PUPR NTT Yakin Tuntaskan Jalan Provinsi Dalam Tiga Tahun
pengerjaan konstruksi jalan yang rencananya di-breakdown kedalam tiga tahun penganggaran ini akan dilaksanakan secara bertahap.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
PUPR NTT Yakin Tuntaskan Jalan Provinsi Dalam Tiga Tahun
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi NTT meyakini akan menyelesaikan pengerjaan perbaikan ruas jalan provinsi sebagaimana yang ditargetkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor - Josef dalam waktu tiga tahun.
Namun pengerjaan konstruksi jalan yang rencananya di-breakdown kedalam tiga tahun penganggaran ini akan dilaksanakan secara bertahap.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR Provinsi NTT Ir Maksi YE Nenabu MT kepada POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Selasa (10/9/2019).
"Tahun ini kan hampir 100 an kilo kita kerjakan, tetapi target untuk menuntaskan itu kan mulai tahun 2020 nanti," ungkap Maksi.
Ia menjelaskan, dari 2.650 km total panjang jalan provinsi, sepanjang 819,51 km jalannya masuk dalam kategori tidak mantab atau rusak berat dan ringan per tahun 2018. Hingga tahun anggaran 2019, PUPR sedang mengintervensi sepanjang 186,9 km yang tersebar di beberapa kabupaten.
"Total tidak mantap itu sekitar 800 an (km) lebih tetapi kalau kita intervensi sampai tahun ini maka tinggal 633 km yang akan kita breakdown dalam dua tiga tahun," katanya.
Perencanaan intervensi untuk tiga tahun mendatang dijelaskannya bisa menggunakan dua alternatif yakni dikerjakan bertahap, selama dua tahun atau selama tiga tahun.
Alternatif pertama, pengerjaan dilaksanakan dalam tiga tahun yakni tahun 2020 sepanjang 292 km, tahun 2021 sepanjang 292 km dan 2022 sepanjang 38 km.
Namun jika kondisi keuangan memungkinkan maka bisa diselesaikan pada tahun 2020 sepanjang 292 km dan pada 2021 diselesaikan sisanya.
Namun demikian, Maksi menjelaskan, pekerjaan jalan yang dimaksudkan ini dilaksanakan dengan penanganan sistem GO+.
"Penanganan sistemnya GOplus tanpa aspal dulu, tetapi modelnya semi beton, dikasih semen dan aditif. Namanya lapis pondasi tanah semen komposit plus aditif ," jelas Maksi.
Ia menjelaskan, dengan konstruksi ini, pihaknya meyakini ada penghematan terhadap pembiayaan hingga 30 persen dari konstruksi konvensional yang biasanya dikerjakan.
Jika biasanya dalam pengerjaan jalan konvensional menggunakan konstruksi yang terdiri dari lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas kemudian aspal, maka dalam konstruksi Goplus ini, pengerjaan tidak lagi menggunakan lapis pondasi atas (agregat). Meski demikian, kekuatan konstruksi ini sama dengan konstruksi konvensional yang biasa dilakukan.
"Dengan konstruksi yang saya pilih ini kita ada penghematan, ada efisiensi karena tidak perlu agregat A, tapi kekuatan setara agregat," ujar Maksi.