Modal 100 Ribu Istri Ini Bayar Pembunuh Bayaran Murah Habisi Suami, Sebut Tak Menyesal Sambil Senyum
Modal 100 Ribu Istri Ini Bayar Pembunuh Bayaran Murah Habisi Suami, Sebut Tak Menyesal Sambil Senyum.
Modal 100 Ribu Istri Ini Bayar Pembunuh Bayaran Murah Habisi Suami, Sebut Tak Menyesal Sambil Senyum.
POS-KUPANG.COM - Modal 100 Ribu Istri Ini Bayar Pembunuh Bayaran Murah Habisi Suami, Sebut Tak Menyesal Sambil Senyum
Sinde Silitonga(45), seorang wanita di Kabupaten Siak, Riau, membayar dua orang pemuda untuk membunuh suaminya, Marison Simaremare (47).
Sinde Silitonga diangkap Polsek Siak, Minggu (1/9/2019), di Lipat Kain, Kabupaten Kampar, Riau.
"Keberadaannya sudah di mapolres Siak, sekarang masih dalam pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Siak AKP M Faizal Ramzani kepada Tribunsiak.com, Senin (2/8/2019).
• Simak Kata Kevin Van Kippersluis soal Dukungan Bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Bandung
• Bukan Sosok R Tapi Pria Inisial LN yang Jadi Kekasih Luna Maya, Maia Estianty & Raffi Ahmad Ucap Ini
• OMK Paroki St. Paulus Jerebuu Adakan Youth Day di Kampung Adat Bena, Simak Kegiatannya
Hasil pemeriksaan sementara, Sinde Silitonga mengakui memberi upah masing-masing Rp 50 ribu kepada dua orang yang disuruhnya untuk membunuh suaminya.
"Awalnya memang tidak diketahui kedua pelaku dibayar. Ternyata informasi terbarunya kedua pelaku dibayar Rp 100 ribu berdua," kata M Faizal Ramzani.
Tim Opsnal Sat Reskrim yang membatu Unit Reskrim Polsek Sungai Apit kemudian berhasil mengamankan pelaku pertama atas nama Roberto Manulang.
"Setelah dilakukan penangkapan terhadap satu pelaku, kemudian dilakukan interogasi, pelaku mengakui perbuatannya yakni melakukan penganiayaan terhadap korban yakni Marison Simaremare," kata M Faizal Rammzani.
Roberto Manulang lantas mengakui bahwa ia melakukan perbuatan tersebut bersama rekannya yang bernama Linus Harefa.
Diwartakan Kompas.com, pelaku Sinde Silitonga mengaku tak menyesal telah membunuh suaminya.
Hal itu ia lakukan, karena sudah terlalu sakit hati.
"Gimanalah ya, nggak ada penyesalanku. Udah terlalu banyak sakit hatiku. Udah banyak kali. Minum makan sekali dua minggu jadi masalah juga. Dia hantam terus. Dia pernah mau ditumbuknya aku, tapi aku mengelak, tangannya kena dinding," ungkap Sinde Silitonga dalam konferensi pers Polres Siak, Rabu (4/9/2019).
Petugas medis Puskesmas Sungai Apit berupaya memberikan pertolongan kepada korban penganiayaan sebelum korban meninggal Sabtu (31/8/2019) pagi.
Sinde Silitonga mengatakan, korban merupakan suami keduanya. Sedangkan suami yang pertamanya sudah meninggal dunia.
"Aku baru dua tahun menikah sama dia (Marison Simaremare). Dia ini sudah punya anak enam. Yang paling kecil umurnya empat tahun. Kadang gara-gara anak dia, kami juga bertengkar," kata Sinde Silitonga.
Sinde Silitonga juga mengaku menyuruh dua pemuda bukan untuk membunuh suaminya, tetapi hanya menganiaya.
"Awalnya cuma ingin melumpuhkan supaya dia tidak bisa berjalan lagi. Karena waktu itu gelap, orang yang saya suruh ini tidak melihat bagian tubuh (korban) mana yang dipukul," ujarnya.
Wakapolres Siak Kompol Abdullah Hariri, yang memimpin konferensi pers, mengatakan, ketiga pelaku melakukan penganiayaan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Ketiga pelaku, Sinde Silitonga, Roberto Manulang, danLinus Harefa sudah kita tetapkan sebagai tersangka.
"Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis," ungkap Hariri pada wartawan, Rabu (4/9/2019).
Hariri melanjutkan, tersangka Roberto Manulang dan Linus Harefa dijerat dengan Pasal Pasal 353 KUPidana ayat (3) atau Pasal 351 KUPidana ayat (3) dan Pasal 365 KHUPidana.
Sedangkan istri korban, Sinde Silitonga, dijerat Pasal 353 KUPidana ayat (3) atau Pasal 351 KUPidana ayat (3) dan Pasal 365 KHUPidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke 2 KUPidana.
Profi Aulia Kesuma, Istri Muda Yang Tega Bakar Suami Pupung Sadili dan Anak Tiri Demi Lunasi Hutang Bank
Masih seputar Pembunuhan sadis dilakukan IIstri Muda Aulia Kesuma alias AK di Sukabumi, Jawa Barat.
Dirinya tega membunuh dan membakar jasad suami Pupung Sadili dan Anak Tiri M Adi Pradana alias Dana demi harta.
Sosok Aulia Kesuma bahkan melibatkan keluarga dan empat pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa sang suami yang dikenal kaya raya itu.
Update terakhir, Aulia Kesuma telah ditetapkan tersangka dalam kasus pembunuhan berencana.
Pelaku lainnya sedang dalam pencarian dan pengejaran.
Usai kasus tersebut, banyak yang penasaran mencari tahu tentang siapa sebenarnya sosok istri kedua itu?
Dikutip dari artikel Tribun Wow yang berjudul "Sosok Aulia Kesuma, Istri Muda yang Sewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Suami dan Anak Tirinya", berikut ini biodata Aulia Kusuma.
Diketahui, Aulia Kusuma memiliki sebuah akun Facebook dengan nama akun Aulia Mei Nie.
Dalam foto profil di Facebooknya tersebut tampak sosok Aulia Kusuma tersenyum dengan mengenakan busana berwarna merah muda.
Terlihat pula foto Aulia Kusuma bersama Pupung Sadili serta seorang balita perempuan yang diduga merupakan anak mereka.
Aulia Kusuma bersama Pupung Sadili memang memiliki seorang anak perempuan yang lahir pada tahun 2015.
Dari informasi di akun Facebook Aulia Kusuma tertulis bahwa dirinya merupakan mahasiswi lulusan dari Saint Mary's College, Jakarta.
Aulia Kusuma merupakan lulusan dari jurusan sekretaris di universitas tersebut.
Dari laman Facebook tersebut diketahui pula bahwa dirinya bekerja di PT Bangun Energy Resources.
PT Bangun Energy Resources adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan energi.
Aulia Kusuma bekerja sebagai koodinator keuangan sejak tahun 2011.
Selain itu, tertulis pula informasi di Facebook bahwa Aulia Kusuma resmi menikah dengan Pupung pada pada 5 Juni 2011 lalu.
Meski begitu, belum diketahui dengan pasti kebenaran dari informasi yang tertera di dalam akun Facebook Aulia Kusuma tersebut.
Skenario Aulia Kusuma Habisi Nyawa Suami dan Anak Tirinya
Sebuah skenario pembunuhan berencana dibuat sangat rapi dan tersusun oleh seorang istri muda yang bernama Aulia Kusuma alias AK.
Aulia Kusuma diberitakan menghabisi nyawa suami dan anak tirinya sendiri yakni Edi Chandra (54) dan M Adi Pradana alias Dana (23).
Skenario pembunuhan berencana oleh Aulia Kusuma ini melibatkan pembunuh bayaran berinisial S dan A dan berakhir keji dengan membakar mobil berisi jenazah korban hingga menjadi arang.
Pembakaran mobil berisi dua jenazah tersebut merupakan cara menutupi aksi keji dirinya sehingga orang akan beranggapan korban tewas akibat kecelakaan dan kebakaran.
Namun, harapan Aulia Kusuma untuk menyembunyikan aksi kejinya seakan pupus kala pihak kepolisian berhasil mengungkap skenario sesungguhnya di balik mobil terbakar yang berisi dua jenazah tersebut.
Berikut kronologi pembunuhan berencana oleh Aulia Kusuma selengkapnya:
• Sadar Dari Koma, Maria Regina Ano Menangis Cari Si Kembar, Siapakah Pembunuh Anak Kembar di Kupang?
• Doktor Termuda Indonesia Bagikan Tips Belajar Bagi Siswa SMAK Giovanni Kupang, Simak YUK
1. Anak Tiri Diberi Minuman Keras
Elvira bersama Dana, Pria yang Jasadnya Dibakar Dalam Mobil Oleh Ibu Tirinya (Instagram/kompas.com)
Bukan hanya melibatkan dirinya dan pembunuh bayaran, Aulia Kusuma juga melibatkan anak kandungnya sendiri yang berinisial K.
K terlibat dalam skenario menghabisi nyawa anak tirinya, M Adi Pradana (23) alias Dana.
Mulanya, K mencekoki minuman keras kepada Dana hingga ia mabuk dan tidak sadar.
Dalam kondisi inilah, K lantas membekap saudara tirinya tersebut hingga kehabisan nafas dan meninggal dunia.
Hal ini sampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Selasa (27/8/2019).
"Istri korban (AK) menyuruh anaknya si K itu untuk memberi minuman keras kepada korban dengan inisial D. Akhirnya D mabuk dan enggak sadar, kemudian dibekap," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).
Argo turut menambahkan bahwa aksi keji K ia lakukan atas perintah ibunya, Aulia Kusuma.
2. Suami Diracun hingga Tak Berdaya
Skenario Lengkap Aulia Kusuma Habisi Nyawa Suami & Anak Tirinya, Diracun hingga Dipanggang di Mobil (Facebook)
Sementara itu, skenario pembunuhan berbeda dirancang untuk menghabisi nyawa suaminya, Edi Chandra (54).
Disinilah, Aulia Kusuma meminta bantuan pembunuh bayaran untuk melancarkan rencannya.
Pembunh bayaran, A dan S disuruh memberikan minuman yang telah dibubuhi racun hingga membuat korban meninggal.
"Tersangka A dan S ini memberikan racun kepada korban (Edi) di minunan dengan harapan langsung meninggal. Setelah dia lemas dicek enggak gerak," ujar Argo.
3. Perjelanan ke Sukabumi dengan Dua Jenazah
AK dan mobil yang senghaja dibakar berisi jasad suami dan anak tirinya (Kompas.com)
Setelah sukses melakukan aksi kejinya, kedua korban lantas diangkut menggunakan mobil ke kawasan Sukabumi.
Keempat eksekutor lantas meletakkan korban di sekitar SPBU Cirende.
Pada Minggu (25/8/2019) sekira pukul 07.00 WIB, Aulia Kusuma dan anaknya K (18) mengambil mobil yang berisi dua jenazah dan membawa jenazah ke Cidahu, Sukabumi.
Dari dekat lokasi tersebut, Aulia Kusuma membeli bensin dan menyerahkan kepada K untuk membakar mobil tersebut.
"Setelah sampai di Gunung Cidahu, Sukabumi, kemudian mayat dua orang itu dibakar oleh tersangka K," ungkap Argo.
Kedua jenazah itu terlihat sejumlah warga setelah api yang membakar minibus Toyota Calya berpelat nomor B 2983 SZH itu mengecil.
Dari hasil analisis polisi, kedua jenazah itu merupakan korban pembunuhan yang dilakukan beberapa hari sebelumnya.
Senin malam kemarin, polisi menangkap Aulia Kusuma di Jakarta.
4. Alasan DIbalik Pembunuhan Berencana: Sengketa Penjualan Rumah
Suami yang DIbakar Istri Muda Pendiri Komunitas Bumi Datar, Foto Mesra Anak Sama Pacar Jadi Firasat (kolase)
Pembunuhan tersebut berawal dari sengketa penjualan rumah.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, AK berencana menjual rumah di kawasan Lebak Bulu, Jakarta Selatan.
Namun rencana tersebut ditolak oleh Edi, suaminya.
Edi juga mengancam akan membunuh AK jika rumah di Lebak Bulus tersebut tetap dijual.
AK kemudian meminta bantuan suami mantan asisten rumah tangga untuk mencari pembunuh bayaran, yang kemudian menghubungkannya dengan S dan A yang ada di Lampung.
AK dan mobil yang senghaja dibakar berisi jasad suami dan anak tirinya. (kompas.com)
Hanya Dibayar Rp 8 Juta
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, AK awalnya menjanjikan uang Rp 500 juta kepada dua pembunuh bayaran berinisial S dan A.
"Dia (AK) menjanjikan uang senilai Rp 500 juta. Setelah melakukan kegiatan (pembunuhan), A dan S disuruh pulang ke Lampung dan diberi uang Rp 8 juta," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).
5. Pembunuh Bayaran, A dan S akhirnya Ditangkap di Lampung.
Kombes M Barly Ramadhany membenarkan penangkapan dua eksekutor yang membunuh ayah dan anak, Edi Chandra dan Adi Pradana.
Penangkapan dilakukan bersama Tim Unit Jatanra Polda Metro Jaya.
Suami yang DIbakar Istri Muda Pendiri Komunitas Bumi Datar, Foto Mesra Anak Sama Pacar Jadi Firasat (kolase)
Kedua pelaku ditangkap secara terpisah di rumah mereka masing-masing.
Kedua eksekutor itu yakni Kumawanto Agus (24), warga Bina Karya Sakti, Kecamatan Putra Rumbia, Lampung Tengah, dan Muhammad Nur Sahid Sugeng (24), warga Bina Karya Sakti, Kecamatan Putra Rumbia, Lampung Tengah.
Fantastis! Nilai Utang Aulia Kesuma di Bank, Nekat Bunuh/Bakar Pupung Sadili Suaminya dan Anak Tiri
Fantastis, lihat nilai utang Aulia Kesuma di bank sehingga nekat bunuh/bakar Pupung Sadili suaminya dan Dana anak tiri.
Berawal dari terjerat utang, Aulia Kesuma kemudian ingin menjual rumah, namun sang suami melarang dan diancam dibunuh.
Namun, sebaliknya, dia malah memerintahkan pembunuhan agar bisa mendapatkan rumah tersebut.
Entah apa yang ada dalam pikiran Aulia Kesuma sehingga mendalangi pembunuhan dan pembakaran M Adi Pradana alias Dana dan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili.
Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, Aulia Kesuma (35) menyewa 4 pembunuh bayaran untuk membunuh suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54), dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23).
AKBP Nasriadi menjelaskan, awalnya 2 korban diculik dan dilumpuhkan di rumah mereka di Lebak Bulus, Jakarta Selatan oleh para eksekutor.
"Motifnya adalah tersangka AK ( Aulia Kesuma ) menyewa 4 eksekutor untuk membunuh suaminya Edi Candra dan anak tirinya Dana karena masalah rumah tangga dan utang piutang," ujar dia, saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Senin (26/8/2019) malam.
Setelah dieksekusi, kedua jenazah disimpan di dalam mobil lalu di parkir di SPBU Cireundeu, Jakarta.
Kemudian Minggu (25/8/2019) pukul 07.00 Aulia Kesuma dan anaknya KV mengambil mobil yang sudah berisikan mayat menuju Cidahu.
Sebelum ke TKP, Aulia Kesuma sempat membeli satu botol bensin lalu menyerahkan ke KV untuk membakar mobil tersebut.
Diberitakan sebelumnya, warga dikagetkan dengan 2 jenazah dalam mobil terbakar di pinggir jalan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).
Sebelum api melumat habis mobil tersebut, warga sudah melaporkan langsung peristiwa ini ke Polsek Cidahu.
Selang beberapa saat kemudian, sejumlah anggota Polsek Cidahu datang dan mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dari hasil analisis polisi, kedua jasad ini diduga merupakan korban pembunuhan yang dilakukan beberapa hari lalu.
Hal ini terindikasi dari kondisi mayat yang sudah mengalami pembusukan. "Kedua jasad sudah berada di dalam mobil lalu mobilnya dibakar pelaku untuk menghilangkan jejak," tutur AKBP Nasriadi.
Dari hasil penyelidikan, polisi menangkap Aulia Kesuma, istri dari Edi yang merupakan otak pelaku pembunuhan.
Aulia Kesuma ditangkap di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Selain itu satu orang diduga pelaku, KV masih dirawat di RS Pertamina Jakarta.
Rp 500 Juta untuk Pembunuh Bayaran
Pelaku Aulia Kesuma menyewa 4 pembunuh bayaran untuk mengeksekusi suami dan anak tirinya.
Para eksekutor tersebut dibayar Rp 500 juta atau setengah miliar.
"(Bayar) Rp 500 juta," kata AKBP Nasriadi.
Namun, Aulia Kesuma ternyata belum membayar lunas para eksekutor, baru seperempat bayaran diberikan kepada 4 eksekutor.
Dari mana Aulia Kesuma mendapatkan uang senilai itu?
Belum ada konfirmasi dari yang bersangkutan.
Sekadar informasi, namun belum terkonfirmasi, Aulia Kesuma melalui akunnya di Facebook bernama Aulia Mei Nie, menulis informasi pekerjannya di kolom bio.
Dia menulis bekerja sebagai financial coordinator (koodinator keuangan) PT Bangun Energy Resources (bidang perminyakan dan tambang).
Dia menulis pernah mengenyam pendidikan di Saint Mary College.
Utang Rp 10 M
Aulia Kesuma, sang istri muda Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) sekaligus ibu tiri M Adi Pradana alias Dana (23), ternyata punya utang miliaran.
Setiap bulan, Aulia Kesuma harus membayar cicilan Rp 200 juta.
Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi mengatakan, nilai utang Aulia Kesuma mencapai Rp 10 miliar.
"Utangnya di 2 bank. Yang pertama, sebesar Rp 7 miliar ( di Bank Danamon ). Kemudian yang kedua Rp 2,5 miliar ( di BRI ) atas nama dia dan suaminya. Terakhir utang kredit mencapai Rp 500 juta, sehingga total utangnya Rp 10 miliar," kata AKBP Nasriadi, Rabu (28/8/2019).
Uang senilai Rp 10 miliar, lanjut AKBP Nasriadi mengatakan, digunakan Aulia Kesuma untuk membuka usaha.
Namun, usaha tersebut gagal berjalan, sementara utang harus dibayar lunas.
Merasa terdesak melunasi utang Rp 10 miliar, Aulia Kesuma meminta kepada suaminya untuk menjual aset berupa rumah di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Namun, Pupung Sadili menolak menjual rumahnya yang ditaksir senilai Rp 26 miliar.
"Terkait pembunuhan di Lebak Bulus, pada intinya awal kasus ini adalah ada suatu keluarga suami istri, yang memiliki anak masing-masing sebelumnya hidup dalam satu rumah tangga. Kemudian istri inisial AK ( Aulia Kesuma ) ini mempunyai utang, sehingga dia ingin menjual rumah mereka, tapi karena suami ini mempunyai anak, ia tidak setuju. Dia mengatakan ke istrinya, AK, kalau menjual rumah ini kamu akan saya bunuh," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.
Menurut Kombes Argo Yuwono, hal itu diketahui berdasarkan keterangan sementara yang diberikan Aulia Kesuma kepada penyidik.
Aulia Kesuma kemudian meminta bantuan suami mantan pembantunya untuk mendatangkan pembunuh bayaran dari Lampung guna menghabisi nyawa suami dan anaknya.
"Yang bersangkutan ( Aulia Kesuma ) pernah mempunyai pembantu, pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ (di rumahnya). Dia (pembantunya) seorang perempuan dan suami pembantu ini disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung," kata Kombes Argo Yuwono.
