Menteri KKP Susi Pudjiastuti Nangis Saat Serahkan Jabatan ke Edhy Prabowo, Bikin Baper
Menteri KKP Susi Pudjiastuti Nangis Saat Serahkan Jabatan ke Edhy Prabowo, Alasannya Bikin Baper
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Menteri KKP Susi Pudjiastuti Nangis Saat Serahkan Jabatan ke Edhy Prabowo, Alasannya Bikin Baper
POS-KUPANG.COM - Menteri KKP Susi Pudjiastuti Nangis Saat Serahkan Jabatan ke Edhy Prabowo, Alasannya Bikin Baper
Pengumuman jajaran Kabinet Indonesia Maju diumumkan oleh Presiden Jokowi, didampingi oleh Wakil Presiden Maruf Amin.
Presiden Jokowi mengumumkan anggota jajaran Kabinet Indonesia Maju di tangga Istana Negara, pada Rabu (23/10/2019).
Terlihat ada beberapa nama baru yang mengisi jajaran kabinet.
Berdasarkan pantauan Grid.ID dari tayangan Laporan Khusus Pelantikan Kabinet Indonesia Maju, Kompas TV, presiden, wakil presiden, dan jajarannya kompak mengenakan pakaian batik.
Total terdapat 38 orang yang ada dalam kabinet baru Jokowi, yang terdiri dari 34 menteri dan 4 staf kepresidenan.
Muncul nama-nama baru dalam jajaran kabinet, diantaranya Erick Thohir, Wishnutama Kusubandio, Nadiem Makarim, Bahlil Lahadalia, Tito Karnavian, Edhy Prabowo, hingga Prabowo Subianto.
Sejumlah menteri di era Kabinet Kerja, bahkan harus lengser, salah satunya Susi Pudjiastuti.
Posisi Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan digantikan oleh Edhy Prabowo.
Edhy sebelumnya menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional DPP Partai Gerindra.
Pada hari yang sama, Susi secara resmi menyerahkan jabatanya kepada Edhy Prabowo.

Ia Edhy Prabowo dan Susi Pudjiastuti saat acara pisah sambut Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo melantik Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Istana Negara pada Rabu (23/10/2019) Pagi.
Melansir laman Kompas.com, pelaksanaan sertijab digelar di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta pada Rabu (23/10/2019).
Dalam acara tersebut Susi mengaku bahagia posisinya digantikan oleh Edhy.
"Perubahan dalam politik itu adalah hal biasa, dan semua kita harus menyadari itu,"
"Tapi saya luar biasa senang karena yang masuk dalam Kementrian Kelautan dan Perikanan bukan orang asing," ungkap Susi, dilansir dari tayangan Kompas Petang, Kompas TV.
"Orang yang biasa saya ketemu berapa bulan sekali, Raker DPR, kita WA, kadang minum kopi bareng," lanjutnya.
Susi juga tak merasa khawatir menyerahkan Kementrian KKP kepada Edhy.
"Jadi nggak asing, saya sangat senang, bahwa kekhawatiran yang ada bahwa perjuangan KKP ini akan hilang itu nggak ada,"
"Karena Pak Edhy bukanlah orang lain, bukan orang asing untuk KKP, dari Sekjen, Dirjen, semua sudah biasa ketemu dengan Pak Edhy," ungkap Susi.
"KKP ini adalah my passion in the last five years, Cinta Saya, kerja keras saya, semua akan dilanjutkan Pak Edhy," pungkas Susi, dikutip dari laman Kompas.com.
Meski bahagia posisinya digantikan oleh Edhy, Susi sempat menangis saat mendengar Nilanto Perbowo, Sekjen KKP membacakan puisi untuknya.
Karikatur yang diberikan kepada Susi bergambar laut dan wajah Susi.
Acara penyerahan jabatan menteri KKP itu bahkan berlangsung haru. (*)
Menteri Susi Pudjiastuti Ungkap Alasan Berani Lawan Luhut Binsar Pandjaitan
Di tengah kegembiraan masyarakat atas pelantikan Menteri Presiden Jokowi, masyarakat sedih tak ada nama Susi Pudjiastuti.
Yap, Menteri Kelautan dan Perikanan itu terdepak dari jabatannya setelah bertugas lima tahun lamanya.

Dirinya kini digantikan oleh Edhy Prabowo.
Sedangkan Luhut Binsar Pandjaitan tetap dipertahankan sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Sudah menjadi rahasia umum, saat Susi Pudjiastuti menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, kerap berbeda pendapat dengan kabinet di pemerintahan Presiden RI Joko Widodo, termasuk dengan " atasan langsung"-nya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Mungkin pula akibat kegarangan itulah, Presiden Jokowi tidak mempertahankan Susi meski berprestasi dan dikagumi banyak pihak.
Di akhir masa tugasnya Susi juga buka-bukaan kenapa berani melawan atasannya Menko Luhut.

Susi mengatakan, perbedaan pendapat itu adalah hal yang lumrah.
Dia bilang, tidak ada yang aneh soal itu.
Namun sebut dia, tidak semua apa kata atasan harus diikuti.
"Berbeda pendapat itu biasa. Jangan ikut-ikut apa kata orang, saran orang, termasuk tentunya atasan.
Nanti kalau Anda dituntut pertanggungjawaban atas pekerjaan Anda tidak bisa (karena ikut kata atasan), bagaimana?" ucap Susi Pudjiastuti di Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Alih-alih mengikuti apa kata atasan, dia lebih memilih mengikuti prinsip yang dianggapnya benar.
Sekalipun itu dianggap keras kepala.
"Ya lebih baik saya keras kepala mempertahankan prinsip dan tahu pasti bahwa itu benar, dan saya akan tanggung jawab," kata Susi.
Dengan begitu kata Susi, seseorang akan lebih bertanggungjawab dan siap disalahkan bila memang hal itu merugikan mayoritas masyarakat.
"Jadilah saya siap disalahkan, tapi saya harus lakukan dulu.
Kalau sudah benar, ya sudah," ungkapnya.
Susi mengaku, setiap kebijakan yang dia ambil sudah dia pikirkan matang-matang dan berdasarkan hasil analisa.

