknologi komputer,"ungkap Umbu Ngandji.
Terkait dengan fasilitas meja dan kursi, kata Umbu Ngandji, Pemerintah Desa dan masyarakat melihat sangat minim. Sehingga dengan kondisi seperti itu sudah 2 kali Musrembang Kecamatan pihaknya selalu mengusulkan untuk pengadaanya, tapi sampai saat ini belum juga terealisasi.
Kata dia, terkait dengan kekurangan fasilitas sekolah dan kondisi bangunan Mes yang sudah memprihatinkan itu masyarakat sudah mengusulkan melalui Musrembang Kecamatan. Saat Musrembang itu juga hadir juga Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan juga hadir.
Selain itu, pada saat acara lepas pisah anak-anak siswa kelas 6 SD yang lulus kemarin juga para guru telah menyampaikan terkait kondisi sekolah itu.
Lanjutnya, terkait fasilitas air bersih, sudah ada pembangunan air bersih dari LSM pada tahun 2018 lalu, namun saat ini belum sampai di sekolah itu. Pada tahun ini Pemdes setempat merencanakan melalui dana desa akan memperluaskan jaringan air bersih itu hingga sampai di sekolah tersebut.
Orang tua murid Siswa SDI Praipajurung Petrus Raja Muda, ketika dihubungi POS-KUPANG.COM, Kamis (28/11/2019) malam, mengaku kecewa dan prihatin terhadap sekolah seperti itu, sebab selama ini guru kepala sekolah dan sejumlah guru lain tidak tinggal sekolah itu.
"Saya sebagai orang tua merasa kecewa dan prihatin juga terhadap sekolah itu, karena selama ini guru kepala sekolah dan sejumlah kawanya yang lain tidak tinggal di sekolah itu. Itu karena Mes guru tidak ada,"ungkap Petrus.
Petrus mengatakan, Orang tua murid dan masyarakat ada swadaya membangun Mes, namun Mes itu hanya tertampung 2 orang guru. Satu guru PNS dan 1 guru honor komite.
Petrus juga mengaku melihat sendiri fasilitas seperti kursi dan meja masih kurang di sekolah. Terkait kekurangan itu, sebagai orang tua dan masyarakat sudah mengusulkan di MusrembangDes untuk meminta pengadaan kursi dan meja maupun bangunan gedungnya.
"Kita harapkan agar bisa terealisasi usulan kita itu. Meskipun kita di Kampung tapi anak-anak kita juga anak-anak Bangsa Indonesia sehingga harapan kami anak-anak kami juga rasakan hal yang sama dalam pendidikan,"pungkas Petrus.(*)
