Nasib Guru Honorer, Dari Jual Kue, Nyambi Jadi Badut, Hingga Terpaksa Tinggal di Toilet Sekolah

Nasib Guru Honorer, Dari Jual Kue, Nyambi Jadi Badut, Hingga Terpaksa Tinggal di Toilet Sekolah

Editor: Bebet I Hidayat
KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS
Salah seorang guru SMPN 3 Waigete yang sedang mengajar, Senin (1/4/2019). Sembilan guru di SMP ini merupakan guru honorer dengan gaji Rp 85.000 per bulan. 

Nasib Guru Honorer, Dari Jual Kue, Nyambi Jadi Badut, Hingga Terpaksa Tinggal di Toilet Sekolah

POS-KUPANG.COM - Guru Honorer di SMP Negeri Fatukopa, Timor Tengah Selatan (TTS), NTT, Titin Hayong, terpaksa nyambi jualan kue untuk mendapat penghasilan tambahan.

Setiap bulan Guru Honorer Titin digaji Rp 350 ribu, itupun dibayar setiap tiga bulan sesuai mekanisme pencairan dana BOS.

"Saya jualan kue di sekolah untuk mendapat penghasilan tambahan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau harap gaji tidak cukup, apalagi saya wanita. Mau tidak mau harus putar otak agar bisa mendapat penghasilan tambahan," ujar Guru Honorer Titin kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (26/11/2019) pagi.

Titin mengajar sebagai guru honor sejak tahun 2016 mengasuh mata pelajaran agama Kristen merangkap wali kelas. Namun namanya baru masuk Dapodik tiga bulan lalu. "Karena keterbatasan guru, saya mengajar agama dari kelas 1-3 merangkap wali kelas 3," ujarnya.

Titin mengaku walau gajinya sebagai Guru Honorer kecil namun tetap menikmati profesi sebagai seorang guru. Titin tinggal di rumah darurat dekat sekolah untuk menghemat biaya transportasi.

Titin Hayong, guru honorer pada SMP Negeri Fatukopa
Titin Hayong, guru honorer pada SMP Negeri Fatukopa (POS-KUPANG.COM/DION KOTA)

"Rumah saya di SoE, di Kampung Sabu. Jarak SoE-Fatukopa sekitar 70 kilometer. Makanya saya memilih tinggal di dekat sekolah. Dua minggu sekali baru balik SoE," ujarnya.

Ashanty Terjangkit Autoimun, Ambruk saat Sholat Maghrib, Minta Anang Tinggalkan Dia, Aku Mau Mati

Miyabi Usai Pensiun dari Film Dewasa, Begini Kehidupan Maria Ozawa Sekarang, Pakai Hijab?

Tinggal di Toilet Sekolah

Sementara itu, Guru Honorer Nining Suryani (44), seorang Guru Honorer sebuah sekolah dasar, menjadi salah satu contoh kurangnya kesejahteraan untuk Guru Honorer.

Nining Suryani sebagai Guru Honorer di SDN Karyabuana 3 Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, ini terpaksa harus tinggal di dalam toilet sekolah lantaran tidak punya rumah.

Nining mengaku, gajinya sebesar Rp 350.000 tidak cukup untuk menyewa rumah. Jadilah ia sebagai Guru Honorer yang tinggal di toilet.

Walaupun dia sudah mengajar di sekolah tersebut selama 15 tahun.

Ibu dua anak ini punya alasan khusus mengapa tetap bertahan sebagai Guru Honorer kendati gajinya kecil.

Yakni harapan untuk diangkat menjadi PNS dan mendapat penghasilan yang sesuai dengan pengabdiannya.

"Kalau nggak diangkat juga enggak apa-apa, setidaknya ada kebijakan dari pemerintah berapa kenaikan per bulan. Mau kecil mau besar, saya ikhlas terima," kata Nining saat ditemui di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Senin (15/7/2019).

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved