Meyven Endang Gaharpung : Jangan Takut Jadi Enterpreneur
egitu akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Senyuman manis dengan obrolan-obrolan santai, membuat suasana lebih rileks.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
Meyven Endang Gaharpung : Jangan Takut Jadi Enterpreneur
POS-KUPANG.COM--SEDERHANA dan ramah, itulah perangai gadis manis yang memiliki nama lengkap Meyven Endang Gaharpung.
Meyven terlihat begitu akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Senyuman manis dengan obrolan-obrolan santai, membuat suasana lebih rileks.
Meyven begitu dirinya kerap disapa merupakan mahasiswi lulusan Universitas Ciputra Surabaya, jurusan International Bussines Management. Mengenyam pendidikan di jurusan bisnis membuat perempuan kelahiran Kalabahi, 30 Mei 1994 ini berapi-api ingin menjadi pengusaha di daerahnya yaitu Kupang.
Usai lulus tahun 2016, anak kedua dari tiga bersaudara pun kembali ke kota karang dengan berbagai rencana. Namun karena kala itu emosinya masih labil, ia pun mencoba-coba hal yang baru untuk mencari pengalaman.
"Rencananya mau buka usaha dengan mama, buka toko kelontong/sembako. Tapi karena waktu itu emosi masih labil jadi masih mencari-cari apa yang mau dibuat dan yang cocok dengan saya," ujarnya.
Sempat depresi, karena waktu berada di Kupang motivasi untuk buka usaha pun hilang begitu saja. Karena ia merasa tidak didukung lingkungan sekitar.
"Ingin memulai usaha jadi takut, karena lebih memikirkan pendapat orang. Karena kebanyakan tanya kerja dimana? kalau mau buka usaha orang tidak mengakui bahwa itu suatu karya yang perlu dibanggakan," kata buah hati dari Yordanius Sili dan Ny. Sovenny Bessie, kepada Pos Kupang, Minggu (27/10/2019).
Diakuinya, ia sempat bingung apa yang ingin dibuat setelah sampai di Kupang. Ia sempat depresi dan juga bingung mau kemana dan dimana. Karena yang ada dipikirannya usai kuliah hisa langsung kerja. Tapj setelah sampai di Kupang suasananya berbeda.
Perempuan yang pernah mengenyam di SMA Kristen Mercusuar Kupang lulusan 2012 ini berbagi kisah sebelum dirinya akhir bisa membuka usahanya sendiri.
Ia sempat mengikuti MLM tapi lama kelamaan semangatnya berkurang. Ia juga pjn berusaha mencari pemasukan dengan online shop, berjualan kaos dan lainnya. Pernah juga bekerja di kantor. Tapi karena merasa tidak nyaman kerja di kantoran akhirnya baru enam bulan Meyven pun resain.
"Saya merasa saya tidak nyaman kerja di kantoran, sehingga saya mencari passion apa yang cocok dengan saya. Saya pun akhirnya bertemu dengan pak Djemi Lassa, saya mengajar di sekolah. Sambil mengajar saya juga sambil jualan online shop dan kaos-kaos religius dengan modal yang didapat dari gaji waktu kerja di properti properti," tuturnya.
Di sekolah pak Djemi, kata Meyven, ia mengajarkan anak-anak untuk selalu mempunyai semangat menjadi pebisnis. Namun saat itu juga ia diterima sebagai marketing di salah satu bank di Kupang. Waktu itu, dirinya, sempat dilema mau diterima atau tidak karena dirinya merasa mengajar di sekolah Pak Djemi membuat semangat enterpreneurnya kembali bangkit.
"Tapi karena saya masih muda, apa salahnya saya mencoba untuk mendapat pengalaman dan mencari koneksi. Kerja di bank juga melatih saya untuk lebih percaya diri karena bertemu dengan banyak orang. Bekerja di Bank enam bulan pun saya resain, karena sembari bekerja saya selalu berupaya untuk memikirkan ide baru untuk membuka usaha. Akhirnya sementara bekerja saya pun mulai merencanakan membukan Oncu's Fruit and Dessert kecil-kecilan. Modalnya dari gaji waktu kerja di Bank Mega dan berani meminjam KUR. Agar lebih fokus ke Oncu's maka bulan Juli 2018 saya berhenti," ungkapnya.
Kata Meyven awalnya orangtua kurang mendukung karena terlalu cepat resain. Tapi orangtua juga melepas begitu saja. Karena ia keinginannya keras, kalau mau apa harus mencapai sampai dapat.