Penari Sanggar Sa Ate Hanura Danga Bawakan Tarian Tea Eku di Kampung Adat Tutubhada Nagekeo
Penari mulai menari. Gong dan gendang mulai dimainkan. Sontak, penari mulai beraksi.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Penari Sanggar Sa Ate Hanura Danga Bawakan Tarian Tea Eku di Kampung Adat Tutubhada Nagekeo
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Sejumlah penari dari Sanggar Sa Ate SMP Swasta Hanura Danga di Mbay mementaskan tarian Tea Eku.
Tarian Tea Eku dipentaskan di Kampung Adat Tutubhada dalam rangka mendukung promosi kawasan pariwisata Kampung Adat Tububhada.
Nama Tari Tea Eku sendiri diambil dari kata “Tea” dan “Eku”. Tea berarti getar, hal ini bisa dilihat dari gerakan kaki penari yang mengetaran irama musik.
Sedangkan Eku berarti lambaian sapu tangan, hal ini bisa dilihat dari atribut yang mereka gunakan, yaitu sapu tangan.
Tari Tea Eku adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Nagekeo Pulau Flores NTT.
Tarian ini diperagakan oleh beberapa penari perempuan cantik yang menari dengan menggunakan sapu tangan/ kain kecil sebagai atribut menarinya.
Tarian ini merupakan salah satu tarian yang sudah terkenal di daerah Nagekeo dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti upacara adat, penyembutan tamu penting dan acara budaya.
Sekitar, pukul 17.00 Wita, sejumlah penari, pemain gong dan gendang sudah berada di Kampung Adat Tutubhada yang terletak di Desa Tutubhada Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo, Selasa (1/10/2019).
Penari mulai menari. Gong dan gendang mulai dimainkan. Sontak, penari mulai beraksi.
Lenggak-lenggak penari cilik tersebut terlihat indah dan memesona.
Balutan kostum khas Nagekeo pakaian warna hitam dibalut dengan kain tenun khas Nagekeo berwarna ungu membuat penari terlihat serasi saat memperagakan gerakan demi gerakan.
Wakasek SMPS Hanura, Bernadete Nata, kepada POS-KUPANG.COM, mengaku, Sanggar Sa Ate sudah sering tampil dalam even apapun yang digelar di Nagekeo. Selain itu pernah mengikuti lomba menari saat festival di Kupang beberapa waktu lalu.
"Kami pernah festival di Kupang tahun 2017. Pokoknya sering tampil dan Latihan setiap hari Jumat dan anak anak disesuaikan dengan minatnya. Olah vokal seni musik, dan lainnya," ungkap Bernadete.
Ia mengatakan suatu kehormatan bahwa Sanggar Sa Ate menari di Kampung Adat Tutubhada sebagai ajang promosi.
• Kilat, Sidang Korupsi NTT Fair, Kuasa Hukum Minta Jaksa Buktikan Nama Pejabat yang Terseret Dakwaan
• Pilkada 2020, Kabupaten Manggarai dan Mabar Belum Bahas Dana Pilkada dengan TAPD
• Tokoh Masyarakat Nagekeo Harap Anggota DPR yang Baru Tetap Konsisten Bersama Rakyat
"Kami tampil di Kampung adat Tutubhada baru pertama kali. Sesuatu sekali bagi kami," ungkapnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)