Dengar Tausiah Pakai Bahasa Madura, Lihat Reaksi Ustadz Yusuf Mansur, Roaming?
Dengar Tausiah Pakai Bahasa Madura, Lihat Reaksi Ustadz Yusuf Mansur, Roaming? Ustadz Yusuf Mansur juga mendapat wejangan dalam Bahasa Jawa halus
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Saya bingung… “Siapa Kak yang marahin…?”
Saya ngga ngerti, siapa yang malem-malem begini marahin…? Dimarahin siapa…?
“Rasulullah…”, kata Wirda.
Saya mencoba mulai menebak… Subhaanallaah nih kalo bener Wirda mimpi Rasul.
Saya lanjutin nanya, “Rasul koq marahin Kakak…? Kenapa…?”
“Kakak ditanya, kenapa hanya mau ngafal 1 juz? 15 juz? Kenapa ngga semuanya aja? 30 juz?” kata Wirda sambil nangis.
Saya tertegun saat itu. MasyaAllah, malamnya Wirda bercanda-canda dengan saya, eh Rasul datangin Wirda dalam mimpinya…
Wirda ngajak saya ke kamarnya. Dia nunjukin kertas. Isinya syair. “Dari Rasul…”, katanya.
“Tapi jangan dikasih tau yang lain…”
Saya kembali tertegun. Subhaanallaah…
Wirda kemudian berkata, “Kakak meniatkan dan berjanji ngafal Qur’an sampe 30 juz.”
Ya. Wirda bukannya dimarahin, tapi ditanya sama Rasul.
Saya saat itu bertanya ke Wirda, tentang gimana Rasul, gimana rumahnya? Karena Wirda bilang, diajak shalat sama Rasul di rumahnya.
Saya geleng-geleng kepala. Luar biasa. Subhaanallaah… Diajak shalat. Makmunan imaman sama Rasulullaah.
Beberapa tahun kemudian, Wirda mendapat hadiah dari Allah
Hadiah yang dimaksud adalah umrah … Pergilah ke Madinah. Ke kota Rasul.
Wirda menyimpan pertanyaan, kemana dan di mana rumah yang dia lihat, dan dia masukin? Lah emang udah ngga ada.
Wirda juga mencari jawaban, kemana sungai yang dia liat, pohon buah yang dia liat? Ya juga ngga ada.
Apalagi pohon buahnya, buah mangga. Wirda saat di mimpi melihat pohon mangga, yang buahnya udah dalam keadaan terkupas kulitnya.
Pertanyaan itu rupanya dia simpan. Dia ikutin ziarah ke makam nabi, shalat di Nabawi, ke Roudhoh…
Hingga saya kedatangan Dr. Syafiq. Asal Jember, yang menjadi ahlul Madinah. Relasinya begitu luas.
Dr. Syafiq ini bahkan pengisi suara di CD-CD sejarah Makkah, Madinah, yang diterbitkan Saudi sana. Berikut alih bahasanya.
Kemudian terbersitlah ajakan ngajak anak-anak, termasuk Wirda, ke musium Madinah. Ini rute yang ngga umum bagi jamaah umroh. Ke manakah itu?
Kami pergi ke Musium Nabawi. Sampe di sana, Wirda memekik… “Pah….!!!”
“Pah…! Lihat… Ini rumahnya Rasul…!”. Betul, ada replika rumahnya Rasul. Wirda nunjuk-nunjuk ke replika itu.
“Persis yang kakak liat dan kaka masuk…”. Saya liat matanya berbinar, dan seperti mau nangis. Dr. Syafiq kemudian berkisah.
Mengisahkan satu demi satu apa yang ada di musium Madinah tersebut…
Alhamdulillaah… Sekian dulu… Mohon doanya buat Wirda dan 4 adiknya yang lain. Saya doakan buat semuanya juga.
Saya doain semua bisa rajin shalawat, supaya bisa ke Masjid Nabawi, ziarah ke makam Rasul, dan shalat di sana, khushushon di Roudhoh.
Saya doain juga supaya bisa punya anak-anak penghafal Qur’an. Bahkan diri kita semua, bisa ngafal Qur’an. Di tengah kesibukan dan profesi.
Salam hormat,
Yusuf Mansur
Wassalaam.
(*)