Nyawa Terancam, Anak-Anak Tenau Minta Bangun Jembatan Gantung di Sungai Lambanapu Sumba Timur
saat musim hujan mereka sangat sulit untuk menyeberang dan selalu diantar orang tua dengan menggunakan sampan dan kadang alpa.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
Nyawa Terancam, Anak-Anak Tenau Minta Bangun Jembatan Gantung di Sungai Lambanapu, Sumba Timur
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU--Karena takut akan keselamatan nyawa mereka, anak-anak yang merupakan anak-anak sekolah dari wilayah Desa Persiapan Tenau, di Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) atau pihak-pihak yang peduli untuk membangun jembatan gantung di Sungai Lambanapu yang menghubungkan kampung Tenau dan Kampung Marada di Kelurahan Malumbi.
Kesya Elfiana Tanggu Hana anak dari Kampung Tenau kepada POS-KUPANG. COM, Senin (30/9/2019) mengatakan, selama ini ia dari Kampung Tenau untuk bersekolah di SMP Negeri 1 Kambera di Kelurahan Malumbi.
Namun setiap hari ia bersama teman-temanya selalu menyeberangi derasnya arus air di sungai Lambanapu, apalagi pada saat musim hujan mereka sangat sulit untuk menyeberang dan selalu diantar orang tua dengan menggunakan sampan dan kadang alpa.
"Memang ada jembatan gantung di sebelah hilir Sungai ini, namun terlalu jauh, jadi saya dengan kawan-kawan pakai nyeberang sungai saja karena sangat dekat dengan sekolah,"urai Kesya.
Kesya mengatakan, selain derasnya arus air dan banjir pada saat musim hujan, juga sungai tersebut juga ada buaya sehingga sangat mengancam keselamatan nyawa mereka.
"Ada buaya juga, sehingga kami minta bisa bangun jembatan gantung,"ujar Kesya.
Keluhan yang sama disampaikan anak-anak Tenau lainya, Siprianus Tamu Ama.
Siprianus yang kini duduk di kelas 1 SMPN Kambera ini juga mengaku sudah 8 tahun menantang arus sungai Lambanapu untuk bisa menempuh pendidikan sejak SD hingga SMP saat ini di wilayah Kelurahan Malumbi.
"Kita sangat takut dengan keselamatan kita, selain arus air deras, juga ada buaya, jadi berharap ada bangun jembatan gantung,"ungkap Siprianus.
Apa yang disampaikan anak-anak itu dibenarkan orang tua mereka Kambaru Windi (72).
Kambaru mengatakan, banyak sekali anak-anak dari Kampung Tenau bersekolah di Kelurahan Malumbi dan Lambanapu mulai dari SD, SMP dan SMA.
Untuk bisa menempuh pendidikan itu, anak-anak mereka harus menyeberangi kali melawan derasnya arus air.
"Kalau banjir kita orang tua antar mereka pakai sampan, kalau tidak banjir mereka nyebarang sendiri. Kalau saat banjir banyak anak yang tidak sekolah, ini rugi untuk anak-anak kami," ungkap Kambaru.
Kambaru juga mengatakan, harapan masyarakat agar bisa dibangun jembatan gantung, namun jika belum ada anggaran untuk pembangunan jembatan gantung itu, maka bisa memberikan bantuan perahu sampan untuk penyeberangan sungai itu.
• RAMALAN BINTANG ZODIAK Hari Selasa 1 Oktober 2019, Taurus Riang dan Himor, Capricorn Lebih Sensitif
• Lihat Klasemen Sementara Liga 1 2019: Borneo FC Geser Arema, Bali United Nyaman di Puncak
Lanjut Kambaru, bukan hanya soal anak sekolah saja, namun sebagian masyarakat dari Kelurahan Malumbi dan Lambanapu juga memiliki lahan di seberang sungai di kampung Tenau, sehingga kesulitan juga dialami oleh warga di dua kelurahan itu saat hendak mengangkut hasil pertanian mereka. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)