Panas! Rocky Gerung Blak-blakkan Ungkap Tujuan Prabowo Nimbrung Kubu Jokowi, Ada Niat Buruk?
Panas! Rocky Gerung Blak-blakkan Ungkap Tujuan Prabowo Nimbrung Kubu Jokowi, Ada Niat Buruk?
Panas! Rocky Gerung Blak-blakkan Ungkap Tujuan Prabowo Nimbrung Kubu Jokowi, Ada Niat Buruk?
POS-KUPANG.COM - Panas! Rocky Gerung Blak-blakkan Ungkap Tujuan Prabowo Nimbrung Kubu Jokowi, Ada Niat Buruk?
Pengamat politik Rocky Gerung membongkar skenario politik yang sedang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Parbowo Subianto.
Dia menganalisa, Prabowo sedang menunjukkan kepada orang-orang politik kalau dirinya adalah jagoan dalam berpolitik dan paham memiliki peluang menguasa Istana Negara.
• Geger, Warga Takari Temukan Seorang Pegawai Pemkot Kupang Tewas Gantung Diri, Ini Kronologinya
• Personel Pos Turiscain Sisir Desa Manumutin-Belu, Temukan Empat Patok Batas Negara Hilang, Mengapa
• Idap Penyakit Ganas Ternyata Ashanty Istri Anang Hermansyah Diam-diam Siapkan Ini, Bikin Nangis
Ya, meskipun secara formal Jokowi sebagai presidennya.
Jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jadi menteri kabinet Jokowi, Rocky Gerung menilai akan ada perubahan besar di Istana Negara.
Menurutnya, nanti Prabowo Subianto yang akan memegang kendali dan mengatur ulang semua personel di Istana.
Dilansir TribunnewsBogor.com (grup Surya.co.id) dari Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (17/10/2019), Rocky Gerung mengatakan akan ada perubahan kekuasaan di Istana Negara jika Prabowo Subianto jadi menteri Jokowi.
"Iya itu pasti terjadi, Prabowo dua hari ini secara intensif mondar mandir dari satu tokoh ke tokoh lain dan itu menandakan bahwa dia sadar tentang potensi dia untuk memegang kekuasaan, karena dari awal dia lakukan roadshow," kata dia.
Hal itu menurut Rocky Gerung merupakan sinyal bahwa Prabowo Subianto akan memegang kendali seluruhnya.
"Nah sinyalnya sebetulnya pesannya adalah seolah-olah Pak Prabowo ini mau mengatakan nanti seluruh kegiatan politik istana, akan ada di bawah kendali saya, kan itu yang terlihat," ungkapnya.
Nantinya kata dia, semuanya akan berubah di bawah kendali seorang Prabowo Subianto.
"Tentu efeknya personil di dalam istana mulai dari humas sampai protokoler pasti akan diatur ulang, jadi saya melihat itu akan ada pembersihan besar-besaran nanti di istana," katanya.
"Dulu saya bilang, saya ingin menggulung karpet merah istana, saya tidak ingin menyediakan karpet merah untuk Prabowo, tapi saya ingin menggulung karpet merahnya Jokowi.
Yang terjadi ternyata justru cebong yang menyediakan karpet merah buat kampret di bawah kepemimpinan politik Prabowo nanti," tambahnya.
Rocky Gerung juga menilai bahwa setelah pengumuman kabinet, Prabowo Subianto akan terlihat lebih dominan di pemerintahan.
"Jadi warna Istana akan sangat berwarna Prabowo, secara aura dia mampu untuk menghasilkan retorika dan itu akan menarik publik," katanya.
Bahkan menurut Rocky Gerung, ke depannya Jokowi tak akan lagi membutuhkan abdi dalem, karena semua dikendalikan oleh Prabowo Subianto.
"Mungkin dia nggak perlu lagi abdi dalam seperti saudara Ngabalin yang kemarin viral bahwa yang bersangkutan selalu mengklaim sebagai kupingnya Presiden.
Dan ternyata jangankan mendekat ke kuping Presiden, mendekat ke daun pintu ruang Presiden saja dia dihalangi oleh satpam istana, jadi konyol," bebernya.
Adanya pergeseran abdi dalem itu, kata Rocky Gerung, akan berakibat jauh kepada pergeseran komisaris, staf khusus, dan segala macam.
"Itu yang disebut sebagai revolusi kecil di istana, itu akan menyebabkan pergeseran panjang.
Pergeseran luas di mereka yang fanatik terhadap Jokowi, dan mereka yang terpaksa musti pragmatis seolah-olah patuh pada tamu baru yang namanya Prabowo Subianto.
Jadi meja makan akan diganti menunya, dan kebiasaan-kebiasaan lama juga akan berubah," terang Rocky Gerung.
Bahkan menurutnya, Prabowo secara praktis jadi 'Perdana Menteri' di pemerintahan karena kemampuannya.
"Saya melihat secara praktis Prabowo jadi Perdana Menteri di situ, karena kemampuan dia untuk manuver, lobi kiri kanan," katanya.
Hal itu kata dia, dikarenakan Prabowo Subianto terlihat paling dominan dan tentunya disetujui oleh Ketum PDI-P Megawati Soekarno Putri.
"Dua-tiga hari terakhir ini terlihat bahwa postur Prabowo akan dominan di situ, dan orang akan lihat bahwa postur Prabowo pasti direstui oleh Ibu Mega," katanya.
Kemudian, itu akan berimbas pada kecemburuan terhadap Prabowo Subianto.
"Itu sudah pasti ada kecemburuan akan muncul, tapi saya gembira aja melihat orang cemburu kepada musuhnya.
Kalau dalam istlah sleeping with the enemy, tidur bersama musuh," tandasnya.
Prabowo akan Jadi Orang ke-2 di Istana
Rocky Gerung menilai ada kecerdasan politik yang dimiliki Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam membaca situasi politik.
Hal itulah yang menurut Rocky Gerung, membuat publik bertanya-tanya apakah Prabowo Subianto akan masuk ke pemerintahan atau tetap menjadi oposisi.
Meski begitu, Rocky Gerung tetap berharap Prabowo Subianto sebagai oposisi konsisten berada di luar pemerintahan setelah kalah dalam Pilpres 2019.
Namun jika Prabowo Subianto masuk dalam kabinet, ia menduga Prabowo Subianto akan jadi orang kedua di pemerintahan secara politik.
Dilansir TribunnewsBogor.com (grup Surya.co.id) dari Youtube TVOneNews Rabu (16/10/2019), Rocky Gerung mengatakan bahwa publik saat ini tengah menunggu apa yang jadi esensi dari pertemuan Jokowi dengan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
"Karena tidak ada kepastian dari presiden, penundaan itu, di dalam peribahasa di dalam penundaan ada keragu-raguan atau kejahatan, mudah-mudahan keragu-raguan.
• Idap Penyakit Ganas Ternyata Ashanty Istri Anang Hermansyah Diam-diam Siapkan Ini, Bikin Nangis
• Personel Pos Turiscain Sisir Desa Manumutin-Belu, Temukan Empat Patok Batas Negara Hilang, Mengapa
• Geger, Warga Takari Temukan Seorang Pegawai Pemkot Kupang Tewas Gantung Diri, Ini Kronologinya
Di dalam penundaan itu orang menuntut apa sebetulnya esensi dari pertemuan ini," katanya.
Kemudian dalam penantian publik atas kepastian dari Presiden itu, menurut Rocky Gerung, Prabowo adalah orang yang cerdik membaca situasi tersebut.
"Jadi dia manfaatkan situasi itu dengan muter sebagai politisi, sekedar untuk memberi tahu saya mengerti politik untuk itu saya menunggu.
Di dalam penungguan itu daripada bengong, cari kawan atau cari isu aja," jelasnya.
Menurut Rocky Gerung, dari safari politik yang dilakukan Prabowo Subianto tersebut tidak ada goals atau tujuannya.
"Bagi saya tidak ada goalsnya, hanya ingin memberi tahu saya orang politik dan saya paham politik, kalian yang datang ke saya ingin tahu politik kan.
Memberi keyakinan pada publik bahwa ia paham apa itu politik," ungkapnya.
Lebih lanjut Rocky Gerung mengatakan kalau Prabowo telah mengeluarkan langkah kuda L, sehingga ia menunggu pion siapa yang maju ke depan.
"Sekarang kan terkunci, Prabowo membuka langkah catur pertama itu.
Lain kalau misalnya sebulan lalu, Pak Jokowi langsung mengatakan ini postur kabinet saya, orang gak akan ribut segini kan, dan Pak Prabowo juga nggak akan bikin semacam kalkulasi politik yang bikin orang menduga-duga kan," jelasnya.
Ia juga mengatakan, politik itu dalilnya seni tentang yang mungkin, dan orang menunggu itu siapa yang mungkin.
Sementara Prabowo Subianto menaikkan satu oktaf seninya itu, bagi dia politik adalah sesuatu yang tidak mungkin.
"The end-nya adalah apa langkah bidak hitamnya, jadi orang menunggu reaksi presiden apa.
Kan presiden membaca semuanya ini, Pak Jokowi kan membaca apa artinya pertemuan dengan Airlangga, Mega segala macam, Pak Jokowi kan belum sebut apa," kata dia.
Dalam waktu menunggu itu, kata Rocky Gerung, yang kemudian ribut adalah cebong dan kampret.
"Yang jelas bahwa meja makan yang disiapkan oleh cebong dapatnya oleh kampret, mereka dapat tulang makanya cebong marah ke saya.
Saya bilang marahnya ke Prabowo dong, kalian gak mampu bikin list siapa yang diundang dan gak diundang, sekarang Prabowo membuka kebekuan politik, kan itu soal yang biasa saja," ungkapnya.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa ada manuver yang dilakukan oleh Prabowo Subianto pasca kalah di Pilpres 2019 ini.
"Jadi poinnya adalah, dalam kebekuan politik ada langkah dibuat oleh Prabowo.
Orang mau tafsirkan ambisi berlebihan atau dia memang diminta Jokowi untuk jadi negosiator dengan kekuatannya yang lain.
Itu kita tunggu ucapan resmi Jokowi, saya nggak mungkin menduga itu," katanya.
Kemudian yang bisa ia duga yakni kecerdasan Prabowo untuk membaca situasi ini.
"Itu dalam kacamata pragmatis. Kalau dalam value, poin saya tetap Prabowo seharusnya ada di luar, itu yang disebut survival value dalam demokrasi.
Oposisi itu kalau kalah ya di luar, tapi karena orang nggak kritik itu jadi saya ambil itu," tambahnya.
Kemudian saat ditanya jika akhirnya Prabowo Subianto gabung ke kabinet, Rocky Gerung menilai Ketum Gerindra itu akan jadi menteri yang paling disorot.
"Saya bayangkan misalnya Pak Prabowo di dalam, sidang kabinet pertama pasti soal kebijakan jangka pendek, apa yang musti diatasi, isu Internasional, perang China selatan, soal HAM, apalagi?
Isu rill ekonomi, yaitu utang yang musti dibayar bulan Januari dari mana duitnya.
Apalagi? keresahan politik identitas. Jadi kabinet pertama itu melumpuhkan udah banyak betul.
Sekarang shuternya siapa itu? Kan harus ada satu menteri yang paham secara lengkap kompleksitas isu itu.
Mungkin seseorang paham, tapi tidak ada inisiatif untuk mengucapkan di publik," jelasnya.
Menurutnya, satu-satunya orang yang memiliki kemampuan itu adalah Prabowo Subianto.
"Prabowo itu punya kemampuan untuk mengambil isu itu dan mengucapkan ke publik, jadi minggu pertama warna Prabowo akan dominan di kabinet.
Pak Maruf Amin, ya memang dipilih oleh Jokowi sebagai forgeter, bukan orang yang mampu merumuskan kebijakan," kata Rocky Gerung.
Ia pun mengatakan bahwa secara politik Prabowo Subianto akan menjadi orang kedua Jokowi.
"Bukan menggantikan, tapi secara politik iya, orang akan merasa sebetulnya orang kedua atau setengah dari kabinet itu Prabowo, kan jejak politik Prabowo itu lengkap maksud saya," katanya.
Bahkan, menurutnya jika Sandiaga Uno juga masuk dalam kabinet, ia akan jadi orang ketiga di pemerintahan.
"Nggak mungkin ada figur lain yang bisa katakanlah jadi inisiator tadi. Dan kalau Sandi ada di situ dia akan jadi orang ketiga, sebagai menteri yang tahu banyak soal.
Karena dia bilang kan saya kembali. Jadi dia mengambil posisi untuk jadi politisi, dan saya apresiasi itu," tandasnya.
Keras! Rocky Gerung sebut Prabowo sampah negeri, nekad lakukan ini lawan Ketua Umum Gerindra Itu
Akademisi sekaligus pengamat politik, Rocky Gerung mengeluarkan pernyataan keras bernada kecewa terkait Prabowo Subianto.
Ketua Umum Partai Gerindra itu dikabarkan sudah berpaling dari Prabowo. Bahkan dalam pertemuan dengan tokoh pers Ilham Bintang baru-baru ini, Rocky Gerung secara terang-terang menyatakan oposisi dan akan melawan Prabowo.
Berikut catatan Ilham Bintang yang dikutip Tribunnews:
Rocky Gerung oposisi terhadap Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.
Saat berkunjung ke Markas C&R kemarin, kemudian dilanjutkan dengan santap siang di rumah, kami terlibat diskusi panjang tentang kondisi bangsa pasca Pilpres.
Selesai bersantap gulai kepala ikan kakap “Medan Baru” yang disiapkan isteri, Ades Tamin, Roger membuat deklarasi.
Hari itu ia nyatakan beroposisi kepada Prabowo.
Rocky Gerung akan “road show” berkeliling Tanah Air untuk mengajak kampret beroposisi pada Ketua Umum Gerindra itu.
Alasannya, “ karena Prabowo sudah bergabung dalam kubu pemerintah!”
Rocky Gerung (Roger) mengingatkan komitmennya dulu, dua belas menit setelah pelantikan Presiden baru — siapa pun yang terpilih— maka saat itu dia akan beroposisi.
“Sekarang, Prabowo sudah bergabung dengan Jokowi sebelum pelantikan. Makanya, saya majukan deklarasi saya beroposisi, menjadi mulai hari ini, “ sambungnya.
Roger juga akan roadshow ke kubu Cebong supaya mengusir Prabowo dari kubu mereka. “ Nggak butuh tokoh seperti dia, nyampah-nyampahin negeri aja,” tandasnya.
Serius.
• Idap Penyakit Ganas Ternyata Ashanty Istri Anang Hermansyah Diam-diam Siapkan Ini, Bikin Nangis
• Viktor Laiskodat Bakal Jadi Menteri Josef A Nae Soi Jadi Gubernur Siapa Wakilnya? Apakah Sosok Ini?
• Ramalan Cinta Bintang Jumat 18 Oktober 2019 Aries Bingung Sama Doi Capricorn Galau Zodiak Lain?
Rocky Gerung berada di Graha C&R sejak Sabtu (12/10) pagi hingga petang.
Menyusul kemudian “Manusia Merdeka” Said Didu.
Pagi itu ada taping program talkshow politik “ Sarita: Sarinya Berita” untuk RealitaTV di channel youtube.
Mereka berdua tampil dalam acara itu. Host program ini Rahma Sarita, mantan presenter TVOne.
Gerindra dan Demokrat Fiks Dapat Jatah Menteri Usai Prabowo dan SBY Bertemu Jokowi?
Gerindra dan Demokrat Fiks Dapat Jatah Menteri Usai Prabowo Subianto dan SBY Bertemu Jokowi? Ini Sinyalnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal bergabungnya Partai Gerindra dan Demokrat usai bertemu dua pimpinan partai tersebut di Istana Merdeka.
Kamis (10/10/2019), Jokowi mengundang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pada hari berikutnya, Jumat (11/10/2019), giliran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diundang ke Istana.
Kedua tokoh tersebut sama-sama diterima Jokowi di Ruang Jepara, Istana Merdeka menjelang sore.
Pertemuan pun dilaksanakan secara tertutup dari awak media.
