News
Ciptakan Regenerasi Petani Peternak di NTT, BPPT Buka Klinik Konsultasi Peternakan di Naibonat
BBPP Kupang perlu menghadirkan klinik konsultasi peternakan, termasuk menyiapkan tempat khusus menjual hasil produk pelatihan peserta
Penulis: Edy Hayong | Editor: Benny Dasman

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Edi Hayong
POS KUPANG, COM, OELAMASI - Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPT) Kupang, drh. Bambang Haryanto, MM, melihat banyak peluang yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kapasitas lembaga itu.
Bambang yang sebelumnya menjadi Kepala Badan Karantina Pertanian Belawan (bukan Balai Besar Pertanian, Red) berencana merenovasi bekas Kantor BPTP NTT yang saat ini kosong untuk kepentingan melayani petani.
"BBPP Kupang perlu menghadirkan klinik konsultasi peternakan, termasuk menyiapkan tempat khusus menjual hasil produk pelatihan peserta baik melalui P4S maupun mandiri, " ujar Bambang Haryanto, di ruang kerjanya, Jumat (20/9/2019).
Pria yang sudah 28 tahun mengabdi pada Badan Karantina Pertanian di sebagian daerah di Indonesia ini mengakui sudah banyak hal yang dibuat pimpinan BBPP Kupang sebelumnya. Walaupun baru dua bulan lebih beradaptasi dengan staf, namun peta program yang ingin diperbuat ke depan, sudah disusunnya secara lengkap dan berjenjang.
Salah satu program yang ingin dirinya terapkan adalah membuka jasa layanan konsultasi peternakan dan pengolahan hasil produk ternak melalui Klinik BBPP Kupang.
"Tahun 2020 di bekas Kantor BPTP NTT yang saat ini kosong akan direnovasi untuk menjual hasil produk pelatihan peserta baik melalui P4S maupun mandiri. Dari hasil itu akan dibantu penjualan di tempat yang disediakan," katanya.
Menurut dia, alasan dihadirkan klinik konsultasi agar peserta setelah pelatihan, jika sudah pulang, masih ada hal yang kurang bisa konsultasi.
Maksudnya, agar program dari hulu seperti menyiapkan pakan, keterampilan peternak, pengemasan, sampai pemasaran terkoneksi dengan baik. Hal ini karena akselerasinya ekspor dalam mendukung Indonesia lumbung pangan dunia 2040.
"Tugas BBPP Kupang menyiapkan dan mendidik masyarakat, aparatur non aparatur dari hulu sampai hilir juga ke perdagangannya harus terkoneksi secara baik," tambahnya.
Ia mengakui, untuk mewujudkan ini butuh proses. Apalagi sekarang ini pertambahan populasi manusia semakin meningkat. Perkembangan situasi lingkungan kian cepat termasuk media telekomunikasi.
"Belum lagi minat generasi muda kepada sektor pertanian juga semakin menurun. Petani peternak yang ada semuanya generasi tua sehingga perlu ada regenerasi. Tapi harus kita hadapi ini untuk memperbaikinya ke depan semakin lebih baik," ujarnya.
Permasalahan lain, diakuinya, soal ketersediaan pakan. Tidak ada ternak yang tidak butuh pakan. Di musim kemarau pakan sangat sulit sehingga terlihat jelas kondisi sapi kurus walau disuntik IB tidak akan memberikan hasil yang baik.
"Saya bersama-sama dengan staf di BBPP Kupang akan memberikan yang terbaik ke depannya. Peluang inovasi akan kita buat. Kita akan menciptakan regenerasi petani peternak untuk mencintai pekerjaan bertani-beternak menyenangkan. Sistem kerja bukan lagi manual tetapi sistem teknologi," tambahnya. *