Cegah Demam Berdarah Dengan 3M Plus, Jangan Fogging

Memasuki musim hujan, salah satu penyakit yang dikhawatirkan adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Pencegahan DBD sendiri dilakukan melalui program Pemb

Editor: Ferry Ndoen
Foto Oleh Fransiska Mariana
Pengelola Program Surveilans, Ike Giri, S.KM; Pengelola Program DBD Puskesmas Oebobo, Tabita Timu, S.KM; dan Kepala Puskesmas Oebobo, drg. Suwidji, D. R. B, di Puskesmas Oebobo, Selasa (26/11/2019) 2 Lampiran 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM Fransiska Mariana

POS-KUPANG.COM-KUPANG-Memasuki musim hujan, salah satu penyakit yang dikhawatirkan adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Pencegahan DBD sendiri dilakukan melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat 3M Plus, bukan fogging.

"Kami tidak anjurkan fogging. Fogging itu dilakukan bila situasi atau populasi nyamuk tidak dapat dikendalikan lagi. Kami tidak mau masyarakat berpikir bahwa fogging menyelesaikan masalah demam berdarah. Fogging itu memberantas nyamuk dewasa, namun jentiknya masih hidup. Telur jentik itu sudah membawa virus, dan hanya butuh 5-7 hari untuk berubah menjadi nyamuk dewasa, sehingga fogging itu percuma."

Demikian diungkapkan Pengelola Program Surveilans Puskesmas Oebobo, Ike Giri, S.KM saat dijumpai POS-KUPANG.COM di Ruang Kesling Puskesmas Oebobo, Selasa (26/11/2019). Hal senada disampaikan juga oleh Kepala Puskesmas Oebobo, drg. Suwidji, D. R. B. "Fogging itu berbahaya bagi pernafasan, apalagi untuk ibu hamil."

Ike menjelaskan, DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus melalui gigitan nyamuk aedes. Nyamuk aedes terdiri dari 2 jenis, yakni aedes albopictus dan aedes aegypti. Nyamuk itu sulit ditemukan di tempat yang kotor karena mempunyai kebiasaan menyukai tempat yang bersih.

Lamanya masa inkubasi DBD adalah 3-4 hari. Penderita tidak langsung sakit ketika terkena gigitan nyamuk aedes, karena berkaitan dengan daya tahan tubuh penderita.

Lamanya penyakit DBD bergantung pada derajat keparahan penyakit. Derajat keparahan DBD terdiri dari derajat I hingga derajat IV. Derajat IV adalah derajat tertinggi dimana sudah disertai pendarahan di gusi dan lambung sehingga penanganan yang diberikan lebih intensif.

Demi mencegah penyebaran penyakit DBD, lanjut Ike, penanganan 3M Plus harus digalakkan. 3M Plus yang dilakukan sektor kesehatan adalah Menutup, Menguras, dan Mendaur Ulang.

"Kenapa mendaur ulang? Karena plastik yang terkena air ketika dikubur akan membutuhkan ratusan tahun untuk terurai di dalam tanah. Pemerhati lingkungan memberikan pemahaman baru, kita harus bisa mengedukasi masyarakat bahwa M yang terakhir di 3M Plus adalah Mendaur ulang. Mendaur ulang sampah-sampah yang berpotensi menjadi tempat penampungan air untuk hidupnya jentik-jentik nyamuk."

Sementara itu, tambah Ike, Plus yang dimaksud adalah menggunakan kelambu saat tidur, mengoleskan repellent lotion tolak nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik seperti Ikan Kepala Timah, dan menggunakan abate. Abate sendiri adalah larvasida yang dikhususkan untuk membasmi larva nyamuk.

Waktu pemakaian abate selama 3 bulan. Dosis abate yang ditentukan sesuai aturan ialah 10gram abate untuk 100 liter air. Menyikapi banyaknya masyarakat yang tidak berani menabur langsung bubuk tersebut ke air, Ike menyampaikan bahwa abate tidak berbahaya. "Air akan berbau jika abate yang dimasukkan melebih dosis. Namun, jika masyarakat bilang berbau, kami sarankan abate dimasukkan ke kain yang pori-porinya agak besar," tandasnya.

Pelatih Persib Maung Bandung Bawa 20 pemain Hajar Bali United, Lihat Nama Daftar Pemain

Di Puskesmas Oebobo, pembagian abate telah dilakukan di tiga wilayah kerja puskesmas yakni Oebobo, Oetete, dan Fatululi. Pemberian abate diprioritaskan pada daerah dengan kasus terbanyak DBD yang terdeteksi di awal tahun 2019 atau ditemukan positif jentik.

Menurut Suwidji, abate tidak dititipkan ke kelurahan. "Kami tidak titip di kelurahan. Jadi dari kelurahan yang ambil ke sini karena kami harus pertanggungjawaban ke dinas berapa jumlah abate yang sudah dikeluarkan," ungkapnya.

Ikke pun menambahkan, Puskesmas Oebobo membagikan langsung abate pada para ketua RT. "Menurut pemikiran saya sebagai pengelola program, kalau di kelurahan itu berapa presentasi orang yang datang untuk keperluan ke kantor lurah? Tapi kalau ke ketua RT, mereka kan langsung bertanggungjawab, mereka lihat jentik, langsung tabur abate."

Pembagian abate akan berlangsung hingga akhir tahun 2019 dan mungkin diperpanjang hingga awal tahun 2020 yang disesuaikan dengan musim hujan. Selain dititipkan ke ketua RT, abate dapat diambil di Ruang Kesling Puskesmas Oebobo. "Setiap pagi kami umumkan kepada pasien yang mengantri di bawah bahwa abate tersedia di lantai 2. Sehingga bapak dan ibu yang datang ke puskesmas dan memerlukan abate bisa langsung mengambilnya di sini," pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved