Warga Kota Kupang Krisis Air Andre Koreh Sebut ada Dua Persoalan Besar
Warga Kota Kupang tengah mengalami krisis air bersih akibat terhentinya pasokan air bersih dari Bendungan Tilong yang dikelola oleh BLUD SPAM
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Warga Kota Kupang Krisis Air Andre Koreh Sebut ada Dua Persoalan Besar
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Warga Kota Kupang tengah mengalami krisis air bersih akibat terhentinya pasokan air bersih dari Bendungan Tilong yang dikelola oleh BLUD SPAM dan kemarau panjang.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Ir. Andre W. Koreh, MT, Staf khusus Gubernur Provinsi NTT, yang diwawancarai POS-KUPANG.COM, di Gedung Pasca Sarjana Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Jumat (27/9/2019) menyebut ada dua soal besar terkait masalah air minum di Kota Kupang.
Dua persoalan besar tersebut, kata Andre, yakni masalah teknis dan kelembagaan. "Seperti yang sudah sering saya katakan, ada dua soal besar. Soal teknis menyangkut sistem jaringan, ketersediaan air baku, bagaimana mengelola air agar layak dikonsumsi," jelasnya.
Andre mengatakan, yang terjadi saat ini bahwa ketersedian sedang menurun karena kemarau panjang.
Terkait Bendungan Tilong yang berhenti memasok air, karena tengah dilakukan perbaikan kualitas air, Andre katakan, ada persoalan instalasi pengelolaan air, yang mana mungkin BLUD SPAM yang mengelola Bendungan Tilong mengalami kesulitan mendapatkan beberapa bahan kimia yang dipakai untuk menjernihkan air.
Selain persoalan teknis, mantan Kadis PUPR Provinsi Nusa Tenggara Timur ini mengatakan ada persoalan kelembagaan. Andre menyebut di Kota Kupang ini ada dua pengelola air bersih yakni PDAM Kota Kupang dan PDAM Kabupaten Kupang.
Menurutnya Andre dualisme kelembagaan pengelola air minum tersebut harus diclearkan artinya harus satu lembaga yang mengelola di Kota Kupang. "Selama kelembagaan ini tidak diclear maka persoalan-persoalan teknis ini akan terus membawa dampak," tegasnya.
Andre bahkan menyebut dualisme kelembagaan tersebut merupakan maladministrasi, karena surat keputusan Bupati Kupang tentang tarif air diterapkan di Kota Kupang.
"Belum lagi ada implikasi lain di mana misalnya APBN yang membiayai dana-dana APBN untuk membangun sistem jaringan transmisi pengelolaan air minum di Kota Kupang yang dalam tanda petik tidak bertuan. Kalau APBN masuk pada akhirnya ditanya mau dikelolakan ke siapa. Ke Kabupaten Kupang, wilayah pelayanannya ada di Kota Kupang, ke Kota Kupang sistem jaringannya dikuasai oleh Kabupaten Kupang kalau ke Provinsi, Provinsi tidak berhak mengelola dalam bentuk sambungan rumah," tegas Andre.
Terkait program jangka panjang Pemkot Kupang menanam 3 ribuan pohon beringin besar dan jenis pohon besar lainnya di beberapa lokasi yang telah ditentukan (Kolhua, Sikumana, Fatukoa, Belo dan Naioni), Andre mendukung program tersebut.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk menjaring air sebanyak-banyaknya. "Itu kan bagaimana membuat evakuasi, terjadi penguapan dan kita mendapat hujan lebih banyak," jelasnya.
Akan tetapi, kata Andre, setelah air banyak, harus dikelola dengan baik. "Nah kalau pengelolanya ada soal dualisme kelembagaan yah tetap jadi soal.
• Ahok & Puput Nastiti Devi Tunggu Lahiran Anak, Veronica Tan Sibuk Jualan, Sudah Ada Gandengan?
• Tak Berkutik, Akhirnya Maia Estianty Bongkar Sifat Asli Mulan Jameela Istri Ahmad Dhani, Egois?
Bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan teknis tadi, kalau kelembagaannya belum clear," tanya Andre.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)