Ustadz Yusuf Mansur Beberkan Dampak Demo Mahasiswa di DPR hingga Singgung Dana Asing

Ustadz Yusuf Mansur Beberkan Dampak Demo Mahasiswa di DPR hingga Singgung Dana Asing

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Ferdinand Waskita/Tribunnews.com
Ustadz Yusuf Mansur Beberkan Dampak Demo Mahasiswa di DPR hingga Singgung Dana Asing 

Sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan cukup dalam.

Misalnya saja pada bulan Mei 2019 lalu ada masalah demonstrasi pemilihan presiden (pilpres) yang membuat IHSG terkoreksi sampai di level 5.800.

Ustadz Yusuf Mansur Sorot Demo Mahasiswa, Sebut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo: Istighfar!

Mahasiswa Demo di DPR, Ustadz Abdul Somad Sebut 2 Panglima Perang Termuda Umat Islam, Siapa Dia?

Namun pada Juni sampai Juli IHSG mulai naik. Kemudian IHSG kembali tertekan karena masalah cukai rokok yang membuat saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terkoreksi cukup dalam. Alhasil, IHSG masih saja bergerak stagnan.

Namun menurut Teguh, berkaca pada bulan Mei kemarin IHSG mampu naik lagi karena diselamatkan investor lokal yang memanfaatkan momentum ini dengan banyak membeli saham yang murah.

Menurut Teguh dalam beberapa tahun terakhir, minat investor lokal meningkat untuk masuk ke pasar modal. Buktinya sampai saat ini jumlah investor individu sudah tembus 2 juta orang.

Artinya investor ritel walaupun tidak memborong saham layaknya asing, bisa menyelamatkan IHSG karena orang yang membeli saham banyak.

Di tengah keadaan ini, Teguh mengatakan semua saham baik bluechip, secondliner, ataupun third lliner harganya sudah murah.

“Saham ASII di bawah Rp 7000 per saham yakni di Rp 6.457 kemudian saham BBNI juga sudah di level Rp 7.450 dari sebelumnya di Rp 8.000,” imbuhnya.

Jadi strategi yang paling tepat untuk dilakukan adalah masih wait and see hingga laporan keuangan kuartal III 2019 keluar.

Info Klasemen dan Jadwal Liga 1 2019, Bali United Kokoh meski Ditahan Imbang Persebaya, Persib?

BERSIAP, Inilah Info Resmi BKN Seleksi CPNS 2019, Digelar di 108 Lokasi & Waktu Pendaftaran

Sebab ada baiknya walaupun semua saham direkomendasikan beli karena harga murah, investor juga perlu memperhatikan fundamental perusahaannya.

Namun Teguh memberi lampu merah pada saham di sektor komoditas karena prospek batubara juga masih belum jelas.

Menurut Teguh bagi investor tidak usah terlalu memperhatikan masalah fluktuasi jangka pendek, jadi Teguh menyarankan beli saja lalu hold.

Sebab saham bluechip yang sebelumnya naik 20%-30% saat ini valuasinya sudah turun jauh.

Jadi ada peluang besar untuk cuan di kemudian hari.

Teguh memproyeksikan saham-saham ini, khususnya bluechip kinerjanya bakal kembali positif setelah 2020 di saat banyak program dan masalah politik yang mulai mereda. (Arfyana Citra Rahayu)

Sebagian besar Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo di Mana-mana, Dana Asing Senilai Rp 1 Triliun Kabur dari Bursa", 

Editor : Bambang Priyo Jatmiko

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved