Gubernur Jawa Tengah Senang Orang Jawa di Kota Kupang Ceria dan Rukun
Pejabat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku bahagia melihat orang Jawa Tengah yang menetap di Kota Kupang sangat rukun dan ceria.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pejabat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku bahagia melihat orang Jawa Tengah yang menetap di Kota Kupang sangat rukun dan ceria.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam tele conference dalam malam puncak pentas seni budaya Perayaan Grebeg Suro 2019 M/1953 Tahun Jawa di Halaman Kantor Wali Kota Kupang, Sabtu (14/9/2019).
Ganjar meminta maaf lantaran tak berkesempatan hadir dalam pentas seni tersebut.
• Saut Situmorang Berharap Semua Pihak Duduk Bersama Membahas Masa Depan KPK
"Saya meminta maaf karena tidak bisa hadir saat ini, semoga pada kesempatan berikutnya Saya dapat hadir di Kota Kupang untuk bersama-sama merayakan Malam Puncak Pentas Seni Budaya Perayaan Grebeg Suro," ucapnya.
Orang nomor satu di Jawa Tengah ini juga mengatakan, ia akan mengenakan baju adat NTT setiap hari Kamis minggu keempat sebagai langkah nyata untuk menjaga warisan budaya di Indonesia.
• Bobby Sebut Sistem Delivery Order Online Tanpa Birokrasi yang Rumit
Ia berpesan, masyarakat berkomitmen untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan menjaga NKRI. "Kalau ada masyarakat Jawa Tengah yang tidak pas dengan adat di NTT mohon diingatkan, begitupun masyarakat Kupang yang ada disini" ujarnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Kupang, Herman Man menegaskan, seluruh warga Kota Kupang dan Pemerintah Kota Kupang menyambut baik acara Grebeg Suro Tahun 2019.
"Acara ini akan memberi warna kebhinnekaan dan membangkitkan semangat kebangsaan. Waktu bangsa ini merdeka, kita tidak ikut berperang, kita lahir Negara, Bangsa, dan Bahasa Indonesia sudah ada," ungkapnya.
Menurutnya, tantangan kedepan adalah bagaimana supaya Bangsa dan Negara ini tetap satu."Kita bersyukur bahwa masyarakat Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, sekarang sudah berada di Kota Kupang menjadi warga Kota Kupang bahkan memiliki KTP Kota Kupang. Itu hebat," tegasnya.
Orang Jawa Tengah memberi warna pembangunan ekonomi di Kota Kupang, baik yang bergerak di bidang kuliner, mebel, batik, dan lain-lain.
"Saudara menjunjung tinggi dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Kita menghargai kerukunan di Kota Kupang. Sejarah di kota ini dibangun dari keberbagaian suku, agama dan bahasa. Bahasa Kupang terdiri dari campuran Bahasa Indonesia, Belanda, Portugis, Timor, Rote dan Sabu," puji Herman.
Ia juga mengajak K2S Kota Kupang pada bulan April, di Hari Ulang Tahun Kota Kupang untuk menampilkan seni budaya yang ada di Jawa dalam pekan budaya. "Mari kita semua memperkuat persatuan dan kerukunan serta saling menghormati, saling toleransi, saling bersilaturahmi, saling kerjasama dan saling menolong," ajaknya.
Dalam Laporan Panitia yang dibacakan oleh Ketua Panitia, Soponyono, mengatakan bahwa Grebeg Suro adalah tradisi kultural masyarakat Jawa dan wujud pesta rakyat.
Acara ini direncanakan sebagai agenda tahunan Kontak Kerukunan Sosial (K2S) Kota Kupang, yang dirayakan setiap tanggal 1 Muharram atau tanggal 1 Tahun Jawa.
"Tujuan diadakan Grebeg Suro adalah untuk melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya Jawa serta budaya lokal dan saling mempererat antar etnis yang ada di Kota Kupang dan memperkenalkan Grebeg Suro dan budaya tradisional lainnya untuk mendukung destinasi wisata di Kota Kupang", jelas Soponyono.