Di Nagekeo, Gedung SMPN I Nangaroro Tidak Layak Pakai Butuh Direnovasi
agar kebutuhan SMPN I Nangaroro tersebut dapat disampaikan melalui Musrenbang.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Di Nagekeo Gedung SMPN I Nangaroro Tidak Layak Pakai Butuh Direnovasi
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Di Kabupaten Nagekeo, gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri I (SMPN I) Nangaroro di Kecamatan Nangaroro, butuh direnovasi.
Pasalnya saat ini sudah tidak layak pakai dan butuh perhatian semua pihak untuk memperbaik gedung sekolah tersebut.
Kondisi plafon sudah rusak dan jebol pada semua ruang kelas, tembok kelas retak, lantai rusak, jendela dan pintu keropos, bahkan empat ruang kelas sama sekali tidak memiliki pintu dan jendela, karena telah lama rusak.
Walaupun kondisi gedung berada dalam kondisi yang memprihatinkan tersebut, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat 232 orang siswa-siswinya untuk melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.
Kepala Sarana Prasarana SMPN I Nangaroro, Fransiskus Dhae, mengatakan kerusakan yang dialami sekolah tersebut telah berlangsung selama puluhan tahun.
"Saya mengabdi di sekolah ini sejak tahun 1999. Saat itu kondisi sekolah memang telah rusak dan belum pernah dilakukan perbaikan satu kali pun," ungkap Fransiskus, Senin (18/11/2019).
Fransiskus menjelaskan sekolah tersebut terdapat 10 ruangan kelas yang semuanya berada dalam kondisi rusak.
"Bahkan ada empat ruangan yang sama sekali tidak memiliki pintu dan jendela. Setiap hari anak-anak belajar dalam keadaan demikian. Kalau malam hari pun kelas dibiarkan begitu saja," ungkap Fransiskus.
Fransiskus mengharapkan agar ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Nagekeo untuk sekolahnya tersebut.
"Sudah terlalu lama kami menunggu.Sudah puluhan tahun. Apakah kami hanya akan dibiarkan begini saja?," ungkap Fransiskus.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN I Nangaroro, Arnoldus Walu, menyebutkan selain kondisi sekolah yang telah rusak parah, sekolah tersebut kekurangan ruangan kelas.
"Kami memang memiliki 10 ruangan kelas, tetapi 2 di antaranya kami gunakan sebagai ruangan guru sejak tahun 1992 yang lalu, karena ruangan guru rusak berat akibat gempa. Jadi sekarang sekolah kami kekurangan dua ruangan kelas," ungkap Arnoldus.
Arnoldus berharap ada perhatian Pemerintah Kabupaten Nagekeo agar dapat merenovasi gedung sekolah tersebut.
"Kondisi gedung seperti ini, sangat tidak nyaman bagi siswa maupun guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Kami selalu kuatir jika sewaktu-waktu gedung sekolah ini ambruk," ungkapnya.