Usus Diipotong 40 CM Tak Halangi Wiranto Ikut Acara di Kemenkopolhukam, "Saya Dikawal 2 dokter"

Usus Diipotong 40 CM Tak Halangi Wiranto Ikut Acara di Kemenkopolhukam, "Saya Dikawal 2 dokter"

Editor: Alfred Dama
KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamaman (Menko Polhukam) Wiranto bersama pegawai Kemenko Polhukam, Sabtu (19/10/2019). 

Mantan Pengalima ABRI tersebut juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendoakan dan mendukungnya selama masa perawatan di RSPAD

"Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak, Bapak Presiden dan Wakil Presiden, menteri kabinet kerja, para kiai, Pak Ustadz, ulama, dan tokoh masyarakat yang telah mendukung dan mendoakan saya selama perawatan di RSPAD," tuturnya dengan suara bernada kecil.

"Juga saya sampaikan terima kasih kepada seluruh awak medis, baik di RS Pandeglang dan utamanya RS Gatot Subroto yang telah memberikan perawatan yang maksimal untuk kesembuhan saya," sambungnya.

Tengku Zulkarnain Analisa Kejanggalan Wiranto Kehilangan Darah 3,5 Liter

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain menuturkan analisis kejanggalan kondisi Menkopolhukam Wiranto setelah terjadinya penusukan pada pekan lalu.

Tengku Zulkarnain menemukan beberapa kejanggalan dari kondisi Wiranto yang menurutnya menjadi simpang siur.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamaman (Menko Polhukam) Wiranto bersama pegawai Kemenko Polhukam, Sabtu (19/10/2019).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamaman (Menko Polhukam) Wiranto bersama pegawai Kemenko Polhukam, Sabtu (19/10/2019). (KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO)

Hal itu dikatakan Tengku Zulkarnain saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dilansir TribunJakarta.com pada Rabu (16/10/2019).

Awalnya Tengku Zulkarnain menuturkan bahwa kasus Wiranto itu dibiarkan mengambang.

Penilaian itu didapatkannya karena banyaknya isu simpang siur yang beredar mengenai Wiranto.

Bahkan, menurut Tengku Zulkarnain tak ada keterangan pasti dari penegak hukum membuat isu Wiranto kian simpang siur.

"Tidak ada keterangan yang pasti dari penegak hukum yang ada. Simpang siur ada yang bilang afiliasi ke ISIS, ada yang bilang orangnya pemabuk, ada yang bilang stres karena rumahnya digusur di Medan kena jalan tol," imbuh Tengku Zulkarnain.

Menurut Tengku Zulkarnain, polisi seharusnya sebagai pihak yang punya kewenangan membuat pers rilis yang rinci terkait kronologi hingga pelaku penusukan Wiranto.

"Jadi tidak ada berita yang kongkrit yang bisa diserap oleh kita masyarakat. Semestinya kan pihak kepolisian membuat pers rilis," beber Tengku Zulkarnain.

Bahkan, Tengku Zulkarnain heran sehari setelah peristiwa Wiranto diserang, terdapat berbagai informasi yang bermunculkan mengenai pelaku yang disebut terafiliasi ke jaringan ISIS.

"Bahkan saya baca dari media-media yang cukup besar di Indonesia, BIN (Badan Intelejen Negara) sudah melihat orang ini selama 3 bulan. Tapi belum ditindak karena belum ada amaliyahnya, belum ada tindakannya, begitu," imbuh Tengku Zulkarnain.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved