Kota Kupang Bisa Terapkan Sistem Panen Air
panen air ini adalah sistem sederhana, yang mana saat musim hujan air hujan yang ada ditampung dan digunakan saat kemarau.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso

Kota Kupang Bisa Terapkan Sistem Panen Air
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Untuk mengatasi krisis air di Kota Kupang, maka bisa ditawarkan sistem atau metode panen air (Rain water harvesting). Panen air ini dilakukan selama musim hujan dan air itu dapat digunakan pada musim kemarau seperti saat sekarang.
Hal ini disampaikan Kasubdit Pengembangan Jasa Lingkungan Kehutanan, Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air ,Bappenas RI, Ir. Nita Kartika ,M. Ec saat ditemui kepada POS-KUPANG.COM di Hotel Sotis, Jalan Timor Raya, Kota Kupang, Jumat (27/9/2019).
Menurut Nita, secara umum wilayah NTT memiliki curah hujan yang rendah, karena itu perlu ada manajemen air secara baik.
"Manajemen yang bisa kita tawarkan adalah panen air. Panen air ini dilakukan oleh individu maupun kelompok," kata Nita.
Panen air hujan juga merupakan teknik yang mengumpulkan dan menampung air hujan ke suatu tangki atau waduk alami, atau peresapan air permukaan ke akuifer di bawah permukaan.
Satu metode panen air hujan adalah panen dengan atap. Terkait panen dengan atap, maka bisa menggunakan ubin, lembaran logam, plastik agar mencegat aliran air hujan.
"Air ini tetap terjaga sepanjang tahun. Bahkan penggunaannya bisa untuk irigasi , peternakan dan pertanian," katanya.
Dia menjelaskan, panen air ini adalah sistem sederhana, yang mana saat musim hujan air hujan yang ada ditampung dan digunakan saat kemarau.
"Saya kira sistem ini bisa dipakai di Kota Kupang juga agar air hujan tidak menjadi aliran permukaan (run off) sampai ke laut. Tampung dilakukan dengan cara menahan air atau menampung air saat musim hujan untuk digunakan setelah usai musim hujan," katanya.
Dikatakan, air hujan yang ada cukup banyak dan dari 18 persen ,baru digunakan 8 persen saja,karena itu kalau sistem dimaksimalkan,maka dapat mengatasi kriais air di Kota Kupang.
Dilihat dari ruang lingkup ,lanjutnya, bahwa implementasi teknik ini dapat digolongkan dalam dua kategori,
yaitu, pertama teknik pemanenan air hujan dengan atap bangunan (roof top rain water harvesting), dan kedua teknik pemanenan air hujan (dan aliran permukaan) dengan bangunan reservoir, seperti dam parit, embung, kolam, bendungan dan lainnya.
"Saya contohian di beberapa kota besar seperti di Jawa Barat, Wonogiri dan lainnya bisa berhasil panen air sehingga dapat memenuhi kebutuhan air saat kekurangan air. Air hujan yang dipanen atau ditampung ini bisa dimanfaatkan setelah disaring," katanya.
• Ivan Gunawan Marah Besar Pada Betrand Peto Karena Hal Ini, Mati Kutu Saat Ruben Onsu Bilang Ini
• Bupati Tahun : Pemda TTS Tanggung Tiga Peti Untuk Korban Keracunan Ikan Buntal
Soal debit air di bendungan, ia mengatakan, semua pihak harus turut berpartisipasi dalam menjaga agar debit air tetap terjaga.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)