Tetapi topik pembicaraannya, sama-sama membahas kemungkinan kedua partai itu masuk ke dalam koalisi pemerintah.
"Kami bicara itu (gabungnya Demokrat) tapi belum sampai sebuah keputusan," ujar Jokowi usai bertemu SBY dikutip dari Tribunnews.com.
Diakui Jokowi, pembahasan potensi Demokrat merapat ke pemerintah, belum sampai ke tahap penyodoran nama untuk dijadikan menteri.
Namun banyak kalangan memprediksi, nama putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono dimajukan untuk membantu Jokowi di kabinet.
Hal ini diperkuat pernyataan Jokowi ketika ditanya awak media, apakah susunan kabinet periode dua akan berubah setelah bertemu SBY.
"Mungkin ada beberapa pertimbangan, masih bisa (berubah usai bertemu SBY)," ujar Jokowi usai bertemu anak-anak Papua yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Pembicaraan potensi gabung ke koalisi, juga dibahas antara Jokowi dan Prabowo selama bertemu empat mata kurang lebih 45 menit sejak pukul 15.00 WIB.
Tetapi, soal merapatnya Gerindra ke pemerintah pada hari itu belum diputuskan secara bulat.
"Bicara yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini belum final. Kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk koalisi kami (pemerintah)," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo.
Meski sudah bicara potensi koalisi, Jokowi menyebut Prabowo sama seperti SBY.
Sama-sama belum sampai ke tahap memberikan nama kadernya untuk dijadikan menteri.
"Tadi saya sampaikan, masih belum final. Kalau nanti sudah final, baru nanti kami sampaikan," ucap Jokowi.
Berbalas dengan Jokowi, Prabowo memberi sinyal.
Menurut mantan Calon Presiden rival Jokowi tersebut Gerindra siap membantu pemerintah dalam memajukan Indonesia ke depan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit.
"Kami ingin membantu, kami siap membantu bila diperlukan. Kalau umpamanya kami tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal, disebagai penyeimbang," tutur Prabowo.
Kesiapan Partai Gerindra
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto (KOMPAS.com/DOKUMENTASI WARTAWAN ISTANA KEPRESIDENAN)
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selfie dengan wartawan seusai keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/9/2019). (KOMPAS.com/DOKUMENTASI WARTAWAN ISTANA KEPRESIDENAN)
Ketua Fraksi MPR Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, menyebut Prabowo Subianto, dan Presiden Joko Widodo telah memiliki kesamaan pandangan membangun bangsa.
“Ada kesamaan pandangan Pak Jokowi dengan Prabowo, bagaimana ke depan kita harus bersatu untuk membangun bangsa,” ujar Riza Patria di D'consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).
Riza membeberkan bahwa pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo lebih kepada membahas visi misi bangsa Indonesia ke depan.
Menurut Riza, kedua tokoh telah memiliki kesamaan pandangan dalam membangun bangsa dari beberapa aspek.
“Bagaimana bangsa ini menjadi kuat menjadi maju tantangan kedepan tidak mudah ekonomi, pertahanan keamanan dunia yang harus disikapi oleh Indonesia,” tutur Riza dikutip dari Tribunnews.com.
Meski demikian, kata Ahmad Riza Patria, partainya siap berada di luar atau dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode keduanya.
Menurut Riza, yang terpenting bagi partainya adalah kontribusi membangun Bangsa Indonesia ke depannya.
"Kami siap membantu pemerintah jika diperlukan, jika tidak juga kami akan tetap membantu pemerintah dengan jadi partai penyeimbang," ujar Riza.
Riza mengatakan jika nantinya kader Gerindra diminta masuk ke dalam kabinet Kerja Jokowi maka akan membantu pemerintahan secara total.
Jika tidak masuk ke dalam pemerintahan, Gerindra tidak akan menjadi partai yang terus menerus mengkritik kebijakan pemerintah. Namun juga memberikan solusi kepada pemerintah.
"Jangan sampai jika berada di dalam (koalisi) jadi masalah, korupsi, KKN dan sebagainya.
Dan jka di luar (koalisi) jangan hanya bisa mengkritisi, menggonggong tanpa memberi solusi, enggak baik juga," tutur Riza.
"Jadi apa yang baik, yang baik memberikan segala dengan kekuatan yang kami miliki, sama-sama berlomba, berkompetisi memberikan terbaik bagi kepentingan bangsa dan negara.
Itu yang jadi penting untuk Gerindra hari ini. Tidak mesti harus di dalam atau di luar (pemerintahan)," katanya.
Kesiapan Partai Demokrat
Presiden Jokowi bertemu SBY (Istimewa)
Presiden Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (TRIBUNNEWS/BIRO PERS/CAHYO BRURI SASMITO)
Presiden Joko Widodo (kiri) menerima kunjungan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) di Istana Merdeka, Kamis (9/3/2017). Kedua tokoh tersebut bersilaturahmi sambil membahas situasi bangsa dan negara terkini. (TRIBUNNEWS/BIRO PERS/CAHYO BRURI SASMITO)
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menjelaskan mengenai pertemuan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Kamis (10/10/2019).
Hinca Panjaitan mengungkapkan dalam pertemuan tersebut keduanya mediskusikan perkembangan negara.
"Sebagai pemimpin mereka mendiskusikan perkembangan negara dan bagaimana lima tahun ke depan.
Sebagai yang pernah memimpin 10 tahun pak SBY tentu memberikan cerita pengalamanya yang bisa menjadi pertimbangan pak Jokowi menjalankan mandatnya lima tahun ke depan," kata Hinca Panjaitan, Jumat (11/10/2019).
Menurut Hinca Panjaitan, sejak Pilpres usai, SBY mengajak seluruh elemen masyarakat mendukung pemerintahan Jokowi.
Partai Demokrat bahkan telah memberikan 14 program prioritas kepada pemerintah, untuk menjadi masukan dalam menjalankan pemerintahan 5 tahun mendatang.
"Kami berharap program prioritas itu dapat menjadi masukan bagi Pemerintahan Jokowi ke depan," katanya dikutip dari Tribunnews.com.
Terkait pembentukan kabinet, Demokrat menurut Hinca menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.
Demokrat mendukung penuh apapun yang menjadi keputusan Jokowi dalam membentuk kabinetnya.
"Jika presiden Jokowi meminta dan mengajak kader Demokrat, tentulah kami siap membantunya," ujar Hinca Panjaitan.
Sinyal Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut susunan kabinet jilid II saat ini sudah rampung.
Susunan kabinet akan diumumkan segera setelah ia dan Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.
Acara pelantikan akan digelar di Gedung MPR pada Minggu (20/10) pukul 14.00 WIB.
"Nanti mungkin bisa hari yang sama, mungkin sehari setelah pelantikan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.
Kendati kabinet sudah selesai disusun, namun kata Jokowi, tidak menutup kemungkinan ada beberapa perubahan sampai hari pengumuman nanti.
"Mungkin ada beberapa pertimbangan masih bisa," kata dia.
Jokowi mengakui bahwa susunan kabinet itu bisa berubah tergantung dinamika politik terakhir.
Termasuk saat ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
"Apakah perubahan itu juga setelah pertemuan dengan SBY kemarin, Pak?" tanya wartawan. "Ya," jawab Jokowi singkat.
Pembicaraan potensi gabung ke koalisi, juga dibahas antara Jokowi dan Prabowo selama bertemu empat mata kurang lebih 45 menit sejak pukul 15.00 WIB.
Tetapi, soal merapatnya Gerindra ke pemerintah pada hari itu belum diputuskan secara bulat.
"Bicara yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini belum final.
Kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk koalisi kami (pemerintah)," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo.
Meski sudah bicara potensi koalisi, Jokowi menyebut Prabowo sama seperti SBY.
Sama-sama belum sampai ke tahap memberikan nama kadernya untuk dijadikan menteri.
"Tadi saya sampaikan, masih belum final. Kalau nanti sudah final, baru nanti kami sampaikan," ucap Jokowi.(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul https://wartakota.tribunnews.com/2019/10/18/skenario-prabowo-masuk-istana-dibongkar-rocky-gerung-bakal-jadi-orang-kedua-setelah-jokowi?page=all