Dalam mengeluarkan kebijakan, Susi berusaha untuk melihatnya tidak hanya dengan mata, mendengarnya tidak hanya dengan telinga, dan merasa tidak hanya dengan tangan.
"Saya bukan orang yang spontan dan just do it tanpa ada analisa.
Sebetulnya banyak thinking, dan banyak proses bertanya dalam kepala saya, sebelum saya keluarkan sesuatu ke publik.
So far saya tidak pernah menyesal dengan sesuatu yang sudah saya keluarkan," pungkasnya.
Digoda Lobi
Ia Susi Pudjiastuti mengakui banyak lobi dan godaan saat dirinya melancarkan kebijakan selama 4,5 tahun terakhir.
Hal tersebut dia katakan dalam sambutan peluncuran bukunya berjudul "Transformasi Kelautan dan Perikanan 2014-2019 di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP), Jakarta.
"Lobi ikan asing sangat banyak mengetuk pintu pemerintahan, dari partai politik, penjabat tertentu, hingga tokoh masyarakat. Itu banyak sekali," kata Susi.
Dia pun mengaku tidak mudah untuk terus konsisten dengan kebijakannya, mengingat dia kerap mendapat cibiran, protes, hingga demo-demo.
"Tidak mudah konsisten.
Sekali lagi saya katakan sangat berat dan sangat penuh godaan.
Banyak tantangan, cibiran, protes, dan demo," aku dia.
Kendati demikian, dia lega pihaknya bisa konsisten hingga akhir masa jabatannya di Kabinet Kerja I Joko Widodo yang tinggal menghitung hari.
"Ternyata kita bisa konsisten. Kita telah melakukan transformasi yang benar. PDB naik hampir 50 persen lebih hampir 4,5 tahun.
Kalau mau meladeni orang yang mencibir terus menerus, ya santai saja," ungkap dia.
Dia pun berharap transformasi yang dibuatnya diteruskan di pemerintahan selanjutnya, sekalipun dia tidak menjadi menteri lagi.
Mata Najwa Tadi Malam, Adian Napitupulu sampai Minta Ampun, Alasan Tolak Tawaran Jadi Menteri Jokowi
TERUNGKAP Prostitusi Online Jajakan Gadis Perawan Tarif Puluhan Juta, Modus Pelaku Rekrut Korban
Susi Pudjiastuti Dilengser Anak Buah Prabowo Sebagai Menteri Kelautan, Kok Cuitan Bu Susi Trending
Dia juga merangkum sebuah buku tentang kebijakannya saat menjadi menteri.
Dia berharap, buku itu bisa menjadi panduan bagi pemerintah dan masyarakat seluruhnya untuk memerangi IUU Fishing.
"Saya berharap transformasi yang kita buat jangan sampai setback.
Untuk itu saya rangkum dalam buku ini, agar kota semua bisa melakukannya (memerangi IUU Fishing) bersama pemerintah terus menjaga kedaulatan laut," pungkasnya.
Menko Punya Hak Veto
Namun kejadian menteri membantah menko seperti yang terjadi antara Luhut dan Susi kemungkinan besar tak terulang lagi di Kabinet Indonesia Maju.
Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan menko mempunyai hak veto yang bisa membatalkan kebijakan kementerian yang bertentangan dengan kebijakan kemenko.
"Menko itu nanti punya kewenangan mengkoordinasikan, mengendalikan dan memiliki hak veto terhadap kebijakan kementerian," ujarnya, Rabu (23/10/2019).
Kebijakan kementerian yang bisa di veto oleh Menko kata Luhut, yakni kebijakan yang bertentangan dengan arah kebijakan yang diambil di tingkat Menko.
"Jadi saya pikir peran kita banyak," kata dia.
Belum lagi nantinya ungkap Luhut, beberapa kementerian juga akan masuk dalam koordinasi Kemenko Kemaritiman.
Hal ini terjadi lantaran nanti nomenklatur Kemenko Kemaritiman akan berganti jadi Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
"Harus lebih kompak.
Nanti akan ada penambahan deputi dan ada beberapa kementerian lagi yang masuk di kita.
Kalau saya enggak keliru, ada 6-7 kementerian yang ada di sini," kata dia.
Meski tidak terpilih lagi Susi mengucapkan selamat atas pelantikan Kabinet Indonesia Maju.
Ucapan tersebut disampaikan melalui akun Twitter-nya, @Susipudjiastuti, Rabu pagi.
"Selamat atas Pelantikan Kabinet Indonesia Maju, Semoga Indonesia Semakin Maju, Makmur dan Sejahtera dibawah Kepemimpinan Bapak Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin," tulis Susi.
Susi juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Menteri KP di Kabinet Indonesia Maju, Edhy Prabowo.
"Selamat atas dilantiknya Bapak Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI," tulis Susi di twitter pribadinya, Rabu (23/10/2019).
Susi mengatakan, Edhy telah mengenal Kementerian yang sebelumnya dipimpinnya dengan semua program sekaligus perjuangan Susi menjaga kedaulatan laut Indonesia.
Sehingga dia yakin, kelautan dan perikanan di bawah komando Edhy Prabowo akan semakin berdaulat, berkelanjutan, dan sejahtera.
"Saya yakin dibawah komando Pak Edhy laut dan perikanan Indonesia akan semakin berdaulat, berkelanjutan, dan berkesejahteraan," sebut Susi.
Susi Teteskan Air Mata
Saat menyerahterimakan jabatannya kepada Menteri Kelautan dan Perikanan yang baru, Edhy Prabowo, Susi Pudjiastuti terlihat meneteskan air mata saat Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo membacakan puisi dari sebuah karikatur.
Adapun karikatur bergambar laut, ikan, dan wajah Susi itu merupakan kenang-kenangan untuk wanita asal Pangadaran ini dari para penjabat eselon I KKP dan warga KKP seluruhnya.
Setelah mendapat karikatur, Susi dan Edhy Prabowo menerima jabatan tangan tanda ucapan selamat dan terimakasih dari para penjabat dan karyawan di lingkup Kementerian.
Adapun dalam sambutannya saat serah terima jabatan, Susi mengaku senang karena yang menggantikannya adalah sosok yang dia kenal.
Artinya, Edhy sudah tau perjuangan dan persoalan di Kementerian yang sebelumnya dia pimpin.
"Perubahan adalah hal yang biasa. Tapi saya senang yang masuk ke KKP bukan orang asing.
Dia (Edhy) adalah orang yang biasa saya ketemu beberapa bulan sekali. Kadang minum kopi bareng," kata Susi Pudjiastuti di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Dengan begitu, kata Susi, kekhawatiran laut tidak sejahtera dan berdaulat hilang.

Susi percaya, laut akan terus berdaulat, berkelanjutan, dan sejahtera.
"Kekhawatiran saya hilang. Pak Edhy bukan orang lain. Dari Sekjen, Dirjen, sampai Eselon III juga kenal semua. KKP ini adalah my passion in the last five years. Cinta saya, kerja keras saya, semua akan dilanjutkan Pak Edhy," pungkasnya.
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Wewenang Makin Luas, Luhut Sebut Posisi Menko Punya Hak Veto", "Serah Terima Jabatan, Susi Pudjiastuti Teteskan Air Mata"
Reaksi Susi Pudjiastuti Saat Dirinya Diganti Edhy Prabowo: Kekhawatiran Saya Hilang
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengaku tidak merasa khawatir saat jabatannya digantikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo.
Hal tersebut disampaikan Susi saat serah terima jabatan (sertijab) di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta pada Rabu (23/10/2019).
Edhy Prabowo resmi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Indonesia Maju.

"Urusan ikan, industri perikanan, wisata maritim, wilayahnya ada di bawah beliau," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengumumkan nama Edhy Prabowo di Istana Kepresidenan, Rabu.
Bukan hanya kekhawatirannya hilang, Susi Pudjiastuti juga menyebutkan merasa senang karena sosok yang menggantikannya adalah seseorang yang ia kenal.
Susi Pudjiastuti saat serah terima jabatan Menteri KKP dengan Edhy Prabowo, di Kantor KKP, Rabu (23/10/2019).
"Perubahan adalah hal yang biasa. Tapi saya senang yang masuk ke KKP bukan orang asing."
"Dia (Edhy) adalah orang yang biasa saya ketemu beberapa bulan sekali. Kadang minum kopi bareng," ujar Susi dalam sambutannya, Rabu, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Susi percaya laut Indonesia akan terus berdaulat, berkelanjutan, dan sejahtera.
"Kekhawatiran saya hilang. Pak Edhy bukan orang lain."
"Dari Sekjen, Dirjen, sampai Eselon III juga kenal semua. KKP ini adalah my passion in the last five years."
"Cinta saya, kerja keras saya, semua akan dilanjutkan Pak Edhy," tandas dia.
Susi Pudjiastuti sendiri terlihat meneteskan air mata saat Sekretaris Jenderal KKP, Nilanto Perbowo, membacakan puisi dari sebuah karikatur.

Karikatur tersebut merupakan kenang-kenangan untuk Susi Pudjiastuti dari para pejabat eselon I KKP dan warga KKP.
Setelah menerima kenang-kenangan itu, Susi dan Edhy Prabowo menerima ucapan selamat dan terima kasih dari pejabat serta karyawan di lingkup kementerian.
Terkait masuknya Partai Gerindra ke dalam koalisi pemerintahan, Edhy Prabowo mengungkapkan belum mendengar langsung adanya pendukung yang kecewa.
Dikutip dari Kompas.com, Edhy mengatakan hal-hal tersebut menjadi urusan Gerindra dan tidak perlu dipublikasikan.
"Sejauh ini, kami sudah sampaikan dan saya pikir itu menjadi urusan kami."
"Tidak perlu kami publikasikan. Selama ini, kami juga belum mendengar langsung," kata dia di Istana Kepresidenan, Rabu.
Lebih lanjut, Edhy menyebutkan Gerindra terbuka dengan berbagai masukan yang disampaikan para kader dan pendukunya.
Iapun mempersilakan mereka menyampaikan secara langsung mengenai Gerindra masuk dalam koalisi.
"Kami selalu terbuka untuk mendengarkan dan menerima masukan-masukan. Kalau kekecewaan sih kami secara langsung belum mendengar," tambah Edhy.
Langkah Edhy Prabowo Selanjutnya
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Presiden Jokowi resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. Tribunnews/Irwan Rismawan
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Presiden Jokowi resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Edhy Prabowo resmi dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, di Istana Negara, Rabu (23/10/2019).
Dilansir tayangan KompasTV, Edhy Prabowo membeberkan beberapa langkahnya kedepan saat menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019- 2024.
Hal itu sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi kepadanya.
"Yang pertama adalah memperbaiki komunikasi atau hubungan dengan nelayan, antara pemerintah dengan nelayan," ungkap Edhy.
Ia mengaku sedikit banyak telah melihat selama di lapangan namun ia akan melihat lebih jauh kedepannya sejauh mana hubungan tersebut.
"Yang kedua perikanan dan budidaya harus ditingkatkan, karena ini modal untuk menerobos kekurangan protein dan menerobos kekurangan lapangan pekerjaan," katanya.
Terkait penenggelaman kapal yang sebelumnya dilakukan di periode kepemimpinan Susi Pudjiastuti, menurutnya tak masalah untuk dilakukan selama hal tersebut sesuai aturan.
"Selama itu sesuai dengan aturan dan mekanisme demi menjaga kedaulatan perikanan kita saya pikir tidak masalah."
Menurutnya, bangsa Indonesia tidak perlu takut terhadap kapal penyerobot dan sebagainya.
Namun demikian, ia juga tetap menekankan output dari program yang akan dilakukan.
"Intinya kan outputnya, setelah itu apa, apa yang kita dapat, apakah nelayan kita menikmati hidupnya, apakah nelayan kita menikmati pekerjaannya."
"Misalnya, nelayan untuk melaut butuh bahan bakar, butuh modal, nah inu seperti apa selesainya. Ada asuransi nelayan misalnya, apakah cukup atau kurang, itu perlu kira lakukan," tuturnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Tio, Kompas.com/Fika Nurul Ulya/Rakhmat Nur Hakim)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reaksi Susi Pudjiastuti Saat Dirinya Diganti Edhy Prabowo: Kekhawatiran Saya Hilang,