Tiga Anggota PMKRI Kupang Demonstrasi di Polda NTT
Sebanyak tiga anggota PMKRI Cabang Kupang melakukan aksi demonstrasi di Polda NTT
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
Sebanyak tiga anggota PMKRI Cabang Kupang melakukan aksi demonstrasi di Polda NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Tiga anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia ( PMKRI) Cabang Kupang St Fransiskus Xaverius melakukan aksi demonstrasi di Polda NTT pada Sabtu (28/9/2019).
Aksi tiga aktivis tersebut dimulai dari Margasiswa PMKRI Cabang Kupang yang berada di jalan Soeharto dan bergerak menuju Markas Polda NTT yang berada di sisi selatan.
• Akan Dirikan Cabang, GMKI Gelar Masa Perkenalan Organisasi di Kota SoE
Dalam aksinya, mereka mengaku prihatin terhadap aksi represif dari oknum anggota polisi terhadap rekan mahasiswa dalam demonstrasi di beberapa tempat di tanah air. Tindakan represif tersebut menyebabkan ada mahasiswa yang terluka karena tembakan senjata maupun pukulan dari aparat bahkan hingga menyebabkan dua mahasiswa tewas tertembak yakni Randy dan Muhammad Yusuf Kardawi di Sulawesi Tenggara.
Mereka juga menyayangkan ada 90 mahasiswa di Jakarta yang dengan sengaja dihilangkan oleh aparat negara pada saat aksi demonstrasi 24 September lalu.
• Ditangkap Polisi Terkait Narkoba, Putri Sri Bintang Pamungkas Diancam 4 Tahun Penjara
"Aksi ini merupakan bentuk rasa keprihatinan dan solidaritas kami terhadap rekan-rekan mahasiswa yang mendapat tindakan represif dari oknum kepolisian," ujar salah satu aktivis, Lorensius A. Paga.
Sempat terjadi perdebatan antara ketiga aktivis tersebut dengan pihak kepolisian di depan gerbang Mapolda NTT karena aksi tersebut tidak melalui pemberitahuan sebelumnya. Namun para aktivis berkilah aksi tersebut merupakan aksi spontan dan merupakan bentuk rasa solider terhadap korban represif aparat.
Anggota polisi kemudian menyarankan untuk membuat audiensi dengan Kapolda NTT guna membicarakan persoalan dan tuntutan mereka.
"Hari ini hari libur, teman- teman datang disini tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Tetapi kami akan tetap menerima pernyataan sikap dari teman-teman untuk kemudian kami sampaikan ke pimpinan. Dan kami sarankan untuk secepatnya mengantar surat audiensi kepada Bapak Kapolda guna membicarakan hal-hal penting kepada Pimpinan," ujar anggota yang berjaga.
Dalam orasi yang mereka sampaikan di depan Polda NTT tiga aktivis itu mengatakan bahwa negara sedang dalam kondisi yang tidak aman, dimana suara masyarakat dibungkam, sementara politisi dan pemerintah berkompromi secara sewenang-wenang untuk menggolkan kepentingannya tanpa memikirkan nasib rakyat.
"Kemana negara ini memikirkan nasib bangsa ini saudara-saudara. Apalagi pihak kepolisian yang secara sewenang-wenang melakukan tindakan kekerasan terhadap aksi mahasiswa di berbagai daerah," ujar Laurensius dalam orasinya.
Mereka mengatakan, ada tiga poin tuntutan mereka sebagai pernyataan sikap atas kondisi bangsa terkini. Pertama, negara harus bertanggung jawab atas 90 Mahasiswa di Jakarta yang telah dihilangkan dan dua mahasiswa di Sulawesi Tenggara yang dengan sengaja ditembak oleh aparat kepolisian. Kedua, mendesak Presiden Jokowi untuk mencopot Menkopolhukam, dan ketiga meminta pihak kepolisian (Polda NTT) untuk jadikan mahasiswa sebagai adik, sahabat, dan mitra kritis pemerintah.
Aksi berlangsung damai hingga para aktivis membubarkan diri. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)