BPBD TTS Diminta Jangan Lambat Merespon Bencana Dengan Alasan Administrasi
data dampak bencana dan memberikan bantuan tanggap darurat mendapat sorotan dari DPRD TTS.
Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso

BPBD TTS Diminta Jangan Lambat Merespon Bencana Dengan Alasan Administrasi
POS-KUPANG.COM|SOE -- Lambatnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten TTS dalam mengumpulkan data dampak bencana dan memberikan bantuan tanggap darurat mendapat sorotan dari DPRD TTS.
Wakil ketua DPRD Kabupaten TTS, Religius Usfunan atau yang akrab disapa Egi meminta BPBD bergerak aktif dalam mendata dampak bencana dan tidak hanya menunggu data dari pemerintah desa.
Pasalnya, informasi terkait adanya bencana angin puting beliung sudah tersebar melalui sosial media, Facebook. Dan seharusnya hal itu segera direspon oleh BPBD dengan segera turun ke lokasi guna mendata dampak bencana, bukannya menunggu data dari desa.
Akibatnya, hingga saat ini, BPBD belum mengantongi data akurat akibat dampak bencana angin puting beliung yang terjadi pada Sabtu lalu.
"Kalau tahu dari desa lambat kirim laporan, ya dari BPBD yang turun lapangan kumpul data. Harus lebih pro aktif lagi kasihan masyarakat yang terkena dampak bencana," ujar Egi.
Lambatnya laporan atau data yang terhimpun lanjut Egi, menyebabkan penyaluran bantuan tanggap darurat terlambat disalurkan BPBD. setelah empat hari bencana angin puting beliung, barulah bantuan tanggap darurat dari BPBD mulai disalurkan. Itu pun, tidak disalurkan secara serentak ke seluruh korban terkena dampak bencana akibat data yang belum final.
"Bencana hari Sabtu, kita hari Rabu baru kasih bantuan tanggap darurat alasan laporan terlambat masuk. Seharusnya, kita utamakan kasih bantuan dan administrasi lainnya menyusul. Yang penting bantuannya tepat sasaran dan tepat manfaat. Kita berharap hal ini bisa menjadi koreksi dalam sistem kerja penanggulangan bencana di kabupaten TTS agar jauh lebih responsif dan cepat," pintanya.
Sekertaris BPBD Kabupaten TTS, Jusuf Alle tak menampik jika hingga saat ini pihaknya belum mengantongi data final dampak bencana angin puting beliung di Kabupaten.
Menurutnya, data yang masuk baru sebagian karena masih ada desa yang belum memasukan Laporan dampak bencana angin puting beliung Sabtu lalu tersebut.
Dirinya juga membenarkan jika baru mulai hari ini, Rabu, BPBD Kabupaten TTS menyalurkan bantuan tanggap darurat.
Menariknya, saat menyalurkan bantuan ke Desa Pusu, ternyata jumlah korban bencana angin puting beliung tidak sesuai data yang dipegang BPBD. Dimana korban angin puting beliung ternyata bertambah dari tiga menjadi enam korban.
"Kita baru salurkan bantuan tanggap darurat kerena laporan dari desa masuk terlambat. Dasar Laporan inilah kita distribusikan bantuan. Untuk datanya memang sampai saat ini belum semua korban terdata karena belum semua laporan dari desa masuk," jelasnya.
Diberitakan pos kupang.com sebelumnya, Atap ruang kelas 2, 3 dan 4 SD GMIT Nifukani, Sabtu (19/20/2019) dini hari diterbangkan angin puting beliung. Hanya dalam hitungan detik, sebagian besar seng atap tiga ruang kelas tersebut terlepas usai diterpa angin puting beliung.
• Operasi Zebra Turangga Dimulai,Kapolres Sumba Timur Berharap Mampu Menekan Angka Kecelakaan Lalin
• Artis Cantik Ini Menyesal Seumur Hidup Pernah Terjerat Narkoba Kini Hidup Susah Banting Stir Jadi DJ
Nikolas Talan, pegawai tata usaha SD GMIT Nifukani, yang tinggal tepat di belakang sekolah bercerita, pada Sabtu dini hari sekitar pukul 04.00 WITA, dirinya kaget terbangun karena mendengar suara seng yang terdengar seperti dicungkil. Saat itu, menurut Talan, angin memang sedang berhembus cukup kencang.
Karena curiga jangan sampai ada pencuri yang berusaha mencungkil atap ruang kelas, Talan bergegas menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah Talan kaget karena sebagian atap ruang kelas sudah bolong. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Dion Kota)