Simak Kembali Sejarah, Kisah MT Haryono, Jenderal yang Dibunuh dan Dibuang di Lubang Buaya 

Mayor Jendral (Mayjen) Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono) adalah satu di antara enam jenderal dan satu perwira yang diculik dalam Gerakan 30 Septem

Editor: Ferry Ndoen
Intisari
7 Pahlawan Revolusi 

POS KUPANG.COM - - Mayor Jendral (Mayjen) Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono) adalah satu di antara enam jenderal dan satu perwira yang diculik dalam Gerakan 30 September (G30S) 1965.

G30S 1965 adalah suatu tragedi kemanusiaan yang melibatkan banyak tokoh negara.

Dikutip TribunWow.com dari TribunnewsWiki.com, penculikan terhadap 7 tokoh negara itu terjadi pada 1 Oktober 1965.

Reputasi Spesialis Mantan Pelatih Layak Untuk Djanur Pasca Barito Putera Gilas 1-0 Persebaya, Info

Info Nama Pemain Persib Bandung di Timnas Indonesia ? Ini Komentar Pelatih Maung Bandung Robert

MT Haryono (TribunnewsWiki.com/istimewa)

Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pasopati, Letnan (Inf) Doel Arif membentuk tim untuk menculik tujuh jenderal tersebut.

Ezra Walian Cetak Gol Perdana untuk PSM Makassar saat vs Persiipura, Tibo Cetak Gol Kemenangan

Tujuh tim penculik ditugaskan untuk membawa para jendral yang diincar itu ke Lubang Buaya.

MT Haryono adalah stau di antara tujuh jendral yang diincar oleh gerakan tersebut.

Regu penculik MT Haryono terdiri atas 18 anggota Resimen Tjakrabirawa dan dipimpin oleh Sersan Kepala (Serja) Boengoes.

Tim tersebut memulai aksinya dengan mendatangi rumah MT Haryono yang berada di Jalan Prambanan pada 1 Oktober 1965 pukul 03.00 WIB.

MT Haryono yang saat itu terlelap tidur, dikejutkan dengan suara sekelompok orang yang mendatangi rumahnya.

Ia yang sudah memiliki firasat buruk lantas meminta anak dan istrinya untuk menyembunyikan diri di belakang rumah.

Sesampainya di sana, Sersan Boengkoes langsung mengetuk pintu rumah MT Haryono.

MT Haryono saat itu tak membukakan pintu rumah, namun hanya mengatakan lebih baik bertemu dengannya keesokan hari.

"Kalau mau ketemu besok pagi saja di kantor jam 08.00," kata MT Haryono dari dalam rumah.

Sersan Boengkoes lantas memaksa masuk dengan mendobrak pintu rumah MT Haryono.

MT Haryono saat itu sengaja mematikan semua lampu di rumahnya.

Hal itu menyebabkan semua ruangan di rumahnya gelap meskipun Sersan Boengkoes telah mendobrak pintu hingga rusak.

Saat itu, Sersan Boengkoes saat melihat ada sekelebat bayangan yang lewat di ruangan itu.

Ia lantas menembaknya.

Ternyata, bayangan orang yang lewat adalah MT Haryono.

MT Haryono langusng tewas di lokasi kejadian.

Pasukan yang dipimpin Sersan Boengkoes itu langsung membawa jenazah MT Haryono untuk dibuang ke Lubang Buaya.

Jaad MT Haryono dan enam jenderal lainnya ditemukan di Lubang Buaya berselang 75 jam dari pembunuhan.

Pada tanggal 4 Oktober 1965, sekitar pukul 16.30 WIB, atas perintah Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) selaku panglima Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), sejumlah dokter diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan jenazah

Hasil autopsi menunjukkan bahwa MT Haryono tewas dengan luka tusuk di bagian punggung, namun tak menembus dada.

Pada tubuhnya ditemukan pula luka bekas benda tumpul di tangan dan pergelangan sebelah kiri.

Sementara itu, dikutip TribunWow.com dari intisarionline, enam jenderal lain yang menjadi korban penculikan G30S 1965 yaitu Jenderal AH Nasution, Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayjen Soewondo Parman, Mayjen R. Soeprapto, Brigjen Donald Izacus Pandjaitan, Brigjen Soetojo Siswomihardjo, dan Brigjen Ahmad Soekendro

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved