Cerita Pastor Chito Selamatkan Diri Setelah 5 Bulan Disekap di Bawah Tanah dan Dipaksa Membuat Bom

Selama lima bulan pada 2017, para milisi yang berafiliasi dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) menguasai kota Marawi, Filipina

Editor: Agustinus Sape
ALAMY
Pastor Chito yang disekap selama 5 bulan di ruang bawah tanah di Marawi, Filipina Selatan. 

Masjid kemudian bermunculan dan orang-orang yang berganti agama dikenal sebagai orang Moro. Ketika Spanyol menjajah Filipina pada abad ke-16 dan membawa agama Katolik, mereka gagal menguasai Moro.

Sejak saat itu, kebanyakan Muslim di selatan merasa dipojokkan. Wilayah tersebut adalah salah satu yang termiskin di Filipina dan mereka mendesak Manila agar memberikan otonomi.

Seratus ribu orang tetap kehilangan tempat tinggai karena pengepungan Marawi.
Seratus ribu orang tetap kehilangan tempat tinggai karena pengepungan Marawi. (GETTY IMAGES)

Ketika Pastor Chito dikirim ke Marawi 23 tahun lalu, tujuannya adalah membangun dialog antar agama Kristen dan Islam. Sebagian besar orang di kota itu menyambutnya dan rekan-rekannya.

Tetapi beberapa bulan sebelum pengepungan, dia mulai merasa tidak nyaman.

Pada permulaan tahun 2016, dua saudara laki-laki dari suku Maute kembali ke kota asal mereka Butig, selatan Marawi, setelah belajar di Timur Tengah. Mereka mulai menyebarkan Islam militan dan membentuk kelompok beranggotakan 200 orang, yang mulai menyerang pasukan pemerintah di daerah tersebut.

Tahun 2017, serangan semakin mendekati Marawi.

Petempur dari Indonesia dan Malaysia telah menjadi anggota milisi. Pada akhir bulan Mei, kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS, Abu Sayyaf atau "pembawa pedang" mulai terlihat di kota itu.

Masjid Bato tempat Pastor Chito ditahan.
Masjid Bato tempat Pastor Chito ditahan. (GETTY IMAGES)

Pengepungan Marawi siap dilakukan.

Pada tengah hari, Pastor Chito terbangun karena suara tembakan. Tablet, komputer dan telepon genggamnya mulai berbunyi. Dirinya menerima berbagai pesan dari rekan Muslim dan Katolik.

Semuanya mengatakan hal yang sama: "Keluar dari Marawi!"

Tetapi dia malah berdoa. "Saya mengatakan kepada diri saya, 'Saya menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan, jadi saya tidak akan pergi,'" katanya.

Pukul 5.30 sore, kota menjadi sunyi, jalan-jalan kosong, jendela tertutup rapat dan lampu dimatikan. Milisi mengibarkan bendera ISIS di rumah sakit. Pos polisi dibakar.

Para milisi tiba di gerbang Katedral. Ketika Pastor Chito mendekati, dua pria mengangkat senjata.

Di belakang mereka, dia melihat lebih dari 100 orang bersenjata.

Bersama-sama dengan lima rekannya, Chito dipaksa masuk ke sebuah mobil dan disekap di dalamnya semalaman, sementara para milisi mengkhotbahkan Islam versi mereka.

Tong Pacasum
Tong Pasacum ()
Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved