Seminar Nasional Dana Desa Saat Pesta Emas PMKRI Cabang Ruteng Santu Agustinus

Sedangkan dari Kemendesa akan membahas sub tema Dana Desa dan Pengentasan Kemiskinan'.

Penulis: Aris Ninu | Editor: Rosalina Woso
PMKRI RUTENG/DOK
Baliho seminar nasional di Aula MCC Ruteng sedang dipasang anggota PMKRI Ruteng. 

Seminar Nasional Dana Desa Saat Pesta Emas PMKRI Cabang Ruteng Santu Agustinus

POS-KUPANG.COM|RUTENG--Hari ini, Jumat (13/9/2019) pagi Ruteng, PMKRI Cabang Ruteng Santu Agustinus yang memasuki usia ke-50 tahun pada 14 September 2019 mengadakan seminar nasional.

Dalam seminar nasional, panitia pesta emas mengusung tema 'Pengelolaan Dana Desa yang Efektif dan Efisien Menuju Desa Sejahtera'. Seminar nasional diadakan di Aula Manggarai Convention Center (MCC) Ruteng.

Hadir dalam seminar tersebut dua narasumber yakni Budi Santoso, Direktorat Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan Suhandani, Kasubdit Kerjasama dan Kemitraan Masyarakat Desa, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa (Kemendesa).

Narasumber dari KPK akan mengupas sub tema 'Langkah Preventif Pencegahan Korupsi'. Sedangkan dari Kemendesa akan membahas sub tema Dana Desa dan Pengentasan Kemiskinan'.

Peserta seminar meliputi para kepala desa, kepala dinas pemberdayaan masyarakat desa, dan bupati dari Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur. Seminar tersebut juga terbuka untuk kalangan kampus dan masyarakat umum yang peduli dengan pembangunan desa.

Seminar tersebut merupakan salah satu kontribusi PMKRI Cabang Ruteng untuk turut serta membangun NTT terutama tiga kabupaten di wilayah Manggarai Raya.

Diharapkan, seminar tersebut dapat menginspirasi para pelaku dan pemerhati desa agar bisa mengentas kemiskinan NTT terutama tiga kabupaten se-Manggarai Raya mulai dari desa-desa.

“Ini merupakan kontribusi gagasan PMKRI Ruteng di usia yang ke-50 tahun. Agar dana desa bisa bermanfaat untuk mengentas kemiskinan di NTT, terutama di Manggarai Raya,” ujar Ketua Presidium PMKRI Cabang Ruteng Ignasius Padur.

Mengacu pada data BPS tahun 2019, NTT merupakan propinsi termiskin ketiga di Indonesia. Predikat miskin ini masih melekat pada propinsi tersebut sejak berdirinya tahun 1958 lalu hingga saat ini.

Masih berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa lokus rawan kemiskinan di NTT ada di wilayah pedesaan yakni 24,65%. Sedangkan di wilayah perkotaan sebesar 9,09%. Hal itu menunjukkan adanya disparitas yang jauh antara desa dan kota.

Ini sebuah ironi yang mesti diurai. Kemiskinan masih menggerogoti wilayah pedesaan meskipun sudah beberapa tahun ini pemerintah pusat menggelontorkan dana desa dengan jumlah yang signifikan.

"Ada yang perlu dibenahi agar dana desa efektif mengentas kemiskinan NTT mulai dari desa-desa," ujarnya.

Kehadiran utusan Kemendesa diharapkan bisa membantu para kepala desa untuk lebih inovatif dan kreatif mengelola anggaran agar berdampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan.

Di sisi lain, kehadiran dana desa yang besar tidak luput dari praktek-praktek korupsi. Tak sedikit penggunaan dana desa yang disinyalir menyimpang oleh warganya. Bahkan tak sedikit pula kepala desa yang harus dipenjara karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved