Buka KSN PMKRI, Wagub NTT Tekankan Penting Kolaborasi Pemerintah Dan Kaum Muda
kami ucapkan selamat datang bagi seluruh delegasi PMKRI. Selamat datang di Kota Kupang, Kota Kasih dan Nusa Tinggi Tolerans
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Buka KSN PMKRI, Wagub NTT Tekankan Penting Kolaborasi Pemerintah Dan Kaum Muda
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Joseph Nae Soi menekankan pentingnya kolaborasi antara kaum muda dan pemerintah dalam pembangunan bangsa dan negara secara khusus pembangunan wilayah.
Hal ini diungkapkan Wagub Nae Soi saat membuka dengan resmi rangkaian kegiatan pekan Konferensi Studi Nasional (KSN) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) tahun 2019 di Millenium Ballroom Kota Kupang pada Rabu (18/9/2019).
Josef Nai Soi mengatakan, pemerintah dan masyarakat NTT memberikan apresiasi kepada PMKRI yang telah mengambil Provinsi NTT khususnya Kota Kupang sebagai lokasi pelaksanaan pekan studi nasional PMKRI kali ini.
“Mewakili Pemerintah Provinsi NTT kami ucapkan selamat datang bagi seluruh delegasi PMKRI. Selamat datang di Kota Kupang, Kota Kasih dan Nusa Tinggi Toleransi,” ujar alumni PMKRI tersebut.
Ia mengatakan bahwa tema yang diangkat oleh PMKRI dalam agenda KSN sangat tepat sesuai dengan situasi bangsa dan negara saat ini.
Di Tengah situasi bangsa saat ini, katanya, PMKRI melakukan terobosan dengan melakukan refleksi kritis dengan berbagai kajian dari segala bidang keilmuannya.
“Sebagai mahasiswa, KSN adalah hal baik, karena kita perlu memberikan respon gagasan untuk memajukan nusa dan bangsa,” tegas Nai Soi.
Di NTT, jelas Nae Soi, pemerintah sedang berupaya menekan angka kasus pelanggaran HAM dan persoalan lainnya yang juga sejalan dengan apa yang menjadi konsen pergerakan PMKRI.
“Pemerintah Provinsi NTT juga butuh pemikiran dan gagasan para pemuda untuk berkolaborasi tentunya untuk tujuan baik demi yang kita impikan yaki bonum commune,” katanya.
Sementara itu, Ketua Presidium PP PMKRI, Juventus Prima Yoris Kago dalam sambutannya menegaskan, acara tersebut digelar sebagai respon PMKRI terhadap situasi nasional.
Sebagai organisasi pergerakan, ungkap Juventus, PMKRI sebagai organisasi pengkaderan dan perjuangan menyadari perlu melakukan refleksi kritis untuk memberikan sumbangan gagasan demi kemajuan nusa dan bangsa.
“PMKRI dalam agenda nasional menyoroti tiga persoalan yang menjadi konsen pergerakan dan refleksi kritis yakni persoalan HAM, ekologi, dan persatuan Indonesia,” ungkap Juventus.
Dari ketiga isu penting yang menjadi fokus pergerakan dan perjuangan PMKRI, lanjutnya, dalam KSN kali ini memfokuskan pada dua isu dan persoalan utama yang harus dipercahakan bersama yakni Ekologi dan HAM.
“Kita lihat berbagai problem bangsa yang terjadi hari ini seperti, kebakaran hutan yang dari tahun ke tahun semakin tidak terkontrol, kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang belum diselesaikan secara serius, maka kami perlu mempertegasnya agar kita tidak menjadi bangsa pelupa,” katanya.