BREAKING NEWS : Warga Desa Eilode-Sabu Tengah Geger Dengan Penemuan Mayat di Laut
Warga Desa Eilode, Kecamatan Sabu Tengah, Sabu Raijua geger dengan penemuan mayat laki-laki dewasa di laut di desa ini.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
BREAKING NEWS : Warga Desa Eilode-Sabu Tengah Geger Dengan Penemuan Mayat di Laut
POS-KUPANG.COM I OELAMASI--Warga Desa Eilode, Kecamatan Sabu Tengah, Sabu Raijua geger dengan penemuan mayat laki-laki dewasa di laut di desa ini.
Mayat korban yang teridentifikasi bernama Mano Lihu ini awal mula ditemukan beberapa nelayan yang turun ke laut bersama korban sebelumnua untuk menyelam atau memanah ikan, Jumat (18/10/2019) sekitar Pukul 09.00 Wita.
Setelah mereka tengah menyelam, salah satu saksi atas nama Rihi Djami yang ikut menyelam, pertama melihat dari kejauhan sosok mayat korban terapung di atas air laut.
Kapolres Kupang, AKBP Indera Gunawan, S.Ik melalui Kapolsek Sabu Timur, IPTU Jhon Sengge menyampaikan hal ini, Jumat (18/10/2019).
Jhon Sengge dalam laporannya ke Polres Kupang bahwa pada Jumat ( 18/10/2019) sekitar Pukul 10.00 Wita telah terjadi penemuan mayat di pesisir pantai Desa Eilode, Kecamatan Sabu Tengah.
Korban bernama, Mano Lihu, beralamat di RT 16/RW 08 Desa Eilode.
Saksi- Saksi, Hia Lado (37) warga RT 15/ RW 08 Desa Eilode, Lius Kire (38) warga 13/RW 07 Desa Eilode, Uly Mata (65) warga RT 10/RW 05 Desa Eilode, Rihi Djami (40) warga RT 11/ RW 06 Desa Eilode.
Kronologis kejadian, jelas Jhon, sekitar Pukul 09.00 Wita ketika air laut pasang naik, korban bersama para saksi-saksi pergi ke laut secara bersama. Mereka ke laut dengan maksud untuk menyelam atau memanah Ikan.
Setiap dari mereka, lanjut Jhon, membawa perlengkapan berupa senjata, anak panah ,pelampung dan tali untuk mengikat ikan hasil panah. Ketika Korban dan saksi-saksi masuk ke dalam laut, mereka berpisah untuk mencari ikan masing-masing dengan cara menyelam ke dasar laut.
Sekitar 45 menit kemudian, saksi Rihi Djami melihat korban sudah terapung di atas air, sehingga ia mendekat dan melihat korban sdh tidak bernafas lagi. Kemudian saksi Rihi Djami mengetahui bahwa ternyata bagian tengah tali yang diikatkan pada pinggang korban tersangkut pada batu karang.
Saksi Rihi kemudian menyelam dan melepaskan tali tersebut dari batu karang, kemudian berteriak dan memanggil ketiga saksi lainnya untuk datang membawa pelampung dan membantu mengangkat Korban untuk dibawa ke darat.
Setelah sampai di darat, demikian Jhon, diketahui dengan pasti korban sudah meninggal karena tidak bernafas lagi. Kemudian korban dibawa ke rumah oleh para saksi dengan cara dimasukan dalam kain sarung dan dipikul ke rumah.
Dugaan Sementara, lanjut Jhon, korban meninggal karena kehabisan Oksigen. Ketika menyelam dan kehabisan Oksigen korban hendak ke permukaan untuk nengambil napas (Oksigen) tetapi bagian tengah tali nyangkut (Terlilit) pada batu karang sehingga Korban gagal mendapatkan Oksigen dan mati lemas.
Sebagai catatan, kata Jhon, tali yang digunakan adalah jenis tali Nilon, yang pada salah satu ujungnya diikatkan pada pelampung beserta kotak untuk mengisi ikan hasil panah.
Sedangkan ujung yang lain diikatkan pada pinggang Korban, sedangkan bagian tengah tali tersebut nyangkut pada batu karang. Panjang tali yang digunakan adalah 7 meter sedangkan dalamnya air sekitar 5 meter.
"Hasil Pemeriksaan dokter Puskesmas Eimadake, dr. Kevarina Sitepu menyatakan bahwa korban meninggal akibat Asveksia (Kehabisan Oksigen)," tambah Jhon.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Edi Hayong)