Dua pembunuh bayaran berinisial S dan A kemudian datang ke Jakarta.
Keduanya bertemu Aulia Kesuma dalam mobil di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
Aulia Kesuma menjanjikan bayaran Rp 500 juta untuk membunuh suami dan anaknya.
"Akhirnya di dalam mobil, deal (setuju) untuk membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar Rp 500 juta," ujar Kombes Argo Yuwono.
Pupung Sadili dan anaknya, Dana pun dibunuh di rumahnya, di Lebak Bulus.
Kombes Argo Yuwono mengatakan, tersangka Giovanni Kelvin, ponakan Aulia Kesuma, sebelumnya memberikan minuman keras kepada Dana atas perintah sang bibi.
"Istri korban ( Aulia Kesuma ) menyuruh KV ( Giovanni Kelvin ) itu untuk memberi minuman keras kepada korban dengan inisial D. Akhirnya D mabuk dan enggak sadar, kemudian dibekap," kata Kombes Argo Yuwono.
Pupung Sadili dibunuh dengan cara memberikan minuman yang telah diracun oleh dua pembunuh bayaran berinisial S dan A.
"Tersangka A dan S ini memberikan racun kepada korban ( Edi Chandra Purnama ) di minunan dengan harapan langsung meninggal. Setelah dia lemas dicek enggak gerak," ujar Kombes Argo Yuwono.
Selanjutnya, kedua korban dibawa menggunakan mobil ke kawasan Sukabumi.
Setelah sampai di kawasan Gunung Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kemudian mayat 2 orang itu dibakar tersangka Giovanni Kelvin.
Saat ini, sudah ada 4 pelaku ditangkap.
Dua orang di antaranya yakni Aulia Kesuma dan Giovanni Kelvin.
Aulia Kesuma ditangkap di Jakarta oleh Polda Jawa Barat dan sudah dibawa ke Bandung.
Sementara Giovanni Kelvin hingga kini masih menjalani perawatan di RS Pusat Pertamina, Jakarta, karena terkena luka bakar saat berusaha membakar korban yang sudah tak bernyawa di dalam mobil.
Dua tersangka lainnya, yakni S dan A.
Mereka merupakan pembunuh bayaran atas perintah Aulia Kesuma.
Tersangka S dan A ditangkap di Lampung Timur oleh tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Polda Lampung.
Kedua tersangka pembunuh bayaran itu tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (27/8/2019) pukul 19.07 WIB.
Kedua tersangka tiba di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanpa menggunakan alas kaki.
Keduanya ditembak pada bagian kaki akibat melakukan perlawanan saat ditangkap.
Kedua tersangka hanya tertunduk dan memilih diam saat dicecar sejumlah pertanyaan oleh awak media.
Mereka pun langsung dibawa masuk ke ruangan penyidikan guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Secara terpisah, pada Selasa lalu, polisi juga menghadirkan Aulia Kesuma dalam konferensi pers yang dilakukan di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat.
Dalam konpers tersebut, Aulia Kesuma mengaku menyesali perbuatannya.
Tampak Aulia Kesuma yang mengenakan baju tahan itu menutupi wajahnya menggunakan kerudung warna putih.
"Iya menyesal," kata Aulia Kesuma.
Sebelumnya, 2 jenazah ditemukan dalam sebuah mobil yang terbakar di Jalan Cidahu-Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019), sekitar pukul 12.00 WIB.
Kedua jenazah itu terlihat sejumlah warga setelah api yang membakar minibus Toyota Calya berpelat nomor B 2983 SZH itu mengecil.
Dari hasil analisis polisi, kedua jenazah itu merupakan korban pembunuhan yang dilakukan beberapa hari sebelumnya.
Kedua korban kemudian diketahui telah dibunuh oleh empat pembunuh bayaran atas perintah Aulia Kesuma, istri Pupung Sadili. (*)
Artikel ini telah tayang di https://hot.grid.id/read/181844339/jadi-dalang-pembunuhan-seorang-istri-di-riau-cuma-beri-upah-rp-100-ribu-untuk-2-eksekutor-yang-habisi-nyawa-suaminya?page=all