Fauzi Kecewa Aliansi Mahasiswa Lakukan Aksi Ganggu Pelayanan BPJS Kesehatan
Kata Fauzi Lukman Nurdiansyah Kecewa Aliansi Mahasiswa Lakukan Aksi Ganggu Pelayanan BPJS Kesehatan
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Kanis Jehola
Kata Fauzi Lukman Nurdiansyah Kecewa Aliansi Mahasiswa Lakukan Aksi Ganggu Pelayanan BPJS Kesehatan
POS-KUPANG. COM | KUPANG -- BPJS Kesehatan cabang Kupang melayangkan undangan audiensi dengan Aliansi Mahasiswa kota Kupang, dengan menghadirkan para media, Senin (30/9/2019). Namun, undangan tersebut tidak diindahkan oleh aliansi mahasiswa dengan tanggapan sedang ada keperluan sehingga tak bisa hadir.
Kepala BPJS cabang Kupang, Fauzi Lukman Nurdiansyah, kepada POS-KUPANG. COM, Selasa (1/10/2019), menjelaskan pada Rabu minggu lalu telah berlangsung aksi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa kota Kupang sejak siang menjelang sore hari.
• BREAKING NEWS: Sidang Perdana Perkara Korupsi NTT Fair, Jaksa Baca Dakwaan Setebal 196 Halaman
"Infonya mereka datang ke kantor kami dan sempat memblokade pintu masuk dan keluar. Karena berada di halaman kantor kami sehingga mengganggu pelayanan. Sempat muncul di salah satu media, bahwa mereka sudah mencoba tiga kali ketemu dengan kami, karena dianggap gagal sehingga mereka ada aksi," tuturnya.
Informasi akan ada aksi, kata Fauzi, sudah terdengar satu minggu sebelumnya dan gagal dilaksanakan.
• Prabowo Subianto Tunjuk Sufmi Dasco Ganti Fadly Zon Jadi Wakil Ketua DPR, Tugas Baru dari Gerindra?
"Saya dan Kepala Bidang sempat bertemu langsung. Kita sampaikan kalau kami ini Badan Hukum Publik dan ada pelayanan publik, sehingga bila teman-teman melakukan aksi di depan pintu masuk akan mengganggu hak-hak peserta. Karena ada hal-hal yang emergency yang mengharuskan peserta datang ke kantor kami. Alangkah baiknya jika ada hal-hal yang ingin disampaikan mari berdiskusi secara formal dengan mengundang media. Kalaupun terpaksa turun, diharapkan di luar jam pelayanan," terangnya.
Fauzi mengatakan ternyata Aliansi Mahasiswa melakukan aksi pada jam pelayanan. Aksi tersebut menorehkan kekecewaan dari pihak BPJS cabang Kesehatan, karena hak-hak peserta yang datang untuk mendapatkan pelayanan tergganggu.
"Karena sudah terlanjur melakukan aksi, maka kami undang dalam bentuk audiensi langsung kepada Aliansi Mahasiswa. Saya juga sudah menghubungi via whatsapp. Namun kemarin hingga pukul 15.00 Wita tidak ada kabar, kemudian dihubungi lagi tapi tidak ada jawaban yang kita harapkan. Kita sebagai badan hukum publik terbuka akan kritik dan saran, tapi harapannya bilapun ada aksi jangan mengganggu pelayanan," tukasnya.
Aksi tersebut dilakukan karena adanya kenaikan iuran BPJS. Kata Fauzi, penyesuaian iuran masih menunggu Perpres dengan pengkajian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan dan Kemenko PMK, sehingga Kepala Cabang sebagai eksekutor pun belum melaksanakan penyesuaian. Karena masih menunggu Perpres terkait iuran yang mengalami kenaikan.
Ia menyebutkan untuk NTT secara kepesertaan peserta JKN-KIS 72 persen PBI - APBN dan 14 persen PBI-APBD. Jadi hampir 80 persen peserta PBI, artinya bila iuran naik tetapi dibayar juga oleh Pemerintah.
Sisanya 10 persen peserta Pekerja Penerima Upah seperti PNS yang persentasinya juga ada dibayar oleh negara. 7-8 persen adalah peserta mandiri, sehingga sangat sedikit yang terpengaruh oleh kenaikan iuran. Apalagi yang aktif membayar hanya 50 persen.
Bila nanti iurannya naik maka yang akan terpengaruh hanya pada peserta BPJS kesehatan dengan penghasilan Rp 8 juta ke atas per bulan.
"Bila mengalami kenaikan pun bagi peserta mandiri hanya beda kelas saja. Tidak ada perbedaan manfaat medis. Kalau memang peserta mandiri dirasa berat untuk kelas satu bisa turun kelas, bila sudah kelas tiga dan tidak mampu maka ada skema lewat PBI APBN, APBD dan Kota," imbuhnya.
Ada tiga alternatif dari PP 87 tahun 2013 saat ada defisit JKN, yaitu penyesuaian iuran, pewenangan manfaat JKN dan bantuan. Sudah empat tahun dengan dana bantuan dan nanti bila pun jadi yang terakhir dengan iuran. Prinsipnya ini sudah mendapatkan banyak manfaat, sehingga membutuhkan langkah yang fundamental tidak hanya temporer saja.
"Kita masih menunggu juga hasil akhirnya seperti apa," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Yeni Rachmawati)