SADIS! Tolak Cerai dengan Isteri, Ayah Bantai 4 Anaknya hingga Tewas

Seorang ayah nekad gantung 4 anaknya hingga tewas cuma gara-gara menolak cerai dengan isterinya.

Editor: Adiana Ahmad
Mirror.co.uk
Ayah pembunuh empat anak kandung 

2. Tidak ada tanda kekerasan

Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, awalnya seorang warga menyampaikan informasi mengenai Eko tewas tertusuk pisaudi depan rumahnya, saat kedua orangtuanya berada di tempat yang sama.

"Kami langsung meluncur ke lokasi, berusaha mencari informasi terkait dengan tewasnya korban," kata Timbul pada Kompas.com saat berada di kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya Sabtu (31/8/2019).

Namun, saat tiba di lokasi, polisi tidak menemukan tidak adanya tanda kekerasan, atau bekas bercak darah seperti informasikan yang diterima.

Meski begitu polisi tetap mencari informasi warga sekitar lokasi, hingga ke Rumah Sakit Kelampangan.

• Minta Bagi Harta Gono Gini, Wanita Surabaya Indonesia Hilang di Australia, Dibunuh Suaminya?

3. Kecurigaan Polisi

Merasa ada keanehan pada kematian korban, lanjut Timbul, jajaran kepolisian Polres Palangkaraya langsung meminta pihak keluarga untuk membawa korban ke kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya, agar bisa dilakukan visum dan autopsi.

Eko, Siswa SMP di Palangkaraya tewas dibunuh ayah kandung
Eko, Siswa SMP di Palangkaraya tewas dibunuh ayah kandung (TribunMataram Kolase/ Kompas.com Kontributor Palangkaraya, Kurnia Tarigan)

Eko, Siswa SMP di Palangkaraya tewas dibunuh ayah kandung (TribunMataram Kolase/ Kompas.com Kontributor Palangkaraya, Kurnia Tarigan)

Mengutip Kompas.com, upaya Polisi untuk membawa korban untuk divisum sempat ditolak oleh pihak keluarga.

Berbagai upaya penjelasan demi kepentingan proses hukum, akhirnya pihak keluarga mengizinkan korban untuk divisum dan autopsi.

"Berdasarkan hasil visum, ditemukan ada luka robek pada bagian dada sebelah kiri korban, diduga berasal dari tusukan benda tajam," jelas Timbul. 

4. Polisi tangkap Mardi

Hasil penelusuran kepolisian pun membuahkan hasil.

Jajaran kepolisian Polres Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Minggu (1/9/2019) menangkap Mardi (45) pedagang sayur yang selama ini berjualan di Pasar Subuh Palangkaraya. 

Melansir Banjarmasin.co.id, Mardi warga Jalan Manunggal Gang Kenanga I Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sabangau ini ditangkap, karena diduga membunuh putranya sendiri Eko Saputra (15) dengan sebilah pisau ke tubuhnya, hingga menembus jantung.

Timbul mengungkapkan, pihaknya mengamankan orang tua korban bernama Mardi (45), karena diduga kuat sebagai pembunuh anaknya sendiri (ES) setelah mendalami kematian korban yang mengalami luka tusuk didadanya akibat sebilah pisau.

"Awalnya saat kejadian, Sabtu (31/8/2019) orang tua korban mengaku anaknya meninggal karena terjatuh tetapi kami melihat kejanggalan dalam kematian tersebut , jika akibat terjatuh, sehingga kami lakukan pendalaman dan akhirnya menyimpulkan anak tersebut tewas akibat dibunuh oleh bapak kandungnya sendiri," ujar Kapolres Palangkaraya ini. 

Mardi, ayah pembunuh anak kandung di Palangkaraya diamankan polisi
Mardi, ayah pembunuh anak kandung di Palangkaraya diamankan polisi (Tribun Kalteng.com/Fathurahman)

Mardi, ayah pembunuh anak kandung di Palangkaraya diamankan polisi (Tribun Kalteng.com/Fathurahman)
Pelaku Mardi (45) diamankan polisi karena diduga membunuh anak kandungnya sendiri (Tribun Kalteng.com/Fathurahman)

5. Keluarga tutupi peristiwa ini

Timbul RK Siregar mengatakan sempat terjadi kesepakatan antara Mardi (45) dengan keluarganya untuk menutupi kasus tewasnya Eko (15).

Termasuk menutupi kejadian itu dari polisi.

Diketahui Eko tewas karena sengaja dilempar pisau oleh Mardi.

“Berdasarkan hasil otopsi serta keterangan dari adik korban, akhirnya ayah korban mengakui semua perbuatannya telah menusuk korban hingga tewas," ujar Timbul pada Kompas.com saat pengungkapan kasus di Mapolres Palangkaraya Minggu (1/9/2019).

Kasus itu ditutupi dengan menolak permintaan polisi untuk melakukan otopsi terhadap jenazah korban.

Namun, setelah dibujuk, keluarga akhirnya mau melakukan otopsi.

6. Penyesalan Mardi

Timbul mengatakan, adik korban melihat ayahnya menusuk korban menggunakan pisau yang sedang digunakan untuk mengupas jagung.

Namun, ayah korban tetap menyanggah bahwa telah menusuk korban dengan sengaja.

Mardi mengaku melemparkan pisau itu dan kebetulan mengenai dada korban.

Ayah korban mengaku kesal dengan korban karena tidak mau mengalah dengan adiknya yang meminta jajanan milik korban.

Sehingga saat korban dan adiknya berkelahi, ayah korban langsung melemparkan pisau yang sedang digunakannya untuk mengupas jagung tepat pada bagian dada kiri korban.

“Saya lempar bukan saya tusuk,” kata Mardi.

Mardi mengatakan, tidak ada niatan untuk membunuh Eko.

Diakui Mardi, ia menyesal seumur hidup telah menghilangkan nyawa korbvan.

Mardi pun harus ditetapkan oleh polisi dengan status tersangka pembunuhan sang anak.

Ia kini ditahan di Mapolsek Palangkaraya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pelaku mendapatkan ancaman hukuman dua puluh tahun penjara.(*)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved