Wiranto Diserang, Nasyirul Falah Amru Khawatir, PBNU Minta Pemerintah Serius Tangani Radikalisme

Menko Polhukam Wiranto siserang, Nasyirul Falah Amru khawatir, PBNU minta Pemerintah serius tangani radikalisme

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/ANTARA FOTO/HANDOUT
Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri) turun dari mobil sebelum diserang orang tak dikenal dalam kunjungannya di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). 

Menko Polhukam Wiranto siserang, Nasyirul Falah Amru khawatir, PBNU minta Pemerintah serius tangani radikalisme

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto siserang, Nasyirul Falah Amru khawatir, PBNU minta Pemerintah serius tangani radikalisme.

Bendahara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU) Nasyirul Falah Amru menegaskan, penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto menandakan radikalisme perlu ditangani serius oleh pemerintah.

"Itu artinya paham radikal sudah amat sangat serius merusak Pancasila. Saatnya sekarang pemerintah tegas menggebuk serta mengedukasi orang yang terpapar paham radikal," kata pria yang akrab disapa Gus Falah itu, dalam keterangan tertulis, Kamis (10/10/2019).

Akhirnya Terungkap Ternyata Ini Penyebab Menko Polhukam Wiranto Jadi Sasaran Serangan

Falah khawatir penyerangan terhadap Wiranto disusul penyerangan pada pimpinan institusi negara yang lainnya.

Menko Polhukam Wiranto digotong dari mobil menuju ruang UGD Menes Medical Center (MMC) sesaat setelah diserang di Alun-alun Menes usai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Matlaul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Menko Polhukam Wiranto digotong dari mobil menuju ruang UGD Menes Medical Center (MMC) sesaat setelah diserang di Alun-alun Menes usai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Matlaul Anwar di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019). (KOMPAS.com/ANTARA FOTO/WELI AYU REJEKI)

Karena itu, Gus Falah yang juga politikus PDI Perjuangan ini menilai, sudah waktunya pemerintah memberikan pemahaman Pancasila secara lebih masif.

Ia pun menilai, penyebaran hoaks perlu cepat dihentikan oleh pihak Kemenkominfo. Sebab, menurut dia, penyebaran radikalisme kerap melalui hoaks di dunia maya.

Wiranto ditusuk saat mampir di Alun-alun Menes, Pandeglang setelah setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar, Kamis siang tadi.

Akibatnya, Wiranto menderita luka di tubuh bagian depan.

Kualitas Angkatan Kerja di NTT Masih Rendah, Ini Penyebabnya

Polisi mengamankan dua pelaku yang terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki. Keduanya berinisial SA dan FA.

Menko Polhukam Wiranto (tengah) memberi keterangan pers usai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Matlaul Anwar di Pandeglang, sebelum ditusuk pasangan suami istri Syahril dan Fitri Andriana, sesaat turun dari mobil dan akan menuju helipad, di Menes, Banten, Kamis (10/10/2019).
Menko Polhukam Wiranto (tengah) memberi keterangan pers usai meresmikan ruang kuliah bersama Universitas Matlaul Anwar di Pandeglang, sebelum ditusuk pasangan suami istri Syahril dan Fitri Andriana, sesaat turun dari mobil dan akan menuju helipad, di Menes, Banten, Kamis (10/10/2019). (KOMPAS.com/ANTARA FOTO/WELI AYU REJEKI)

Polisi menyebut pelaku terpapar radikalisme ISIS dan tengah mendalami kaitannya dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto ditusuk oleh orang tak dikenal pada Kamis (10/10/2019).

Wiranto ditusuk saat tengah berada di Banten, seusai menghadiri acara peresmian di Universitas Mathail Anwar, Pandeglang Banten.

Akibat peristiwa penusukan ini, Wiranto mengalami dua luka tusuk pada perut sebelah kiri, dan menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Mengapa Wiranto yang menjadi sasaran?

Dalam jumpa pers di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, Kamis (10/10/2019), mengatakan, polisi mengamankan dua pelaku, seorang pria berinisial SA dan seorang wanita berinisial FA.

Menurut Dedi, polisi menduga kedua pelaku terpapar radikalisme ISIS, yang menjadikan pejabat publik yang dijadikan sasaran atau target.

Polisi juga mendalami kaitan keduanya dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Serangan terencana

Menanggapi dugaan awal polisi, pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, target terhadap Wiranto merupakan serangan terpilih dan terencana.

"Terencana tapi enggak lama-lama banget. Mungkin sekitar sebulan dua bulan," ujar Chaidar, saat dihubungi Kompas.com, Kamis sore.

Mengapa Wiranto? Ia menduga, pelaku menganggap Wiranto sebagai public enemy. "Profil Wiranto dianggap public enemy, sering muncul," kata dia.

Menurut Chaidar, melihat pola serangan dan senjata yang digunakan, ia juga menduga ada kaitan dengan jaringan teroris seperti dugaan polisi.

"Kemungkinan memang kelompok JAD, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. Kalau dilihat dari senjatanya pakai pisau, pakai domestic weapon, ciri ISIS. Pakai golok, senjata tajam, pisau dapur. Cara seperti ini sudah diperintahkan mereka 4 tahun lalu," ujar Chaidar.

"Ciri kedua, suami istri. Kami menyebutnya itu family terrorism," lanjut dia.

Seperti diberitakan, selain Wiranto dan Kapolsek Menes, ajudan Wiranto dan tokoh masyarakat Fuad Syauki, juga mengalami luka serius. Meski demikian, keduanya menjalani rawat jalan.

Saat menjenguk Wiranto di RSPAD, Presiden Jokowi meminta masyarakat memerangi radikalisme dan terorisme.

"Kepada seluruh masyarakat kami ajak bersama memerangi radikalisme dan terorisme di tanah air. Hanya dengan upaya bersama terorisme dan radikalisme bisa kita selesaikan dan berantas dari negara yang kita cintai ini," ujar Jokowi. (Kompas.com/Ihsanuddin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wiranto Diserang, PBNU: Saatnya Pemerintah Menggebuk Radikalisme ",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved