News

Waduh, Debit Air Tilong Sisa 30 Persen, berubah warna, keruh, berwarna kuning kehijau-hijauan

Debit air Bendungan Tilong mengalami penurunan. Per September 2019, air berkurang hingga 70 persen.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Benny Dasman
foto : Edi Hayong
Kondisi air Bendungan Tilong yang debitnya menurun dan warna airnya kuning kehijau-hijauan, Rabu (25/9/2019)   

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Edi hayong

POS KUPANG, COM, OELAMASI - Debit air Bendungan Tilong mengalami penurunan. Per September 2019, air berkurang hingga 70 persen. Bendungan di Desa Oenlasi Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang memiliki daya tampung mencapai 19 juta meter kubik (m3).

Kondisi ini berdampak terganggunya distribusi air bersih untuk masyarakat Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Pasokan air irigasi untuk persawahan juga terkendala. Hanya persawahan di Desa Fatukanutu dan Noelbaki yang memperoleh air, itu pun tidak rutin. Sementara kebanyakan lahan sawah yang sudah ditanami padi dan holtikultura tidak kebagian air.

Air Bendungan Tilong juga berubah warna. Selain keruh, berwarna kuning kehijau-hijauan.

Menurut pengamat air Bendungan Tilong Simson Banu, apabila intensitas hujan tinggi maka bendungan penuh air bahkan sampai meluap. Namun, pada tahun 2019, kondisi ketersediaan air menurun drastis. Hal itu dikarenakan musim kemarau panjang.

"Sekarang ini debit air turun sampai 70 persen, masih sisa 30 persen. Memang kita sudah tutup untuk tidak dialirkan tapi permintaan petani dari Fatukanutu dan Noelbaki karena padi terancam gagal panen maka kita keluarkan ke irigasi. Itupun cuma dua hari dalam seminggu," terang Simson saat ditemui di kediamannya, Rabu (25/9/2019).

Simson mengaku sangat mengetahui kondisi pasokan air Bendungan Tilong. Dia berperan sebagai pengamat sejak tahun 2002, setelah Bendungan Tilong diresmikan penggunaannya.

Simson mengatakan, apabila hingga Oktober 2019 hujan belum turun maka debit air Bendungan Tilong bisa turun mencapai 28 persen.

Di saat penurunan debit, distribusi air untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Kupang dan Kabupaten Kupang masih berjalan tapi di bawah pengawasan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SPAM NTT.

Kasatker Operasi Pemeliharaan Bendungan Tilong pada Balai Sungai Nusa Tenggara II, Bernadeta Tea menjelaskan, debit air Bendungan Tilong saat ini terus menyusut hingga 5,9 juta meter kubik.

"Daya tampung bendungan itu sebenarnya 19 juta meter kubik. Tetapi saat memasuki musim kemarau, debitnya terus mengalami penyusutan hingga mencapai 5,9 juta meter kubik," kata Berbadeta kepada Antara di Kupang, baru-baru ini.
Balai Sungai Nusa Tenggara II, katanya, terus memantau penurunan debit air Bendungan Tilong. Jika airnya sudah menyusut hingga batas terendah 3,5 juta meter kubik maka pihaknya akan menutup saluran air.

Dia menyebut saat ini sedang puncak musim kemarau sehingga ada kemungkinan air di bendungan itu akan terus menyusut.

Selain Bendungan Tilong, kurang lebih 200 embung dari 1.140 embung yang tersebar di wilayah NTT juga mengalami kekeringan. Akibatnya pasokan air bersih bagi tanaman dan hewan juga tidak ada sehingga di beberapa daerah seluruh tanamannya kering kerontang lalu mati.

Di beberapa embung, kata Bernadeta, kekeringan juga disebabkan adanya kerusakan dan bahkan sudah dijadikan sebagai area penggembalaan ternak. "Embung-embung sudah dibangun sejak tahun 1990-an dan sudah rusak. Sekarang sudah dijadikan area penggembalaan ternak, " ujarnya.

Stop Distribusi
Penurunan debit air Bendungan Tilong berdampak pada penghentian sementara distribusi air bersih untuk warga Kota Kupang. Selain berkurang, air berubah warna menjadi kuning kehijauan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved