Kaum Bapa GMIT di Kota Kupang Komit Satu Bapa Tanam Satu Pohon
perubahan dalam masyarakat, sehingga bisa mewujudkan Kota Kupang sebagai kota yang layak huni dan terhindar dari kekeringan.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
“Kita bantu Pak Wali mensukseskan Gerakan Kupang Hijau karena memang sudah saatnya, karena sejak 2015 NTT sudah defisit air, jadi kalau sekarang ada sumur-sumur yang kering jangan kaget itu sudah dalam ramalan. Kita belum sadar NTT sudah defisit air sejak 2015,” katanya.
Ketua Kaum Bapak Sinode itu juga mengapresiasi tindakan yang dilakukan Pemerintah Kota dalam menggerakan masyarakat kota melestarikan lingkungan, hal tersebutlah yang kemudian menginspirasi PKBS menyelaraskan program yang sama.
Ia mengapresiasi Pemerintah Kota Kupang mengamankan daerah tangkapan air di Bismarak dari Timur ke Barat.
Menurutnya, mereka sudah bicara dengan jemaat di Bismarask dan jemaat Penam, warga Kota Kupang menambah 1000-2000 rupiah sebagai uang jasa lingkungan demi menjaga itu wilayah tangkapan air.
• SERAM, Ki Prana Lewu Ngaku Bisa Panggil Kuntilanak dan Mainkan Jailangkung,Denny Cagur Tercengang
• Ashanty Diguna-Guna? Penyakit Masih Jadi Misteri, Istri Anang Tunggu Hasil Pemeriksaan di Amerika
"Maksudnya supaya orang disana tidak potong pohon, air kita ambil dari Tarus 90% itu sesuai riset mata air yang ada di Tarus itu berasal dari Bismarak, bukan Manikin. Jadi kalau kita kerjasama dengan kaum bapak di Bismarak kita bersama bisa amankan sumber air untuk Kota Kupang,” jelasnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)