Bom Medan
Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan dan Pengakuan Pria yang Berniat Ledakkan Diri Demi 72 Bidadari
Seorang pria melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) pagi sekira pukul 08.45 WIB.
Cerita bom bunuh diri di Polrestabes Medan dan pengakuan pria yang Berniat ledakkan diri demi 72 bidadari di surga
POS-KUPANG.COM - Seorang pria melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) pagi sekira pukul 08.45 WIB.
Identitas terduga pelaku diketahui bernama Rabbial Muslim Nasution alias Dedek (24).
Kepala Lingkungan (Kepling) III menyambangi rumah terduga pelaku bom bunuh diri Rabbial Muslim Nasution alias Dedek (24) yang pernah tinggal di Jalan Jangka Gang Tentram No 89 B, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.
Kepling III, Poetra membenarkan bahwa dulunya Dedek merupakan penduduk sekitar, tapi setelah menikah dia pindah ke Marelan.
"Terakhir ketemu sebelum dia menikah tahun 2018," kata Poetra di TKP rumah terduga pelaku bom bunuh diri, Rabu (13/11/2019).
"Dia seperti anak lainnya. Gabung dengan sebaya dan aktif di Masjid. Kalau ada kegiatan Isra Miraj dan Maulid dia ikut serta," sambungnya.
Dijelaskan Poetra bahwa Dedek bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol).
Kemudian soal sudah berapa lama Dedek tinggal di sini dan alamatnya di mana.
"Dia kalau enggak salah ada empat bersaudara. Dia dulu sempat di Aceh. Waktu kecil di Aceh dan sudah besar pindah balik lagi ke sini setelah Tsunami," tuturnya.
Diceritakan Poetra bahwa setelah menikah Dedek pindah ke Marelan. Dia sempat urus surat pindah dan istrinya dulu juga orang dekat-dekat sini.
"Mungkin setahun lebih dia sudah pindah. Karena 2018 dia sudah tidak di sini. Jujur saya kaget melihatnya seperti ini. Karena dia aktif dulu di kegiatan masjid. Dia juga bersosialisasi sama teman-temannya," jelas Poetra.
Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59) yang mengaku pernah mengenal Dedek juga membenarkan bahwa pelaku bom bunuh diri lahir di lokasi tersebut.
"Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang. Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini," kata Nardi.
Dalam kesehariannya, Dedek bekerja sebagai pengemudi ojek online dan juga sambilan berjualan bakso bakar. Orangtua perempuannya sudah meninggal.
"Dia rajin salat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah sikap jadi seperti ini," tutup Nardi.

Sementara itu, berdasarkan informasi seorang warga yang juga teman kecil, pelaku telah berkeluarga dan memiliki anak.
Kepada Tribun-Medan.com teman pelaku, Bagus Prasetio mengatakan, ia berteman akrab dengan Rabbial.
Teman korban mengenalnya dengan panggilan Dedek sejak kecil.
"Saya temannya sejak kecil, kenal baik dan tahu keluarganya," katanya.
Menurut Bagus sosok Dedek dinilainya baik, punya jiwa setia kawan.
Dikatakannya, Dedek merupakan pemuda yang aktif di lingkungan rumahnya.
"Dulu kami tergabung dalam remaja masjid dia aktif ikut rapat," katanya.
Bagus menuturkan, RMN awalnya tinggal di Jalan Jangka, di kawasan Ayahanda Medan namun pindah domisili setelah menikah.
"Warga di sini sudah lama tidak melihatnya lagi. Ia sempat pindah ke Marelan," katanya.
Bagus menjelaskan, Dedek tak sempat menamatkan sekolahnya di bangku SMA/SMK.
"Kami satu sekolah di SMK 9 Medan. Dia gak tamat sampai kelas satu saja," jelasnya.
Dikatakannya, sosok Dedek juga pernah mengikuti kegiatan bela diri silat.
"Kami juga pernah main bola bersama, saya kira orangnya sangat terbuka dan baik," katanya.
Bagus tak menyangka, rekannya tersebut melakukan aksi nekat.
"Kalaulah memang benar dia pelakunya, saya tidak sangka, karena ia saya kenal baik," tambahnya.
Tetangga yang juga merupakan sepupu pelaku, Maya (41), mengatakan bahwa Rabbial sudah pindah ke Marelan pasca-menikah.
"Dia pernah jadi remaja masjid. Itu dulu dia pas masih lajang. Tapi semenjak sudah nikah enggak tahu apa kegiatannya. Dia semenjak nikah ikut istrinya di Marelan. Tapi enggak tahu posisi pastinya di mana," ucap Maya.
Dijelaskan Maya bahwa dirinya cuma sekali ke rumah RMN di Marelan yaitu sewaktu mereka menikah, 3 tahun yang lalu.
Tak lama berselang, Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto keluar dari dalam rumah pelaku.
Namun, Kompol Eko Hartanto yang coba dimintai keterangan terkait kasus tersebut enggan memberikan jawaban.
"Nanti saja ya, saya tidak bisa berikan keterangan sekarang," ucap Eko singkat sembari berlalu pergi menaiki mobil.
Manajemen Gojek tak mau mengomentari pemakaian seragam Gojek dalam aksi bom bunuh diri ini.
"Kami mengutuk aksi teror yang terjadi di Polrestabes Medan pagi ini dan berduka cita atas jatuhnya korban dari aksi teror tersebut.
Kami tidak dapat berkomentar mengenai atribut terduga pelaku," ujar Vice President of Corporate Communications GOJEK, Kristy Nelwan, Rabu (13/11/2019).
Ia mengatakan Gojek telah dengan segera menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib serta siap untuk memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi.
"Gojek menentang keras segala tindakan anarkis dan akan memberikan dukungan penuh upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat," pungkasnya.
President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengaku prihatin dengan adanya bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).
“Kami turut prihatin atas peristiwa yang terjadi di Medan dan mendoakan kesembuhan bagi mereka yang terkena dampak dari peristiwa ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sejak mengetahui informasi tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait untuk memberikan dukungan penuh dalam proses investigasi lebih lanjut.
“Grab siap bantu polisi dalam penyelidikan,” jelasnya.
Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan diduga-duga merupakan driver ojek online (ojol), Grab.
Hal tersebut terlihat dari rekaman CCTV yang memperlihatkan sosok pemuda mengenakan jaket Grab berjalan di area Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019).
Pelaku tampak berada di dekat sebuah mobil berwarna hitam dengan posisi tergeletak di posisi ban depan kiri mobil.
Disinyalir posisi bom diletakkan pelaku di area badan untuk aksi bom bunuh diri tersebut.
Cerita 72 Bidadari di Surga
Apakah aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019), ada kaitannya dengan cerita seorang pria di Palestina yang hendak melakukan bunuh diri untuk segera bertemu dengan 72 bidadari di surga?
Silakan simak ceritanya berikut ini.
Seorang pria yang tak diketahui identitasnya ditangkap oleh polisi Kota Palestina.
Ia dilaporkan akan melakukan serangan bom bunuh diri meskipun ada anggota keluarganya di tempat ia beraksi.
Dikutip dari Daily Star yang terbit pada (24/10/2015) lalu, pria ini mengatakan kalau 72 bidadari sedang menunggunya di surga dan tak ada alasan logis untuk menikahi satu orang wanita di bumi.
Saat menjalani pemeriksaan di kantor polisi, pria ini mengatakan: ”Jika aku pergi meledakkan diri dan aku lihat keluargaku ada di sana, aku akan tetap meledakkan diriku.”
”Siapapun yang tak mau ikut berjihad adalah bukan orang yang tak bersalah. Hanya yang tak bersalah yang bisa berjihad di Miranshah.”
Jika ditanya apakah dia ingin menikah, ia menjawab: ”Tidak, 72 bidadari sedang menungguku di surga, jadi kenapa aku harus punya satu di dunia?”
”Mereka akan diperlakukan di sana (surga) sesuai dengan keinginan mereka. Jika mereka mendukung pemerintah, maka mereka akan diberi jawaban yang sesuai,” lanjut si pemuda.
(Sripoku.com/Sadam, Sumber : Daily Star/Rory McKeown) yang berjudul: Pelaku Bom Bunuh Diri Niat Ledakan Diri Demi 72 Bidadari di Surga
(mak/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Bom Meledak di Medan, Ini Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Berniat Ledakan Diri Demi 72 Bidadari, https://medan.tribunnews.com/2019/11/13/bom-meledak-di-medan-ini-pengakuan-pelaku-bom-bunuh-diri-berniat-ledakan-diri-demi-72-bidadari?page=all.
- Editor: Abdi Tumanggor
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Bom Meledak di Medan, Ini Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Berniat Ledakan Diri Demi 72 Bidadari, https://medan.tribunnews.com/2019/11/13/bom-meledak-di-medan-ini-pengakuan-pelaku-bom-bunuh-diri-berniat-ledakan-diri-demi-72-bidadari?page=all.
Editor: Abdi Tumanggor