Bilik Asmara, Kebutuhan Hubungan Intim Pasutri di Pengungsian, Salurkan Hasrat Biologis

Tak sedikit pengungsi yang mendambakan dibangunnya bilik asmara alias tempat bagi pasangan suami istri untuk berhubungan intim.

Editor: Ferry Ndoen
siapkeli
Bilik asmara untuk pengungsi 

Tenda tersebut dihiasi aneka grafiti kasih sayang bergambar Jantung hati dan tulisan You and Me yang berarti “Kau dan Aku” cieeee…

Begini Nasib 4 Pemain Asing Persib Maung Bandung di Liga 1 2020, Simak Kata Bos PT PBB,Info

“Bilik mesra ini dibuat untuk mengakomodir kebutuhan primer suami istri yang tidak memiliki tempat untuk melakukan hubungan,” kata Relawan di video tersebut.

Cara pengungsi Ambon lampiaskan hasrat seksual

Berbagai persoalan hidup kerap muncul dan menjadi cerita tersendiri bagi para pengungsi korban gempa Maluku yang sudah lebih dari sebulan lamanya menetap di sejumlah lokasi pengungsian.

Menjalani kehidupan yang serba sulit di tenda-tenda darurat dalam situasi yang sangat memprihatinkan dan jauh dari kondisi normal pun akhirnya harus dijalani dengan sabar oleh para pengungsi meski dirasa sangatlah berat.

Tak hanya soal urusan kebutuhan makan minum, kesehatan dan tempat tinggal di tenda pengungsian yang lebih layak, para pengungsi korban gempa Maluku, khususnya bagi mereka yang telah menikah, kini mulai dihadapkan dengan masalah lain yang dirasa sangat penting yakni, soal kebutuhan batin.

Sejumlah pengungsi yang ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, mengaku lebih dari sebulan lamanya mereka harus menahan hasrat bercinta lantaran situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan di lokasi pengungsian.

• Ada Kabar Oknum Satpol PP Jakbar Diduga Terlibat Pencucian Uang Rp 32 Miliar, Ini Kata Kasatpol DKI

“Untuk urusan itu kita hanya bisa menahan saja, bisa lihat sendiri di dalam tenda itu kita tidak tidur sendiri, ada orang tua ada anak-anak dan keponakan jadi mau peluk saja tidak bisa,” kata Firda sambil tersenyum kepada Kompas.com saat ditemui, Rabu (13/11/2019).

Firda mengakui ada sebagian pengungsi yang rumahnya tidak rusak bisa memanfaatkan waktu luang untuk memenuhi kebutuhan seksual.

Namun bagi mereka yang rumahnya rusak, hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada.

“Syukur bagi mereka yang rumahnya tidak rusak tapi bagi mereka yang rumahnya rusak mau bagaimana, terpaksa pasrah saja,” ujarnya.

Sewa penginapan

Bagi para pengungsi yang rumahnya rusak, mau dan tidak mau mereka terpaksa harus memutar otak untuk dapat memenuhi kebutuhan seksual meski harus rela mengeluarkan biaya.

Sejumlah pengungsi yang ditemui mengaku kondisi yang tidak memungkinkan di lokasi pengungsian, membuat mereka terpaksa pergi ke tempat lebih aman, bahkan hingga ke Kota Ambon untuk bermalam di sana.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved