Melihat Molas dan Reba Riung Bermain Wa'i Zaran Saat Acara Festival Riung di Flores
Melihat molas dan Reba Riung bermain Wa'i Zaran saat acara Festival Riung di Flores
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
Melihat molas dan Reba Riung bermain Wa'i Zaran saat acara Festival Riung di Flores
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Lima orang anak-anak masuk kedalam arena. Mereka mulai melakukan atraksi. Atraksi yang mereka lakukan adalah meperagakan permainan rakyat.
Permainan rakyat itu adalah Enggrang. Warga setempat menyebutkan Wa'i Zaran (Kaki Kuda).
Wa'i Zaran adalah permainan rakyat yang dibuat dengan dua buah bambu yang diranjang sedemikian rupa menjadi alat bantu untuk jalan.
• Melihat Keberagaman Budaya di Riung Saat Karnaval, Camat Alfian: Sangat Heterogen
Kegiatan itu dalam rangka memeriahkan Festival Riung dan Permainan Rakyat yang dilaksanakan di Kampung Mbarungkeli Desa Latung Kecamatan Riung Kabupaten Ngada, Selasa (29/10/2019) hingga Rabu (30/10/2019).
Sore itu, Reba dan Molas (sebutan untuk pemuda dan pemudi Riung) mulai unjuk keahlian.
Mereka mulai mengelilingi arena dengan Wa'i Zaran. Penuh semangat dan mengenakan kostum khas Riung mereka tampik sangat bagus.
• Bupati Soliwoa Ajak Masyarakat Wariskan Budaya kepada Generasi Muda
Permainan Wa'i Zaran sudah sangat jarang dilakukan.
Momen festival sebagai ajang untuk menghidupkan kembali tradisi yang telah lama hilang.
Reba molas yang memperagakan Wa'i Zaran adalah siswa SD Nangamese Riung.
Camat Riung, Alfian, Sos, mengatakan, Ia mengatakan kegiatan festival tersebut untuk mengangkat semua potensi Budaya dan sumber daya alam khususnya potensi pariwisata yang ada di daerah Riung.
Ia menerangkan maksud dan tujuan kegiatan festival tersebut yaitu mengembalikan rasa cinta masyarakat terhadap kekayaan terutama generasi muda, terhadap
budaya,seni dan budayanya sendiri sebagai pembentuk identitas dan jati diri.
Selain itu sebagai pengenalan kebudayaan Indonesia, dalam hal ini kebudayaan khas masyarakat Ngada sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dalam dan terlibat secara langsung dalam pelestarian
kebudayaan daerah.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta pelaku budaya dan masyarakat, sehingga tidak hanya dilestarikan tapi dikembangkan menjadi salah satu sumber penghasilan ekonomi berbasis pariwisata dan budaya.
Selain itu membangun tata kelola budaya dan pariwisata yang lebih bersinergis dan menciptakan kreatifitas masyarakat dalam mengekspresikan semua potensi yang ada," ujarnya.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Hadir pada kesempatan tersebut Ketua DPRD Kabupaten Ngada Bernardinus Dhey Ngebu, Anggota DPRD Kabupaten Ngada Hery Manek, Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ngada Methodius Reo Maghi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngada Johanes Deketi Ase, Kapolsek Riung Gunter Meo, Camat Riung Alfian, Camat Wolomeze Kasmir Belo, para kepala desa se Kecamatan Riung, serta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ngada juga undangan dan para peserta festival.
Acara pembukaan festival diawali dengan tarian kolosal yang merupakan pelajar SMA se Kecamatan Riung. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)