Pemerintah Hong Kong Sebut 600 Demonstran Menyerah kepada Polisi

Pemerintah Hong Kong menyatakan, sebanyak 600 demonstran memutuskan menyerah kepada polisi setelah terjadi mediasi.

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/AFP/DALE DE LA REY
Polisi menangkap seorang demonstran di Polytehcnic University di distrik Hung Hom, Hong Kong, pada 18 November 2019. Demonstran penentang pemerintah melarikan diri kepungan polisi di kampus, dengan otoritas mengancam bakal menggunakan peluru tajam jika pendemo memberikan kekerasan. 

POS-KUPANG.COM | HONG KONG - Pemerintah Hong Kong menyatakan, sebanyak 600 demonstran memutuskan menyerah kepada polisi setelah terjadi mediasi.

Kepala Eksekutif Carrie Lam yang muncul di hadapan publik sejak krisis terjadi 36 jam lalu berujar, sekitar 20 aktivis dievakuasi untuk mendapat perawatan medis.

Dia menyatakan, sekitar 200 dari demonstran yang menyerah adalah anak-anak. Karena itu, polisi tidak perlu menahan mereka dengan sisanya dibekuk.

Jiwa Wira Usaha Muda di Ende Masih Lemah Sebabkan Pengangguran

Meski begitu dikutip The Guardian Selasa (19/11/2019), Lam menyatakan polisi Hong Kong bisa menyelidiki mereka di masa depan jika diperlukan.

Polytechnic University yang berlokasi di Kowloon menjadi babak terbaru bentrokan pendemo dan penegak hukum sejak aksi protes terjadi lima bulan lalu.

Puluhan ribu orang turun ke jalan dan mencoba menjangkau pendemo yang bertahan di universitas. Namun, mereka terlibat bentrok dengan polisi.

37 Anak dari 7 Provinsi di Indonesia Ikut kegiatan Peningkatan Kapasitas di Ndona Ende

Aparat menembakkan gas air mata, peluru karet, dan dalam beberapa insiden, peluru tajam, untuk menekan massa penentang pemerintah. Kelompok pengunjuk rasa yang bertahan di kampus dilaporkan mencoba untuk melarikan diri dari pengepungan aparat pada Senin malam (18/11/2019).

Mereka terlihat menuruni jembatan, meminta kepada pengendara motor yang lewat untuk membawa mereka pergi, hingga lari melalui penutup got.

Di tengah krisis politik yang melanda kota finansial itu, China sudah melontarkan sejumlah peringatan, dan memunculkan kekhawatiran mereka bakal turun langsung.

Duta Besar Beijing untuk Inggris, Liu Xiaoming, menyatakan pemerintahan Carrie Lam sudah "berjuang sangat keras untuk mengendalikan situasi". "Tetapi jika situasi tidak terkendali, pemerintah pusat jelas tak akan berdiam diri. Kami punya kekuasaan mengakhirinya," ujar Liu.

Media pemerintah Global Times dalam editorialnya menuturkan bahwa "perusuh" harus dihukum.

"Kekerasan teror seperti ini harus mendapat hukuman," kata editorial itu. Jasper Tang, mantan anggota dewan Hong Kong kepada Reuters, menuturkan, dia mencoba melakukan mediasi antara demonstran dan polisi.

Sebab, dia mengungkapkan kekhawatiran bakal terjadi pertumpahan darah jika polisi merangsek masuk dengan paksa, dan ditanggapi dengan perlawanan hebat oleh pendemo.

Polisi menyatakan, mereka sudah mengizinkan Palang Merah untuk membawa pengunjuk rasa yang terluka. Namun sisanya harus menyerah.

"Kalian harus menyerahkan diri. Saat ini, tidak ada pilihan lain bagi mereka," kata Komandan distrik Kowloon Barat, Cheuk Hau-yip. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Hong Kong Sebut 600 Demonstran Menyerah kepada Polisi", https://internasional.kompas.com/read/2019/11/1 9/13533031/pemerintah-hong-kong-sebut-600-de monstran-menyerah-kepada-polisi?page=all#page 3.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved